Tetap disini dan
slalu menyendiri
Bale-bale bambu jadi saksi hidupku yang teramat sepi
Penat tubuhku tersandar dibawah pohon nangka
Bale-bale bambu jadi saksi hidupku yang teramat sepi
Penat tubuhku tersandar dibawah pohon nangka
Haus rasa
dahaga jiwa mendamba cinta
Mata menerawang mendekap kegelapan malam
Sadar ku melayang di lamunan kian tenggelam
Terpampang jelas Indah fatamorgana berhias sejuta warna
Semerbak wangi bunga di hamparan udara
Bintang seakan menjelma di mata
Peri cantik lembut menyapa
Senyum merekah dibarengi tawa
Canda manja lemah menggoda
Di batas limit kelana anganku
Tersentak sesak napasku haru
Dibayangi buram hidup berliku
Tersadar kulemah terbujur kaku
Jerit hati terguncang gemuruh
Gemetar tubuhku basah berpeluh
Sendi yang rapuh tak mungkin dapat mengayuh
Paham kemana perahu cita bisa berlabuh
Di pinggir sungai aku menatap
Kelaut dangkal sepi ombak
Indah permata tak mungkin lagi kuharap
Dalam "Pasrah" biarku terjebak
Mata menerawang mendekap kegelapan malam
Sadar ku melayang di lamunan kian tenggelam
Terpampang jelas Indah fatamorgana berhias sejuta warna
Semerbak wangi bunga di hamparan udara
Bintang seakan menjelma di mata
Peri cantik lembut menyapa
Senyum merekah dibarengi tawa
Canda manja lemah menggoda
Di batas limit kelana anganku
Tersentak sesak napasku haru
Dibayangi buram hidup berliku
Tersadar kulemah terbujur kaku
Jerit hati terguncang gemuruh
Gemetar tubuhku basah berpeluh
Sendi yang rapuh tak mungkin dapat mengayuh
Paham kemana perahu cita bisa berlabuh
Di pinggir sungai aku menatap
Kelaut dangkal sepi ombak
Indah permata tak mungkin lagi kuharap
Dalam "Pasrah" biarku terjebak
******* Oleh: Tolib Sang Penyemai_ciNta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar