Jumat, 29 Juni 2012

KUTITIP SETIAKU

Biola rindumu menyanyat pilu tergiang-ngiang
Begitu juga alunan seruling asmaraku terpantul dinding pulau seberang
Terdampar dan tersungkur bersyair asmaraku
Basah dan gelisah dijawab rindumu

Waktu itu engkau jebak aku dengan tatapanmu
Terpesona meriang terkulai aku dalam pelukmu
Hari berlalu engkau masih tetap menawanku
Aku berjanji tuk rawat perasaanmu dan rasaku

Namun... sutradara langit berkata lain dalam kisah
Bahwa pecinta dan yang dicinta harus terpisah
Bila dua insan berjauhan bagai siang malam yang tersita
Bergulir telan musim lampaui jenak asa

Duhai kasih yang jauh di mata...
Lihatlah embun menetes di dedaunan pagi buta
Begitulah aku di jiwamu selalu ada
Dan getarkanlah biola rindumu aku pasti ada dalam kaca

Ketahuilah... setiaku tak selalu harus bisa dibaca
Cukuplah aku dan Tuhanku yang tahu semata
Bila engkau tak pernah ragu dengan kilauan permata
Begitulah cintaku tak pernah pudar bercahaya

Sejujurnya... setiaku telah aku titip pada burung camar yang selalu pulang ke dahan
Setiaku ada pada angsa yang berdansa di danau penuh romansa
Begitu juga ada pada pucuk-pucuk vinus diterpa tak tergoyahkan
Bila semesta jagad bertasbih atas nama kesetiaan
Apa lagi yang mesti engkau ragukan???

Oleh: mo' Sang Rajawali_ciNta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar