Aku
dan puisiku kini telah lelah menenun waktu
pada hari yang sepi
pada detik-detik yang terpingit
pada malam yang dingin
pada hari yang sepi
pada detik-detik yang terpingit
pada malam yang dingin
dan
pada waktu yang bisu
sementara memori otakku
telah di penuhi berbagai majas perbandingan
yang tak jua aku memahaminya
metafora alegor, personifikasi
antilesis, hiperbola litotes
sinisme, metonomia
alusio dan atau apapun itu jenisnya
berpuisi...
mungkin adalah keinginanku
dan telah menjadi hidupku
meski telah terlalu banyak
kata yang terbuang sia-sia
tapi aku tak mampu menguburnya
karna puisi itu kini telah
menjadi do'a dan harapan-harapanku
sementara memori otakku
telah di penuhi berbagai majas perbandingan
yang tak jua aku memahaminya
metafora alegor, personifikasi
antilesis, hiperbola litotes
sinisme, metonomia
alusio dan atau apapun itu jenisnya
berpuisi...
mungkin adalah keinginanku
dan telah menjadi hidupku
meski telah terlalu banyak
kata yang terbuang sia-sia
tapi aku tak mampu menguburnya
karna puisi itu kini telah
menjadi do'a dan harapan-harapanku
******* Satria Elang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar