Terima kasih...,
Ungkapan suara hati yang penuh arti
Luahan jiwa yang suci murni
Jeritan rasa yang tertusuk mawar berduri
Sekali lagi terima kasih...
Walau air di tempayan telah kau buang
Demi mencita hujan berarak awan
Duhai pujaan..!
Semusim berlalu ku berhayal yang bukan-bukan
Berani mencintai ratu bertahta di atas awan
Berbagai cemoohan kutepis abaikan
Demi benih rasa yang meronta tak bisa kujinakkan
Kini ku tersadar..,
Mungkinkah musyafir kelana menyunting bunga di taman pangeran?
Mungkinkah pungguk melarat bersanding bulan berpagar bintang?
Dan mungkinkah lumpur hitam menyatu dengan mutiara didasar lautan?
Tak mungkin, benar-benar tak mungkin...
Kecuali terjadi sebuah keajaiban
Dan kalau itu memang jadi kenyataan
Ku akan mengabadikannya seperti tajmahal berlapis berlian
Atau kan kubingkai dengan kaca bertabur intan
Lalu.., kumesiumkan
Duhai pujaan..!
Semusim berlalu ku berhayal yang bukan-bukan
Berani mencintai ratu bertahta di atas awan
Berbagai cemoohan kutepis abaikan
Demi benih rasa yang meronta tak bisa kujinakkan
Kini ku tersadar..,
Mungkinkah musyafir kelana menyunting bunga di taman pangeran?
Mungkinkah pungguk melarat bersanding bulan berpagar bintang?
Dan mungkinkah lumpur hitam menyatu dengan mutiara didasar lautan?
Tak mungkin, benar-benar tak mungkin...
Kecuali terjadi sebuah keajaiban
Dan kalau itu memang jadi kenyataan
Ku akan mengabadikannya seperti tajmahal berlapis berlian
Atau kan kubingkai dengan kaca bertabur intan
Lalu.., kumesiumkan
******* Oleh: Jay al Afghan
musafiR_Kelana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar