Sabtu, 30 Juni 2012

DUET PUISI: NYANYIAN SUNYI

**Duet Puisi**
 (Sang Rajawali dan Sang musafiR)

Biarkan aku ratapi nasib di pulau kesendirian
Terdampar dari hiruk pikuk dunia yang keras menghantam bebatuan
Aku adalah sunyi mencekam yang tersingkir
Terjebak dalam udara hampa dihempas seribu getir terukir
(mo' Sang Rajawali)

Seribu getir terukir di dedaunan jiwa
Meratap merintih getarkan ranting sukma
Tiada lagikah rasa yang tulus mengiba?
Pelipur lara disaat hati meriang merana
(Jay Sang musafiR)

Mungkin aku harus bertandang ke ufuk merah jingga
Meraih mimpi tepis getir yg bergelayutan tak terjemahkan makna
Kan kubeberkan kisahku pada lembayung yg temaram
Agar jiwa rebah dalam pelukan malam walau rembulan tersibak suram
(mo' Sang Rajawali)

Walau rembulan memandikan seluruh penjuru alam
Namun jiwa ini selalu nelangsa tanpa jejak haluan
Terpincang-pincang menelusuri gelap pekat malam
Meringkuh dilorong-lorong sepi tak ada tembusan
(Jay Sang musafiR)

Terdiam aku tersungkur dalam dekapan malam berselimut kelam
Kuingin sisa rindumu masih terselib disepertiga malam
Cintamu masih bertasbih ketika waktu berkiblat pada subuh berdentang
Peluk sisa perih yg tercabik di puing-puing pagi nan menjelang
   
(mo' Sang Rajawali)

Sampai malam mengembang mata ini tak bisa jua dipejamkan
Dan begitu pagi menjelang malah semakin liar dan meradang
Bagiku tiada lagi perbedaan siang dan malam
Karena..., akulah sang jalang yang malang
(Jay Sang musafiR)  

BERTAJUK RINDU


~Duet Puisi~
(Sang Musafir & Sang Rajawali)
*Jay Al-afghan Lbs*
Darah rinduku mulai pilu beku
Membeku di bawah selimut salju
Bersua denganmu adalah harap citaku
Biar kebekuan tidak lagi membuat kaku

*Mo' Abdye*
Kaku berdiri ku selalu begitu
Menunggu belaianmu terhalang pulau
Tepis jiwaku yang terlara pilu
Datanglah bawa cinta hanya utukku

*Jay Al-afghan Lbs*
Kudekap bayangmu dalam pelukan
Biar harapan berbuah kenyataan
Toh..,
Kalau cakar malam mengabaikan
Kerinduanku kan tetap berkenan
Bergelora..., tak bisa dijinakkan

*Mo' Abdye*
Belaian sukma cengkeram asa
Hampir terkulai di pucuk daun basah
Terkenang jiwa belum bersua mata
Hatipun merana diujung resah gelisah

*Jay Al-afghan Lbs*
Terkadang kata-kataku hampir kering
Puisi-puisiku layu terselubung dinding
Namun begitu matamu mengerling
Alunan penapun melejit bagai angin

*Mo' Abdye*
Lentara dinding milikku tersapu sang bayu
Berkedip lambungkan angan dalam bisu
Adakah harapan seindah malam di sisimu
Arungi gejolak rindu yang membiru ungu

*Jay Al-afghan Lbs*
Membiru ungu di relung hati
Mencabik tirai di ruang mimpi
Harap demi harap tak kunjung henti
Sekalipun langit dan laut tak biru lagi
Disini..,
Ditapal batas kota ini ku tetap setia menanti
Walaupun kebisingan mencemooh tak peduli

*Mo' Mo' Abdye*
Di tapal batas itu tersaksi terkisah desah
Saat kunanti dirimu beribu hari tepis lelah
Biarlah hari terus merenda sepi tanpa hadirmu
Namun penantian takkan berakhir oleh sepiku

*Jay Al-afghan Lbs*
Terpaku membatu biaskan setia
Hari-hari berlalu tak pudarkan asa
Bayangmu nan ayu selalu kupuja
Jadi penghibur di hati yang gulana
Gundah gulana berbulir air mata
Bermuram durja dalam pangkuan durja

*Mo' Abdye*
Usah bermuram durja menghitung hari
Tak sepantasnya wajahmu ternoda bencana
Memudarkan lencana cinta berbulir air mata
Saat pertama membias disenja tersaksi

*Jay Al-afghan Lbs*
Menatap senja merah di awal malam
Meneropong hati basah yang terdalam
Bisikan halus angin saja bisa kurekam
Tapi...,
Kenapa suaramu luput dan membungkam?
Ohh...,
Berikan aku suatu natijah
Agar hatiku tidak gelisah

*Mo' Abdye*
Engkau masih saja bersyair resah warnai gelisah
Padahal laramu telah berlalu tanpa makna gundah
Di awal petang kudendangkan tembang bahagia diri
Agar hati dan jiwa selalu berbunga kembang bersemi

*Jay Al-afghan Lbs*
Bagaimana syair-syairku tak bertajuk sedih?
Bila penantianku selama ini berujung pedih?
Rumput dan bebatuan saja kering meleleh?
Lebih-lebih hatiku yang sudah biasa tertoreh?
Tolong.., tolong kau jawab dengan suara hati
Apakah engkau tak kasihan melihatku begini?

*Mo' Abdye*
Rasa kasihanku telah lampau tapal batas kesabaran
Tak pernah kau tanya aku masih adakah atau tiada
Tetesan hujan saja segan untuk basahi mayapada
Karena kau telah nodai dawai-dawaiku tanpa rasa

*Jay Al-afghan Lbs*
Pada siapa kubertanya?
Bila langit sudah merana?
Kutanya pada rembulan...,
Namun ia diam membungkam
Kusapa bintang gemintang..,
Namun ia merasa anggan
Akhirnya...,
Akupun pasrah dalam kedap malam

Jumat, 29 Juni 2012

KUTITIP SETIAKU

Biola rindumu menyanyat pilu tergiang-ngiang
Begitu juga alunan seruling asmaraku terpantul dinding pulau seberang
Terdampar dan tersungkur bersyair asmaraku
Basah dan gelisah dijawab rindumu

Waktu itu engkau jebak aku dengan tatapanmu
Terpesona meriang terkulai aku dalam pelukmu
Hari berlalu engkau masih tetap menawanku
Aku berjanji tuk rawat perasaanmu dan rasaku

Namun... sutradara langit berkata lain dalam kisah
Bahwa pecinta dan yang dicinta harus terpisah
Bila dua insan berjauhan bagai siang malam yang tersita
Bergulir telan musim lampaui jenak asa

Duhai kasih yang jauh di mata...
Lihatlah embun menetes di dedaunan pagi buta
Begitulah aku di jiwamu selalu ada
Dan getarkanlah biola rindumu aku pasti ada dalam kaca

Ketahuilah... setiaku tak selalu harus bisa dibaca
Cukuplah aku dan Tuhanku yang tahu semata
Bila engkau tak pernah ragu dengan kilauan permata
Begitulah cintaku tak pernah pudar bercahaya

Sejujurnya... setiaku telah aku titip pada burung camar yang selalu pulang ke dahan
Setiaku ada pada angsa yang berdansa di danau penuh romansa
Begitu juga ada pada pucuk-pucuk vinus diterpa tak tergoyahkan
Bila semesta jagad bertasbih atas nama kesetiaan
Apa lagi yang mesti engkau ragukan???

Oleh: mo' Sang Rajawali_ciNta

CINTA TERSELUBUNG AWAN

Aku tak tau lagi bagaimana meluahkan perasaan ini
Rasa yang gemeriap dikedalaman relung hati
Meronta dan menggelepar tembus ruang mimpi
Berdentam-dentam siang malam tak henti-henti

Sungguh...,
Ingin kuteriak-tumpahkan semua rasa
Bersua denganmu rangkai kisah asmara
Agar cinta ini tidak lagi jadi rahasia
Terselubung awan di pelataran langit jingga

Terkadang kucoba bias-tasbihkan hasrat
Menyungging senyuman sebagai isyarat
Namun gerakmu kosong dan berkarat
Tak paham bahasa jiwa yang tersirat

Ohh.., haruskah aku bicara tersurat?
Biar kau paham cintaku yang hangat?
Berlalunya hari bukannya pupus mengirat
Tapi malah semakin terjerat dan melekat

Ya Robby...!
Apakah yang harus kuperbuat..?
Hamba pinta ijabahlah hajat.

Senin, 25 Juni 2012

DUET PUISI: SAAT MALAM BERBISIK


***Duet Puisi***
#Sang Musafir & Sang Rajawali#
Sabtu. 19 mei, pkl 02:35.

Biarlah bantal guling jadi saksi bisu
Kesepian mencekam menusuk qalbu
Remang membayang raut wajah ayu
Teman sebantal dimasa indah dahulu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Bantal selalu berbias asmara
Namun kini hampa tanpa suara
Hilang bersama pengapnya udara
Teggelamkan malam tanpa purnama
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Tak pernah melintas dalam asa
Kini hanya ratap lirih yang tersisa
Jangankan purnama..,
Bintang saja enggan mengerlipkan cahaya
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Terpaksalah aku sembunyi dalam sepi
Rasakan siksaan bathin merana hati
Bertfakur diri meretas mimpi lagi
Bangkitkan asa bergelora membara api
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Entah sampai kapan harus begini?
Apakah memang taqdir telah menggaris bawahi
Bahwa aku harus bersunyi-sunyi diselubung sepi menyepi?
Memang...,
Cinta punya hukum sendri
Tapi kenapa harus hati yg berkeping-keping..,
Hingga tak bisa dikeping lagi?
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Aku terus cari dan mencari jati diri
Kutemukan terjuntai di kelopak mawar berduri
Saat kupegang harus hati-hati
Jika tidak, darah akan menetes tembus relung hati
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Lorong demi lorong telah kulalui
Simpang demi simpang telah kujejaki
Tapi apa yang kudapat dan kujumpai?
Cuma mawar berduri menusuk hati
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Aku ingin petik mawar tanpa tersakiti
Kusimpan rapi di taman hati
Mekar memerah bagai bidadari
Yang singgah di bumi hati yg selalu menanti
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Walau awan, tebal menghitam
Akan sirna oleh tiupan angin sebentar
Bulan akan bersinar lagi
Indah segar berseri...
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Segar berseri tanpa hingar bingar petaka
Tanpa puting beliung meluluhlantakkan asa
Yang ada kebugaran hidup yg tertata terpelihara
Bertahtakan iman dan taqwa bagai mutiara
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Rerumputan bergoyang berdendang ria
Kicauan burung-burung merdu merayu
Puing-puing yang hancur kembali tertata
Penuh romansa cinta berlabuhnya rindu
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Jejak rumput asmara masih saja terserak
Kupungut dan kurangkai jadi tikar perak
Jeirit suaraku masih sedikit parau serak
Peninggalan kisah cintamu bak burung merak
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

Merahnya mawar kian merekah
Kilas senyummu terjuntai sumringah
Indah memesona meraut sukma
Hatipun larut dalam melodi2 cinta
(Jay Al-afghan. Sang Musyafir Cinta)

Getarkan jantung alirkan nadi asmara
Membuncah meletup bagai bara
Meluncur berdesing bagai peluru
Gambaran cintaku dimasa dahulu
(Mo' Abdye. Sang Rajawali)

NOSTALGIA DI RELUNG DADA


Kasih....
Hari kembali mencapai separoh malam
Saatnya jiwa yang lelah letih ini dilenakan
Tubuh yang kurus meranggas ini dibaringkan
Mata yang cekung lembam ini dipejamkan
Namun...,
Semuanya tetap terjaga bersama munculnya kegelapan malam

Tiada lagi yang bisa kuperbuat
Selain menyucurkan air mata di atas daun-daun jiwa
Tiada lagi yang bisa kulihat
Selain menggeleparnya cinta di atas puing-puing duka
Tiada lagi yang bisa kulakukan
Selain menghempas nostalgia di relung-relung dada

Engkau yang kucintai...,
Tapi kenapa melukai

Engkau yang kusayang...,
Tapi kenapa menghilang

Engkau yang kurindukan...,
Tapi kenapa menghancurkan

Ohh...,
Sakit sungguh sakit
Bagai bisul didalam gusi
Pedih, perih, nyeri...
Berdenyut menggerogoti
Sampai ke ulu hati

******* Oleh: Jay al Afghan musafiR_ciNta

Minggu, 24 Juni 2012

BIARKAN AKU MENGALAH

Tak perduli nyamuk usik malamku dalam goresan pena
Hawa dingin malampun merasuk tulangku tak terasa
Demi untaian kata tercipta ungkapan hasrat terbaca
Menjabarkan pengorbanan tiada tara tuk sebuah cita

Terlalu sendu guratan dukamu bertutur kepadaku
Kuterkesima bukan karena engkau piawai berbicara
Kutanamkan rasa takjub karena engkaulah lelaki perkasa itu
Engkau mengalah karena rasa cinta teramat dalam memaknai makna

Siapapun engkau wahai para pecinta dan yang dicinta
Jangan pernah dahulukan ego dalam menilai diri seketika
Berkacalah dahulu pada cermin empatimu
Kan memantul cahaya bening memutih salju

Aku tahu engkaulah nafas cintaku denyutkan nadi
Tapi kenapa tak perduli hatiku berwarna pelangi
Engkau tahu juga aku butuh sedikit perhatian
Namun inginmu butakan hati berlebihan

Bila aku pernah mengalah...
Bukan berarti selalu tersalah hitam putih
Bila aku terus mngalah...
Bukan karena aku lemah tak berdaya pasrah
Namun cintalah yang menuntunku tuk selalu mengalah
Demi sebuah ketulusan atas nama kasih terus melangkah

Tak pernah ada benci terbetik di hatiku
Tak ada juga amarah atas perlakuanmu padaku
Yang tinggal hanya secuil perih tersisa mengadu
Saat kau balas putih hatiku dengan sikap tak mau tahu

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_dalam sabar

ANGAN BERSELIMUT DUSTA


Terima kasih...,
Ungkapan suara hati yang penuh arti
Luahan jiwa yang suci murni
Jeritan rasa yang tertusuk mawar berduri

Sekali lagi terima kasih...
Walau air di tempayan telah kau buang
Demi mencita hujan berarak awan

Duhai pujaan..!
Semusim berlalu ku berhayal yang bukan-bukan
Berani mencintai ratu bertahta di atas awan
Berbagai cemoohan kutepis abaikan
Demi benih rasa yang meronta tak bisa kujinakkan

Kini ku tersadar..,
Mungkinkah musyafir kelana menyunting bunga di taman pangeran?
Mungkinkah pungguk melarat bersanding bulan berpagar bintang?
Dan mungkinkah lumpur hitam menyatu dengan mutiara didasar lautan?
Tak mungkin, benar-benar tak mungkin...
Kecuali terjadi sebuah keajaiban

Dan kalau itu memang jadi kenyataan
Ku akan mengabadikannya seperti tajmahal berlapis berlian
Atau kan kubingkai dengan kaca bertabur intan
Lalu.., kumesiumkan

******* Oleh: Jay al Afghan
musafiR_Kelana

Sabtu, 23 Juni 2012

JEMPUT CINTAKU

Mendapatkanmu bukanlah semudah ungkapan kata
Aku harus lewati ranjau pertaruhkan nyawa
Membelah lautan arungi samudera luas
Lewati pulau-pulau berbisik nada cemas dan was-was

Demi jemput harapan ku takkan pernah menyerah
Sekalipun bertabur duri tertusuk perih
Menggelandang siang malam pun kulakukan tangguh
Agar kumenangkan hatimu dalam pelukku pasrah

Jeratan cintamu terlalu kuat cengkram sukma
Hingga tiada celah tuk hindari bayangmu menjelma
Tepis semua tawaran walau seindah mutiara
Kuingin engkau di hati tetap bertahta

Usah kau dendangkan lagi tembang keraguan itu padaku
Karena aku akan jemput dirimu walau bersimbah peluh dan darah
Sudah terlalu lama engkau kutitip pada rembulan tersipu
Dan butiran embun yang setia temani kesendirianmu

Aku sudah dapatkan restu dari matahari yang selalu kangkangi bumimu
Aku juga sudah diamini awan tebal yang selalu lindungi engkau dari terik membakar
Lega sudah nafasku berhembus ditopang angin kemenanganku
Menangkan cintamu taklukkan penghalang walau hampir terbakar

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_tersenyum

Jumat, 22 Juni 2012

RINDU BERSELIMUT LEMBAYUNG

kuhabiskan waktu merenung tentang rindumu sayup-sayup
jendela kamarku kejutkan aku tersadar lamunan
mulailah penaku berjoget dengan jantung berdetak meletup
sungguh akupun rindu pada seseorang seperti rindumu tertahan menahun

rindumu seindah lembayung sore memerah terkisah
dengarkanlah getaran rindumu hadir merekah
saat rerumputan tersipu diterpa sang bayu merana
dan saat burung camar kembali pulang dengan hati hampa terdera

senja itu ingatkan rindumu tentunya meredam
sangat temaram tiba-tiba rinduku juga terkuak diam-diam
senyumku mengembang teringat kau belai rambutku
kusandarkan kepalaku tenggelam tentram

entah kenapa burung-burung itu cemburu lihat kita berdua
bahkan sepasang angsa tak rela saat kau peluk aku mesra
ternyata itu isyarat cinta kita tak lagi bertahta lama di cakrawala
tergusur dari istana pelangi lukisan kita

rela tak rela akan tetap merindukanmu setiap senja tiba
mengharap engkau duduk di sampingku bercanda ria
saling menatap hanya cinta yang bicara
tersadar dari buaian asmara saat magrib samar menggulung asa

akhirnya akuhanya bisa bergumam lirih
bahwa rinduku tak seindah lembayung sore memerah
aku hanyalah seorang perindu cinta yang telah pergi
lenyap bersama lembayung rinduku yang selalu kunanti

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_

HARGAI PERASAANKU

tiba-tiba engkau datang kisahkan perasaanmu yang tercabik
aku menarik nafas terhela tercekik
kenapa engkau datang padak ku dengan rasa yang sama terlara
aku juga orang yang terlalu sering merana bersimbah air mata

wahai siapapun kalianyang punya hati
dulu kau ungkapkan cinta segar mewangi kasturi
kini kau campakkan kuntum itu stelah layu berlari
bagiku seperti tiada siang dan malam berganti

bukankah engkau telah tanam rasa hingga mekar bersemi
dedaunan jiwasejuk terbelai embun rayuan gombalmu
kini kau biarkan dia terbengkalai ditelan bumi
kau campakkan saja di tong sampah egomu

ahhh... aku tak habis pikir atas tingkah pongahmu
datang dan pergi seperti mudafir berlalu
tak pernah kau anggapaku berartibagimu
padahal semua telah kuberikan untukmu dan hanya untukmu

jika kamu masih punya harga diri sebagai lelaki
hargai perasaan wanita tersakiti
aku kan adukan engkau pada Tuhanku
atas nama wanita yang terabaikan rasa tersedu

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_berbagi rasa

DAMBAANKU

Dambaanku...!
Alunan pena terus menari-nari di atas lembaran hayat ku
Bertinta merah dalam kerentaan napas-napas yang kaku
Menggoreskan semua sisa-sisa petaka dahulu
Sekaligus membiaskan nostalgia di masa lalu
Nostalgia yang telah tertanam di bawah selimut-selimut salju
Melumut hijaukan rasa yang sudah meranggas dalam kelabu

Duhai dambaanku...!
Gemetar tanganku
Gemuruh darahku
Bergedebuk hatiku
Disaat kau sibak robekkan tabir-tabir rasa itu
Tabir rasa yang terselubung dibalik awan hitam
Hingga kata cinta menepi disudut-sudut malam
Namun...,
Sekarang rasa itu tidak lagi membungkam haru
Atau terjepit dalam kedap kata mendemam rindu
Tapi ia sudah bebas, memutuskan rantai belenggu
Terbang tinggi melukis pelangi cinta dilangit biru

Dambaanku....!
Aku tak tau bagaimana menuliskan ini rasa bahagia
Karna aku bukanlah sang penyair ataupun pujangga
Yang bisa merangkai hurup jadi kata-kata mutiara
Namu sekalipun begitu...,
Goresan ini adalah rasa yang kutuai dari putik-putik Qalbu
Lalu menyemainya ditaman-taman cinta berpagar rindu

Dambaanku...!
Kiranya rasa itu berkenan
Agar...,
Impian jadi kenyataan
Harapan jadi kepastian
Bunga-bunga cinta kembang mekar
Harum mewangi segar membinar

******* Oleh: Jay musafiR_ciNta

BILA HARUS BER AKHIR DUKA

mungkin air mata kan mengalir 
jiwa kan merana
raga kan tersiksa
hingga batin kan bertanya
inikah balasan cinta?
ya robb...
ku hanya hamba mu yang selalu berharap
berharap akan cinta tumbuh mekar berakar kasih sayang
berharap agar cinta berbuah kesetiaan
berharap cinta kan abadi tuk slamanya
ya robb...
andai kehendak Mu bisa mengerti akan jeritan hatiku
hati yang selalu ingin bersamanya
hati yang tak ada niat tuk melukai nya
kecuali hati yang ingin menghiasi hari-harinya dengan canda dan tawa
itu janji hamba mu ini ya robb...
Namun bila smuanya harus berakhir dengan duka
kumohon ya robb...
iringi lah dia yang kupuja ke jalan yang penuh dengan cahaya kebahagiaan
lindungi dan jauhkan lah dia terhadap orang yng ingin melukai nya
karna slamanya....
cinta dan kasih sanyang hambamu senantiasa tercurah & tertanam
hanya miliknya semata

******* Oleh: hamidy_sang pewarna cint@

Rabu, 20 Juni 2012

MAAFKAN AKU TERPESONA

Engkau desak aku tuk buatkan puisi tentang keelokan rautmu
Ah...penaku tumpul tuk goreskan kata di atas kertas putih membisu
Tak bisa kurangkai bukan karena tak mampu....
Tapi engkau terlalu Indah tuk dilukiskan seolah kau tatap aku dengan sayu 
Walau pena tak bergerak namun kata hatiku tetap menari-nari
Ungkapkan kecantikanmu selaksa bidadari

Harmoni mata birumu mengguncang bumi milikku 
Membuncah angan lampaui batas langit mimpiku
Aku sadar engkau bukan titisan dewi kanyangan
Tapi rambutmu sehalus sutera terjuntai anggun
tergerai
Kalahkan pesona rembulan sedang tersenyum membuai
Pesankan jagad tertakjub terpedaya angan

Aku katakan janganlah tersenyum merayu

Diammu saja tlah buat aku terkulai kaku
Bibirmu laksana tercelup madu manis memukau
Semutpun akan tergoda jika engkau tak menghalau

Terkecamlah bila kumbang tak memujamu

Beruntunglah laki-laki pemilik ciNtamu
Merasa seperti dapatkan sekuntum bunga di taman syorgawi
Selalu memandang tak berkedip tak trhitung hari

Duhai engkau pemilik mutiara berkilau

Kuingin terbias pesona cahayamu walau sekejap berlalu
Kutitip hayalku disampingmu walau tak mungkin diulur waktu
Kuberandai saja telah puaskan takjubku 
Walau aku tak bisa miliki pesonamu tersipu

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_

WARNA KEPAHITAN KU

Bermacam kepahitan pernah kurasakan
Tapi tak ada yang melebihi pahitnya perpisahan
Sungai singolot sampai tersedu pilu
Oh, pahit getir melebihi empedu

Semua kesakitan pernah menderaku
Tapi tak sesakit perpisahan hati
Bukit merah sebagai saksi bisu
Oh, pedih perih melebihi sakit gigi

Dalamnya tusukan panah masih dalam bayangan
Dalamnya tusukan perpisahan telah kurasakan
Dari bukit hitamlah tusukan itu melayang
Oh, kejam menghujam tak tau sayang

Itulah yang pernah kurasakan
Sebagai musyafir tersesat jalan
Hidup meradang patah harapan
Menyesal tak guna untung dibadan
Oh, sampanku tenggelam di daratan

Tubuhku kurus kering meranggas
Bagai tebu habis diperas
Air mataku habis terkuras
Oh, rupanya ada hati yang keras

Bukit merah ada ditimur
Bukit hitam ada di barat
Gadis pualam nyenyak tertidur
Musyafir kelana sedih melarat
Sungguh aku hampir sekarat
Oh, gadis pualamku hilang mengirat


******* Oleh: Jay al Afghan musyafir_piLu

SANG PETUALANG INSAF

sejujurnya aku adalah petualang cinta insaf diri
ku tak ingin di lembah kenistaan berkepanjangan lalui hari berganti
yang kurindukan hanyalah kesyahduan cinta putih bak kasturi menari
jemput waktu dengan kebahagian sejati bersama bidadari

bila musim telah berganti semi bertabur kasih melati
kuharap khilaf dan dosa-dosaku terampuni Ilahi Robbi
lelah sudah berpetualang tembus awan, arungi samudera cinta berganti
tak tentu hati berlabuh dimana akan berhenti mencari dan mencari

awan tak slamanya hitam legam mencekam
petir tak slamanya menggelegar menyambar terbakar
yakinlah amukan murka tak slmanya terpedaya nafsu syaithoni terpendam
bila tetesan hidayah penuhi jiwa yang ringkih dan terkapar

topan badai keterjerumusan menghantam kan berlalu
berganti rona kedamain membias langit jingga
bersama riak ombak bersahabat ramah tersapa
tinggalkan pulau masa lalu terdiam membisu 
 
ternoda kuterpaku dalam pengaduanku
bersimbah peluh disenja yang terkulai menertawakanku
atas sgala simpang siur petualangan yang tertoreh kelam
kuharap semua akan berakhir seiring lembayung dijemput malam

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_insaf

BUTIRAN CINTA

ku pergi karena kehendak cinta
dan kembali karna kehendak cinta
karna itu yakinkanlah cinta...
dan tanam di lembah lubuk jiwa

bahwa cinta gak kan pernah ke mana mana
jika kehendak beralur dengan hakikat cinta
itulah cinta ...
iqror cinta
janji cinta
dan... ketulusan cinta

bahkan dunia yang megah bersama langit yang begitu indah berslimuti cinta
dan di warnai dengan warna warni pelangi cinta
dipancari dengan surya matahari cinta
sampai senja merah tertelan malam yang disambut dengan kedipan bintang bintang 
begitulah sampai setrusnya
hingga cinta di panggil oleh Sang Pemilik cinta
menghadap kepada sang kholiq seabadi cinta
 
duhai angin yang berhembus yang membawa kewangian cinta
sampaikanlah salam sejahtera cinta ku
terhadap seseorang yang mengakui bahwa dia telah jatuh bersama seserang yang ia cintai ke bawah jurang yang penuh dengan butiran-butiran cinta
di sini kumerindukan nya
dan benar benar memerlukan cinta nya

******* Oleh: hamidy_Sang pewarna cint@.

Senin, 18 Juni 2012

AKU DAN PUISI TAK TERPISAHKAN

aku dengan puisi seperti sungai dengan bebatuan
saling membutuhkan...
saling melengkapi satu dengan yang lain
rebah saling berpelukan

aku dengan puisi seperti hujan dengan awan
dimana ada satu pasti  ada yang lain
saling bersentuhan...
pasangan cendawan dengan air mata awan
 
aku dan syair seperti mendarah daging
bagai urat nadi dengan darah yang mengaliri tubuh terpampang
getarkan tiap relung jiwa yang hampa
usap setiap gurat kening duka lara

aku dan kata-kata tak terpisahkan
bagai raga dengan nyawa berbisikan
kata berkata raga nyawa berbisik nyawa
walau kadang kata berbisik nyawa dan nyawa berkata raga

aku dan puisi abadi slamanya
walau bumi musnah dan terbelah kata kan tetap ada
karena kata dan puisi juga adalah titah sang pencipta
alam dipuisikan dan langit disyairkan selama-lamanya

******* Oleh: mo' Sang Rajawali

SEBUAH RENUNGAN

Biasanya...,
Dimana tumbuh cinta disana pasti mekar harapan
Karna cinta dengan harapan seperti sampan dengan dayungan
Bila dayungan sudah patah
Alamat sampan patah haluan
Terombang-ambing ditengah lautan
Dihantam ombak tak bisa melawan
Terhempas ke atas batu karang
Lalu hancur berantakan

Nah, begitu juga harapan dalam cinta
Sekali ia patah harapan
Alamat cinta tenggelam di daratan
Cinta tak bisa diraih
Berlari tinggal perih
Hati menjrit meraungi
Kegelapan pun menyelimuti
Semua hasrat tinggal ilusi
Bagai mimpi disiang hari

Untuk itulah orang bijak selalu berkata "Janganlah terlalu mengharap, karna pengharapan yang penuh akan membuahkan kekecewaan yang lebih penuh bila harapan tidak jadi kenyataan

******* Oleh: Jay al Afghan
musafiR_ciNta

Selasa, 12 Juni 2012

BIDADARI YANG DIJANJIKAN

ku teteskan air mata harap ku di lembaran sajadah terhampar
terisak memelas merintih ku dendangkan pengaduanku
ku tagih janjiMu ya Robb atas titah cintaMu
demi dua jiwa yang saling mencintai karenaMu sedang terdampar

bila cinta sudah bercahaya atas nama "mawaddah"
maka RahmahMu kunanti tercurah damaikan hati
bila kasih dua insan telah terjalin putih mengkristal indah
MalaikatMu akan menaungi mereka layaknya hamba yang terberkati

duhai Penggenggam semesta...
cinta mana lagi yang paling kuat dari ikrar atas namaMu
sutera kasih mana lagi yang paling lembut selain Rahman dan RahimMu
perkenanlah dua insan ini teggelam dalam bahtera suci bernama mahligai
berbagi rasa saling menutupi seperti pakaian terpakai

engkau duhai kekasih terikat janji...
jangan biarkan sajadah hanya terhampar tergerai
rukuk dan sujudlah berbisik manja penuh takjub membias air mata
bertafakurlah meng-eja kealfaan seolah berada di atas mihrabNya

demi ketulusanku dan ketulusanmu terharu membiru
takkan ada penghalang jarak tuk pisahkan ketetapan ilahi yang terpatri
bahwa engkau adalah bidadari yang dijanjikan tuk pelengkap hidupku
dampingi sisa hidupku melukis pelangi menghitung hari

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_bahagia

YAKINKAN AKU MILIK MU

kala semboyan cintamu terterap dalam qolbuku
darah yg membeku rasa mengalir dalam tak sadarku
merinding terbuai oleh ketulusan hatimu
membuai jauh seakan itu adalah paduan batinku
 
cinta...
kutak peduli bagaimana dengan keadaan mu
kutak peduli pada masa lalu mu
kutak peduli terhadap kesilafan mu
hingga ucapan mu mersa tak layak bagiku

hingga hatimu merasa terucil tertekan karna ketidaksadaran mu
sampai air mata bening mu mengalir dan bermuara di bibir manis mu
menghanyut kan bak warna warni anggun raut wajahmu
biarkanlah ia terbanga jauh seakan tak pernah kembali lagi kepangkuan mu
 
cinta ...
kini ...
izinkanlah lembaran kusut mu kan ku coba tuk hiasi dengan keikhlasan ku
kan kujaga dan slalu kubawa ke alam mahligai damai ku
itu impian ku...
harapan ku...
yakin kanlah bahwa raga dan jiwaku adalah milik mu
SELAMANYA ...

******* Oleh: hamidy_sang pewara cint@

Minggu, 10 Juni 2012

MAKAN HATI BERULAM JANTUNG

Daripada makan hati berulamkan jantung
Didera malang dalam derita menggunung
Dibuai sedih oleh petaka cinta tak berujung
Elok ku berlalu walau langit jiwa mendung
Menghibur diri disela-sela biasan lembayung

Usah ditanya kenapa aku jadi linglung begini
Usah disapa bermanis kata seperti dulu lagi
Biarlah ku menghilang bersama deburan ombak perpisahan ini
Dan biarlah ku berlalu bersama lambaian nyiur dipantai sunyi
Mengkeristalnya mata ini akan kupunguti lalu kubumbui
Sebagai pelepas dahaga bila lelah letih ini ayunan kaki

Walau tak tau lembah mana yang akan kutuju
Tapi aku akan terus berkelana tanpa resah ragu
Ku akan merintis jurang menyeberangi lautan
Menembus hutan belantara seperti sang jalang
Bersabar, walau terhujam
Bertahan, walau dirajam
Ohh, kejam....

Jera....,
Jera sudah ku menyunting kuntuman mawar berpagar duri
Berbunga diawal namun duri menusuk dipenghujung hari
Darahpun mengalir deras bagai mengalirnya air disungai
Lalu bermuara ditengah-tengah luka yang engkau lukai
Ohh, perih....

******* Oleh: Jay al AfghaN musafiR_ciNta

BIDADARI BERMATA INDAH

mega dan rembang sayup perlahan pergi
senja tenggelam dijemput malam mencekam
bila lembayung sore sangat temaram
kuharap tirai malam membias mukjizat tuk secercah hati

debaran jantungku tak beraturan bernyanyi bimbang
cemas dan harap berpadu fals hasilkan tembang
menunggu keputusan cinta dari bibir mungil lembutmu
menunggu kepastian sutera kasih terjuntai milikmu

usah kau ragukan lagi atas kesungguhan rasa ku
usah tepis lagi sentuhan getaran rindumu 
bukankah telah kubuktikan semua perjuangan cintaku
yang kau butuhkan cuma keberanian melangkah berlalu

seperti penuturanku padamu waktu itu
bila dampingi aku dengan buah cintaku
engkau usap kening gurat sendu mereka
aku sebut engkaulah bidadari bermata indah itu

para malaikat terpesona lihat ketulusanmu
bahkan jerit tasbihmu akan menggelegar belah langit terpedaya
semesta tersungkur terkesima dalam keputusanmu
tuk dampingi aku arungi hidup dalam suka dan duka 


******* Oleh: mo' Sang Rajawali_berharap

SEKEPING ASA

Alunan takbir menggema di ujung menara
Fajar kazib mencibir di angkasa buana
Sementara di kamar sepi ini...
Diri meradang mata tak mau lena
Pikiran menguasai tak mau kalah
Hati meremang bagai temaram lentera

Kemarin...,
Jiwa nelangsa tak tau arah
Dan sekarang semakin hangat tak tau sudah
Mugkinkah esok lusa akan semakin gundah?

Oh...,
Kalau memang petaka tak jua tawar
Akan kuikuti ia sampai putih tulang
Hanya sekeping asa sebagai jembatan
Menuju hasrat yang tak jua kesampaian
Mengambang bagai awan....,
Di atas tak bergantung
Di bawah tak berpijak

Duhai bulan...!!!
Biaskan cahaya
Terangi malam

Duhai bintang...!!!
Kerlipkan sinar
Pagari bulan

Biar jiwa tepiskan kelam
Jalan terpincang-pincang
Menelusuri sudut-sudut malam
 

******* Oleh: Jay al Afghan musafiR_ciNta

TERPURUK OLEH KESURAMAN

pilu hati sembilu di balik tirai kemanisan
ilusi dan semboyan ketulusan kau jadikan hiasan
kepolasan bibir manismu sangat meyakinkan
indah sungguh menawan terbuai mimpi dan lamunan

hingga tak pernah terlintas dalam igauwan
dikala kumbang menaburkan pesona di atas kuntuman
elok rupawan manis ungkapan lidah tak tergoyahkan
badai berlalu ucapan hanyalah tinggal ungkapan

kesuraman tiada pernah dapat terdustakan
sehingga cinta terlepas oleh kedua tangan
perih nyeri sendu yang tinggal hanyalah kenangan
hati tersayat mengenang cinta yang tak bisa menerima kenyataan
selamat jalan kebahagiaan

******* Oleh: hamidy sang pewarna_cint@

Jumat, 08 Juni 2012

KUSAPA MENDUNG HATIMU

mendung hatimu ku tahu karena rasa
bahkan grimis hatimu pun meringis juga karena rasa 
aku harap rasa itu hanya untuk ku seorang yang malang
sebagai pencuri hatimu yang terlanjur jatuh hati dirundung bayang

hatimu berawan ditimpa kelamnya permasalahan berat tertekan
jiwaku juga kisruh bahkan hampir menggulita keruh
biasan terangnya mentari tak bisa trobos tebalnya atmosfir kekacaun hatiku dan hatimu
nyaris gelap berkabut semrawut beranjak tak mau

engkau pertanyaan kesungguhan janji dan cintaku
aku selalu jawab dia kan tetap membiru ungu indah membias cakrawala
lalu aku cemaskan kesetiaan dan ketegaran cinta dan kasihmu
engkau juga katakan tak pernah goyah seperti karang diterjang ombak lautan membahana

saat ini dan nanti kuingin selalu menyapa hatimu
takkan lelah ku bersenandung rindu walaupun itu mengusikmu
gelora ini terlalu naif tuk diabaikan mati begitu saja
semakin kuredam bayangmu kian menjelma penuhi jenak hatiku makin tersiksa

ahh... aku bergumam meradang kata-kata
masih adakah hari-hariku berlanjut jika engkau pergi? 
siapa lagi yang akan menyeka air mata laraku jika tertumpah derita
nadi ku akan berhenti berdenyut jika engkau tak selalu di sisi

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_berharap sendu

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

Sebenarnya di dada ini masih penuh dengan benih-benih cinta
Namun apa hendak dikata nasi sudah jadi bubur

Setelah petaka menyerpih dan berkepanjangan
Hingga menusuk relung hati yang paling dalam
Akhirnya, rasa cintapun berangsur menjadi pudar

Duhai orang yang dulu pernah menghiasi ini jiwa
Biarlah kusayat melodi tua
Walau hanya lantumkan tembang duka
Biar semua orang tau bahwa jiwa ini selalu nelangsa
Mengharap belain kasih dalam pelukan asmara

Jujur...,
Ingin mata ini memandang mesra
Betapa tangan ingin membelai sayang
Dan betapa bibir ingin berteriak cinta
Akan tetapi hatiku berkata...,
Berlalulah walau kaki berat melangkah
Cinta memang awal segalanya
Tapi bukanlah segalanya
Lagi-pula cinta itu tak harus memiliki
Serta tak selamanya pula cinta itu harus berkata

Cinta...,
Tetaplah cinta
Sekalipun tanpa aksasa dalam kedap kata
 

SUDUT MALAM KU


membuat fatamorgana cintaku berbuah mimpi yang indah
yang selalu kujungjung walau semua insan berteriak marah
dan mengatakan cinta tak slmanya indah dan berkekalan
tapi dengan sebening tulusanku berikrar walau cinta tak berkekalan
... ............................................................................................
namun hati kecilku lah yang kan menjawab
tatkala gula berpadu dengan air bening nan suci
.......................................................................
bersama keyakinan yang teguh di dalam gelas cintaku
kuseduh dengan kopi asmaraku
kucicipi lewat lidah kesabaranku
dan kuresapi duduk terhela dalam mihrab cintaku
.......................................................
disitulah ketulusan hatiku memahami
bahwa tak semudah itu mimasahkan antara perasaan yang tlah berpadu
bersama sejuta keyakinan bertabur
kesabaran
.......kemauan
.............kejujuran
......................kesetiaan
.............................. kemuliaan
.......................................dan ketakwaan
yang dijadikan sebagai tiang pemagar mahligai morgana cinta
kuyakin bahwa tiada yang mustahli karna itu dah hakikatnya cinta

****** Oleh: hamidy sang pewarna_cint@

Minggu, 03 Juni 2012

TERPESONA KETULUSANMU

aku ingin engkau mimpikan aku dalam peluk malammu
saat deru nafas kita jadi satu nada mengalun syahdu
menjuntai asmara memerah bunga
terbang melayang singgah di langit jingga

sorot binar matamu buat aku selalu tak bisa berpaling bila menatapmu
bisikan manjamu itu buat aku terkenang selalu tak kunjung usai
tersipu malumu adalah rangkain kuntum merayu ku lunglai
suara lirih pintamu buat hati runtuh tak berdaya sendu

engkau memang rangkuman indah sang pencipta
ekaulah "hawa" yang selalu dirindukan sang adam pecinta cinta
ketika engkau tanyakan tentang keindahan antara mata dan bibirmu padaku
aku terperanjat bisu tak bisa memilih antara satu

sejujurnya semua milikmu mempesona buat aku terpukau malu
walaupun sejatinya yang paling kukagumi adalah ketulusan cintamu
tulusmu telah membungkam hasrat lelakiku jadi tidak liar bringas menerkam
tulusmu buat tatapan sang rajawali menjadi tak ngarang menerjang
ketulusan itu telah membuat amarah api cemburuku jadi padam
aku rindukan selalu ketulusan hatimu tidak pernah usang

setulus air mata langit suburkan bumi dilanda kemarau mati
setulus embun terjuntai di dedaunan jemput pagi
setulus ketulusan itu ter-eja dengan tulus
dan kan kutulis ketulusan itu di kedalaman hati berbekas

******* Oleh: mo' Sang Rajawali_tersenyum