Pagi masih berkabut berembun
Sang Ibu tergopoh berbenah jualan
Tertatih sambil gendong jualan dan anak terdekap
Berpacu dengan matahari pagi yang hampir mengintip
Jajakan jualan ala kadar dengan harap
Tuk mencari hidup dengan sesuap
Kesana-kemari berpindah kadang tertangkap Satpol PP
Jalani taqdir walau belum jelas terungkap
Berpeluh meleleh panas disengat mentari
Berteriak serak kadang ditampar caci
Menatap orang lalu lalang dengan tatapan sendu
Haus sekarat dan lapar tak terasa mengganggu
Senja beranjak sirna perlahan pergi
Sang Ibu tersenyum kecut dalam hati
Lihat kantong masih berisi recehan dan lembar ribuan
Hasil jerih payah penghsilan seharian
Siapa yang perduli dengan mereka...?
Yang hidup dengan pahit telan rasa iba
Diacuhkan, digusur bahkan diobarak-abrik tega
Dianggap sebagai sebagai sampah kotoran kota
Wahai para Penguasa...
Lihat perjuangan hidup mereka selalu terlunta
Memendam rasa meradang pilu bermandikan air mata
Bukankah kita juga manusia seperti mereka
Jangan coba nistakan mereka terhina
Rasakanlah pahit getir nafas mereka
Jika engkau, aku dan kamu ingin mulia
Di negri akhirat tempat berkumpul semesta
******* Senandung_peduli
Oleh: mo' Sang TafakuR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar