***Duet Puisi***
#Sang Musafir & Sang Rajawali#
Sabtu. 19 mei, pkl 02:35.
Biarlah bantal guling jadi saksi bisu
Kesepian mencekam menusuk qalbu
Remang membayang raut wajah ayu
Teman sebantal dimasa indah dahulu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Bantal selalu berbias asmara
Namun kini hampa tanpa suara
Hilang bersama pengapnya udara
Teggelamkan malam tanpa purnama
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Tak pernah melintas dalam asa
Kini hanya ratap lirih yang tersisa
Jangankan purnama..,
Bintang saja enggan mengerlipkan cahaya
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Terpaksalah aku sembunyi dalam sepi
Rasakan siksaan bathin merana hati
Bertfakur diri meretas mimpi lagi
Bangkitkan asa bergelora membara api
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Entah sampai kapan harus begini?
Apakah memang taqdir telah menggaris bawahi
Bahwa aku harus bersunyi-sunyi diselubung sepi menyepi?
Memang...,
Cinta punya hukum sendri
Tapi kenapa harus hati yg berkeping-keping..,
Hingga tak bisa dikeping lagi?
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Aku terus cari dan mencari jati diri
Kutemukan terjuntai di kelopak mawar berduri
Saat kupegang harus hati-hati
Jika tidak, darah akan menetes tembus relung hati
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Lorong demi lorong telah kulalui
Simpang demi simpang telah kujejaki
Tapi apa yang kudapat dan kujumpai?
Cuma mawar berduri menusuk hati
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Aku ingin petik mawar tanpa tersakiti
Kusimpan rapi di taman hati
Mekar memerah bagai bidadari
Yang singgah di bumi hati yg selalu menanti
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Walau awan, tebal menghitam
Akan sirna oleh tiupan angin sebentar
Bulan akan bersinar lagi
Indah segar berseri...
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Segar berseri tanpa hingar bingar petaka
Tanpa puting beliung meluluhlantakkan asa
Yang ada kebugaran hidup yg tertata terpelihara
Bertahtakan iman dan taqwa bagai mutiara
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Rerumputan bergoyang berdendang ria
Kicauan burung-burung merdu merayu
Puing-puing yang hancur kembali tertata
Penuh romansa cinta berlabuhnya rindu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Jejak rumput asmara masih saja terserak
Kupungut dan kurangkai jadi tikar perak
Jeirit suaraku masih sedikit parau serak
Peninggalan kisah cintamu bak burung merak
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Merahnya mawar kian merekah
Kilas senyummu terjuntai sumringah
Indah memesona meraut sukma
Hatipun larut dalam melodi2 cinta
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Getarkan jantung alirkan nadi asmara
Membuncah meletup bagai bara
Meluncur berdesing bagai peluru
Gambaran cintaku dimasa dahulu
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
#Sang Musafir & Sang Rajawali#
Sabtu. 19 mei, pkl 02:35.
Biarlah bantal guling jadi saksi bisu
Kesepian mencekam menusuk qalbu
Remang membayang raut wajah ayu
Teman sebantal dimasa indah dahulu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Bantal selalu berbias asmara
Namun kini hampa tanpa suara
Hilang bersama pengapnya udara
Teggelamkan malam tanpa purnama
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Tak pernah melintas dalam asa
Kini hanya ratap lirih yang tersisa
Jangankan purnama..,
Bintang saja enggan mengerlipkan cahaya
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Terpaksalah aku sembunyi dalam sepi
Rasakan siksaan bathin merana hati
Bertfakur diri meretas mimpi lagi
Bangkitkan asa bergelora membara api
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Entah sampai kapan harus begini?
Apakah memang taqdir telah menggaris bawahi
Bahwa aku harus bersunyi-sunyi diselubung sepi menyepi?
Memang...,
Cinta punya hukum sendri
Tapi kenapa harus hati yg berkeping-keping..,
Hingga tak bisa dikeping lagi?
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Aku terus cari dan mencari jati diri
Kutemukan terjuntai di kelopak mawar berduri
Saat kupegang harus hati-hati
Jika tidak, darah akan menetes tembus relung hati
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Lorong demi lorong telah kulalui
Simpang demi simpang telah kujejaki
Tapi apa yang kudapat dan kujumpai?
Cuma mawar berduri menusuk hati
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Aku ingin petik mawar tanpa tersakiti
Kusimpan rapi di taman hati
Mekar memerah bagai bidadari
Yang singgah di bumi hati yg selalu menanti
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Walau awan, tebal menghitam
Akan sirna oleh tiupan angin sebentar
Bulan akan bersinar lagi
Indah segar berseri...
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Segar berseri tanpa hingar bingar petaka
Tanpa puting beliung meluluhlantakkan asa
Yang ada kebugaran hidup yg tertata terpelihara
Bertahtakan iman dan taqwa bagai mutiara
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Rerumputan bergoyang berdendang ria
Kicauan burung-burung merdu merayu
Puing-puing yang hancur kembali tertata
Penuh romansa cinta berlabuhnya rindu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Jejak rumput asmara masih saja terserak
Kupungut dan kurangkai jadi tikar perak
Jeirit suaraku masih sedikit parau serak
Peninggalan kisah cintamu bak burung merak
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Merahnya mawar kian merekah
Kilas senyummu terjuntai sumringah
Indah memesona meraut sukma
Hatipun larut dalam melodi2 cinta
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)
Getarkan jantung alirkan nadi asmara
Membuncah meletup bagai bara
Meluncur berdesing bagai peluru
Gambaran cintaku dimasa dahulu
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar