kuhabiskan waktu merenung tentang rindumu sayup-sayup
jendela kamarku kejutkan aku tersadar lamunan
mulailah penaku berjoget dengan jantung berdetak meletup
sungguh akupun rindu pada seseorang seperti rindumu tertahan menahun
rindumu seindah lembayung sore memerah terkisah
dengarkanlah getaran rindumu hadir merekah
saat rerumputan tersipu diterpa sang bayu merana
dan saat burung camar kembali pulang dengan hati hampa terdera
senja itu ingatkan rindumu tentunya meredam
sangat temaram tiba-tiba rinduku juga terkuak diam-diam
senyumku mengembang teringat kau belai rambutku
kusandarkan kepalaku tenggelam tentram
entah kenapa burung-burung itu cemburu lihat kita berdua
bahkan sepasang angsa tak rela saat kau peluk aku mesra
ternyata itu isyarat cinta kita tak lagi bertahta lama di cakrawala
tergusur dari istana pelangi lukisan kita
rela tak rela akan tetap merindukanmu setiap senja tiba
mengharap engkau duduk di sampingku bercanda ria
saling menatap hanya cinta yang bicara
tersadar dari buaian asmara saat magrib samar menggulung asa
akhirnya akuhanya bisa bergumam lirih
bahwa rinduku tak seindah lembayung sore memerah
aku hanyalah seorang perindu cinta yang telah pergi
lenyap bersama lembayung rinduku yang selalu kunanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar