Selasa, 15 Mei 2012

BERKAWAN DERITA SELALU

inginku mencita nada-nada pesona
namun yang tertuang malah nada-nada melouna
kupetik lagi..., tapi nada terus merambah ke oktap-oktap pahit getir
meraung menjerit bagai gesekan bambu terjepit

adakah itu getaran dari sisa-sia petaka dahulu? 
atau bisik nertapa mengintai di dinding qalbu?
tiada jawaban... gagu dalam bisu 
kaku dalam paku
senyap dalam kedap

oh..., biarah kubersunyi-sunyi lagi di balik selubung sepi ini
menyucurkan air mata bagai manik-manik putus tali
walau keadaanku seperti lilin yang membakar drinya sendiri
tapi sekurang-kurangnya nestapa ini bisa kumaknai

tiada guna kumenjerit dan iba diri
kalau hanya jadi pelengkap derita di penghujung hari
cukuplah kesah dalam desah ini sebagai saksi bisu
akan pahit getir yang mendera melebihi empedu
hingga menyucurkan air mata seperti lilin kebesaran sumbu

aku dengan derita tak bisa lagi berdamai kawan
ia slalu mencakar dan menghujam tak bisa kulawan
akupun terkulai layu, lalu jatuh berdebam bagai serdadu kalah perang
kembali tertawan derita 
pasrah walau tak rela

******* Oleh: Jay al Afghan 
Sang musafiR_ciNta tertawaN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar