Sedu sedan itu terus merangkul hari-hariku
Benturan menerjang seolah tak
pernah bosan menerpa
Pilu menyayat tersayat menjebakku
Dalam
keniscayaan hidup yang khilaf makna
Kusapa subuh tak lagi berembun
Kucandai matahari pagi tak lagi hangat
Kugoda senja sore tak lagi
temaram
Kucoba tawarkan senyum pada rembulan tak lagi bersambut
Kuharap bintang ajak aku berdansa dengan kelap kelip malam
tetapi tak juga seirama
nada
Jika ,,,
butiran embun tak lagi sejuk
mentari pagi tak hangat lagi
senja tak lagi memerahkan jiwa yang tak berwarna
sementara
bulan pucat pasi dan bintang acuh tak acuh,,,
Siapa lagi yang akan luruh dengan
nada lirihku
Siapa yang akan mengusap-usap kening guratku
Dan,,,
Siapa
yang akan hapus air mata sedu sedanku
Wahai angin,,, bawa beritaku
Wahai
sungai,,, teruskan aliran rintihku padanya
Aku akan tunggu jawabmu
Di muara yang tak
bertepi: "hatiku dan hatimu"
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
(Rajawali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar