Tak perduli nyamuk usik malamku dalam goresan pena
Hawa dingin malampun merasuk tulangku tak terasa
Demi untaian kata tercipta ungkapan hasrat terbaca
Menjabarkan pengorbanan tiada tara tuk sebuah cita
Terlalu sendu guratan dukamu bertutur kepadaku
Kuterkesima bukan karena engkau piawai berbicara
Kutanamkan rasa takjub karena engkaulah lelaki perkasa itu
Engkau mengalah karena rasa cinta teramat dalam memaknai makna
Siapapun engkau wahai para pecinta dan yang dicinta
Jangan pernah dahulukan ego dalam menilai diri seketika
Berkacalah dahulu pada cermin empatimu
Kan memantul cahaya bening memutih salju
Aku tahu engkaulah nafas cintaku denyutkan nadi
Tapi kenapa tak perduli hatiku berwarna pelangi
Engkau tahu juga aku butuh sedikit perhatian
Namun inginmu butakan hati berlebihan
Bila aku pernah mengalah...
Bukan berarti selalu tersalah hitam putih
Bila aku terus mngalah...
Bukan karena aku lemah tak berdaya pasrah
Namun cintalah yang menuntunku tuk selalu mengalah
Demi sebuah ketulusan atas nama kasih terus melangkah
Tak pernah ada benci terbetik di hatiku
Tak ada juga amarah atas perlakuanmu padaku
Yang tinggal hanya secuil perih tersisa mengadu
Saat kau balas putih hatiku dengan sikap tak mau tahu
******* Oleh: mo' Sang Rajawali_dalam sabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar