Sabtu, 30 November 2013

BIDADARI KECILKU

Engkau tetap seperti sekuntum bunga tanpa debu
Juga seperti mata air terus mengalir jernih di sela kerikil batu
Aku sadar engkau tumbuh tanpa belaianku
Engkau juga melangkah tanpa tuntunan tanganku

Aku sadar tangan mungilmu butuh kehangatan
Tubuh kecilmu butuh dekapan 
Tabah tetap sabar itulah kata terindahku buatmu
Dengarlah bidadari kecilku...

Belain mana lagi yang lebih indah dari belaian Tuhanku dan Tuhanmu
Tuntunan mana lagi yang lebih kokoh dari tutunan Ilahi robbi
Walau kecupanku sering absen menyelimuti
Percayalah cinta dan kasih sayangku masih perduli

Dengarkan aku bidadari kecilku...
Jangan salahkan siapa-siapa
Tidak ada yang perlu disalahkan
Hanya waktu yang bisa disalahkan
Dan waktu yng bisa memperbaiki kesalahan

Sayang... tetaplah bertahan
Jangan biarkan air mata melemahkan
Kecupan hangat selalu untukmu di setiap jelang tidurmu
Aku selalu ada untukmu dari jauh bidadari kecilku

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Dari Abi yang selalu merindukan SARAH...




BIDADARI DUNIAKU

Aku pernah melihat matahari tenggelam temaram bersama lembayung
Aku juga sering menikmati ayunya senyum malam di langit berbintang
Biasan indahnya hilangkan resah dan bimbang
Cakrawala romansahnya buat hati mabuk kepayang

Begitulah engkau bersemayam di akal sadar dan tak sadarku

Bingkisan jamuanmu legakan dahaga siang dan malam
Walau kadang engkau galak seperti singa gurun
Namun sentuhan gairahmu redam syahwatku jadi ridho
Belai asmaramu bisa membuat guntur reda jadi hening bertasbih awan

Sungguh engkaulah bidadari yang tertawan
Dalam kerajaan merahku memancar telaga begawan
Bak bidadari yang selalu perawan

Buatlah aku selau melayang...
Buatlah aku selalu ridho...
Karena bidadari dunia akan selalu ada
Aku nobatkan engkau seperti itu adanya

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

TERPAKSA BERPUISI

Aku tidak mau lagi berpuisi
Karena kata-kata hanyalah ilusi
Aku diam menahan biasan hati
Mulutku kukunci agar tidak mengata-ngatai
Tanganku kuikat agar tidak menari-nari
Aku talak tiga engkau duhai puisi...!

Tapi... Oh Tuhan!
Semakin kuredam biasan hati
Semakin merajam hingga jantung tergerogoti
Bungkamku terasa menusuk-nusuk terburai
Bisuku malah membuat kata-kata membrontak tuk melompati

Hufff...
Akhirnya aku menyerah pada puisi
Karena dia telah menyandera seluruh urat nadi
Rela atau tidak rela terpaksa aku berpuisi lagi
Karena cuma dia kawan sejati dalam sendiri

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_



Rabu, 27 November 2013

KEKEJAMAN MELIBIHI SYETAN

Perlakuan itu lebih sakit dari sebuah tamparan
Dari luar kelihatannya seperti tiada biasan
Tapi sebenarnya di dalam hati bergemuruh bagai petir menyambar awan
Diam terpendam mapan
Kedap suara tapi mematikan

Tidak pernah terpikir begitu tangguh kalian berencana
Bagai bara api yang tak pernah padam merajam udara
Terbuat dari apakah hati kalian tak kenal putus asa
Memperlakukan kami bak hewan tersakiti tanpa iba

Syetan saja masih punya belas kasih
Bila yang digoda tak tergoyahkan karena terlatih
Syetan bahkan pernah membangunkan orang untuk sujud di malam tertatih
Lalu bagaimana mungkin kalian tak ada secercah kasih???
Atau mungkin kebencian kalian telah melebihi syetan yang terpilih

Astaghfirullohal adziim...
Astaghfirullohal adziim...
Astaghfirullohal adziim...

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Diabadikan 02 November 2013

BATAS KEBENCIAN

Kebencian adalah angin yang berhembus pilu merayu
Terkadang ia adalah anugerah karena terbius sendu
Kebencian adalah angin yang berhembus penuh debu
Bila ia menghancurkan  menyerbu menggebu

Kurangi kilometer bila ingin selamat ke tujuan
Kurangi kebencian bila tak ingin murka Tuhan
Tuhan mencintai orang yang tak keterlaluan
Tuhan membenci orang diluar batas kewajaran

Batas kesucian itu membaca diri
Batas kebencian itu membatasi diri
Bila kebencian terus engkau akrabi
Kebencian akan tanduskan jiwa yang suci

Masih pantaskah engkau membenci
Bila orang sudah tak bernyawa benci
Masih pantaskah engkau disebut suci
Kalu hatimu selalu dipenuhi duri

Insyaflah wahai orang yang terlalu membenci
Kembalilah wahai diri yang tak tahu diri
Jangan sampai Tuhan membuatmu tersakiti
Kembalilah... kembalilah sebelum lupa diri

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Akhir Oktober kelabu 31

Sabtu, 23 November 2013

TERBUANG

Kurasakan kini luka teriris lagi
Perih setelah satu tahun bernanah kembali
Apakah salah kalau orang ternoda berusaha suci
Mengobati kudis-kudis dosa dengan sepenuh hati
Menyeka keringat-keringat hitam dengan kain putih menaungi

Bila kalian masih mempunyai hati
Coba kalian raba apakah orang tidak tersakiti
Bila kalian masih mempunyai rasa
Coba kalian rasakan luka orang yang merasa
Merasa tak dibutuhkan kehadiran
Merasa tak dihiraukan keberadaannya
Merasa tak ada walau dibutuhkan
Merasa kaku saat berdiri dihadapan
Merasa dan merasa tak punya perasaan

Tuhan Yang Maha Merasa...
Akan selalu menampung air mata
Tuhan Yang Maha Iba...
Akan selalu membasuh luka hambanya
Air mata karena terbuang dari keluarga
Luka karena tak diperhitungkan walau ada raga

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
31 Oktober 2013

Kamis, 01 Agustus 2013

BISIKAN MALAM SERIBU BULAN

Jangan ada duka teriris lagi
itulah titah ramadhan penuh izzati
Jangan pernah ada tangisan menyayat hati
Begitulah anjuran sang Nabi tentang puasa sejati

Bila sahurku dibelai lembut malam ramadhan yang memikat
Kuharap fajar subuhku disambut tasbih para malaikat
Bila siangku berdzikir lapar tanpa muslihat
Kuharap senandung magrib sirnakan lapar dan haus penuh berkat

Dendang lapar bertasbih di siang hari
Bisikan tahlil terdengar renyuh di malam sunyi
Menunggu malam lailatul qadar indah bestari
Bermacam jamuan ibadah semangat tersaji

Raihlah perjamuan Tuhan dimalam seribu bulan
Tuk dapatkan ganjaran setara delapan puluh tahun
Menjemput hari fitri bak bayi dilahirkan
Hingga menyingsing fajar syawal berbekal taqwa di sela takbiran

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Jumat, 26 Juli 2013

AIR MATA PENGANTINKU

Sorak sorai bidadari merdu menyapa telinga
Merobek gundah mengusir duka
Kerlingan matanya tembus bathin nestapa
Senyuman rembulannya pesonakan jiwa yang sengsara

Bila sang bidadari hadir di bumi nyataku ada
Ia tersipu malu saat kusentuh pipinya merona
Tatap binarnya tertunduk merayu aku
Kurasakan getaran hatiku makin syahdu beradu

Saat pelukanku makin dalam menderu
Kurasakan kehangatan bersimbah dipelupukmu
Kuterkesima lihat butiran air mata harumu
Atas persembahan cinta mahligaiku

Aku tahu engkau terharu atas ketulusanku
Tapi aku suka melihat manik-manik air matamu
Kristal bola matamu makin indah digenangi permata putih milikmu
Sempurnakan kebahagiaan yang selama ini kudamba selalu

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Medan Ramadhan, 27 Juli 013

TELAGA AIR MATA CINTA

Urai airmataku terus mengalir
Deras sesak menuju hilir
Tersedot ke dalam relung jiwa yang terbakar
Atas kecambuk cobaan yang bertubi seakan mengakar

Lalu...
Sebahagian air mataku tumpah ruah melaju
Membanjiri seraut wajah sendu berabu
Sesali beribu dosa yang keras membatu
Sebagai lantunan cintaku pada Tuhanku

Kemudian...
Sebahagian lagi air mataku menguap seperti asap
Hilang mengangkasa penuh harap
Ditompangi oleh angin kerinduan yang meratap
Di penghujung ramadhan-Mu aku senantiasa berharap

Akhirnya...
Ribuan kubik air mataku telah pergi
Kuharap ia tak sia-sia berlari
Menuju muara telaga cinta sejati
Sesuci telaga al kausar sang Nabi

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

ANTARA NANAR DAN SADAR

Kasih...
Hujan kembali turun
Menjerat diriku dalam selimut kedinginan
Bantal guling yang kudekap dalam pelukan
Seolah jelmaan dirimu yang ku rindukan
Kau balas memelukku erat beri kehangatan

Dalam nanar...
Kukecup kau penuh kasih sayang
Kubelai lembut dalam kepayang
"Khm... mungkin inilah sorga dunia" bisikku penuh syahdu

Dalam sadar...
Kuterkejut bagai disambar halilintar
Kuberteriak hingga dinding bergetar
"Hey...!! Kenapa berobah jadi bantal?" jeritku campur malu

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

SENYUM DALAM PENANTIAN

Penantian memang sangat membosankan
Bisa membuat hati dirundung kegelisahan
Namun...,
Bukankah itu juga merupakan karunia tuhan?

Karena...,
Kalau tiada kegelisahan dalam lika-liku penantian
Darimanakah mekarnya senyuman saat pertemuan?

Bersyukurlah...
Karena masih diizinkan
Menanti orang yang patut dinanti
Mencinta orang yang patut dicintai

Tersenyumlah...
Karena masih diizinkan
Menunggu yang patut ditunggu
Merindu orang yang patut dirindu

Karena kalau tidak...,
Samalah kiranya kehidupanmu
Baigai pohon ara di gurun kekeringan

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Rabu, 24 Juli 2013

SEKUNTUM BUNGA PUASA

Lapar adalah semerbak wewangian
Karena ia meraup hikmah yang berkekalan
Lapar itu menyehatkan raga
Bila ia dalam bingkai puasa yang terjaga

Puasa karena lapar itu tidak mengapa
Lapar karena puasa juga penuh makna
Tapi... sebaik-baik puasa adalah menjaga
Menjaga lisan dari yang lebih berkata-kata
Menjaga hati dari panah-panah asmara
Menjaga mata dari gemerlap dunia fana

Puasa adalah zakatnya diri
Atas berkurangnya timbangan jasad yang diagungi
Bahkan puasa juga adalah sedekah diri
Untuk tasbih, tahmid, dan tahlil kesungguhan yang diridhoi

Berikanlah aku bunga-bunga syurga
Bunga terindah dari langit ketinggian jiwa
Itulah sekuntum bunga puasa
Yang selalu menembus dinding nirwana

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Minggu, 07 Juli 2013

KARENA PUASA ITU INDAH

Bertanyalah pada jiwa bila berdebu
Jangan tunggu fajar menyingsing jadi abu
Berkacalah pada cermin yang retak sekalipun
Karena itu akan menunjukkan kekuatan
Walau tersisa hanya untuk bertahan

Jika engkau ingin bertahan dalam kehormatan
Berpuasalah dari makan dan minuman
Karena keperkasaan itu ada dalam bertahan
Kemenagan itu bisa diraih setelah nafsu bisa ditundukkan

Marhaban... marhaban ya Ramadhan
Marhaban duhai masa seribu bulan
Marhaban... marhaban ya sahru siyam
Marhaban duhai penghapus dosa yang silam

Dengan puasa gundah jadi indah
Dengan puasa hati jadi merekah
Hati risau jadi bersilau mau'idzah
Wajah muram jadi cahaya  bersimbah
Karena puasa itu selalu indah penuh izzah

******* Oleh: mo' sang tafakuR_

KARENA CINTA ITU DARI HATI

Cinta sejati bukan berarti tak terpisahkan pandangan mata
Tapi hanya berarti dua hati yang selalu jujur dan setia
Bahkan ketika mereka terpisahkan
Saat raga dan jiwa berjauhan

Kata-kata tak selalu bisa mewakili rasa
Tapi percayalah... disetiap perpisahan ada air mata
Karena kenangan yang baik dan buruk takkan terlupa
Jadi goresan terindah maupun terluka

Dalam cinta... mungkin ada yang tersalah
Tapi janganlah menangis untuk alasan yang salah
Karena semua itu akan membantumu tuk menemukan jalan yang tepat
Hingga engkau lampaui batas asa tanpa sekat

Dalam hidup tidak ada cinta yang salah
Yang ada hanya orang yang salah
Dan waktu yang salah

Jangalah menyesal kalau terlanjur cinta
Karena jatuh cinta bukan karena tatapan mata saja
Melainkan permintaan hati
Karena cinta dari hati
Akan membuat tak sempurna jadi sempurna

******* Oleh: mo' sang tafakuR_


Kamis, 30 Mei 2013

BAHASA KESUNYIAN

Tiada salahnya kau maknai bahasa kesunyian
Disaat senja jemput malam menuju peraduan
Lenakan hati serta lelahnya beban pikiran
Kemudian larut dibuai tembang kenangan

Karena...
Kesunyian bukanlah cakar-cakar dari kematian
Bukan pula wajah bengis dari cercah cemoohan
Namun ia merupakan wajah lain dari belaian malam
Yang berdiam kalam di sudut remang nan temaram

Banyak yang mendambakan keramaian
Tapi mereka lupa akan makna ketenangan
Bukankah keramaian teman dari kebisingan
Sementara sunyi slalu hadirkan kedamaian



******* Oleh: Jay Sang musafiR_

PENANTIAN DI SENJA TEMARAM


Aku serasa menghitung bintang-gemintang
Sejak kau berlalu pergi tak kunjung pulang
Menghitung hari demi hari bagai mentari dan bulan
Mengeja malam demi malam bagai angin dan awan

Ohh...
Entah sampai kapankah ku harus kesepian
Takut, cemas dan gelisah dalam keresahan
Selalu menjajah hati tiada batas kesudahan

Sungguh...
Aku bagaikan dermaga tua yang membosankan
Selalu bertanya-tanya pada perahu dan sampan
Yang simpang siur didepanku tak mengacuhkan

"Disebrang sana...,
Pernahkah kau melihat orang yang kunantikan?
Yang telah membiarkanku disini tanpa kasihan?"

"Lihatlah...!
Aku seumpama pohon ara ditengah padang
Berbatang kurus tangkainya berdaun jarang"

"Rindu...
Rindu ini sudah berkeping-keping tajam
Jadi serpihan menusuk hati yang dalam
Inilah kisah penantian disenja temaram"
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

BIDADARI PINGITAN

Kusembunyikan engkau dalam rumah cintaku
Pertanda kuatnya gelora asmaraku
Kupendam engkau dari pandangan orang lain yang tak pantas melihatmu
Itu semua karena rasa cemburu suciku

Andai saja aku bisa membawamu kemana aku pergi
Pasti engkau akan kubawa untuk menyertai
Namun keadaan terlalu egois tuk membiarkan itu terjadi
Akhirnya engkau terpaksa kutinggal pergi
Walau kutahankan perih tersisa di hati

Ketahuilah isteriku...
Saat jasadmu kutinggal pergi berlalu
Sebenarnya bayangmu hibur penat perjalananku
Jujur saja... Aku tak rela lihat rerumputan halaman rumah kita jadi layu
Hanya karena lihat engkau sedih dirundung rindu
Karena menunggu hadirku

Tidakkah engkau sadari...
Saat berpamitan kulihat langit-langit rumah berderai
Seakan akan runtuh bila keningmu kuciumi
Isyarat mereka tidak rela engkau kutinggal sendiri 

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Minggu, 12 Mei 2013

CINTA BUKANLAH SEGALANYA

Awalnya...,
Engkau berkata bahwa cintalah segalanya
Tapi toh nyatanya itu hanya di mulut belaka
Ketika gulma jiwamu tertusuk duri-durinya 
Engkau pun berkata cinta bayangan petaka

Sungguh...!
Engkaulah pendusta
Terburu menilai rasa sebalum kau merasa
Berlalu pergilah elok kau bersemedi di goa
Dan jangan kembali sebelum kau dewasa

Dengarlah...!
Cinta memang awal segalanya
Tapi cinta bukanlah segalanya


******* Oleh: Jay Sang musafiR_

BENCIMU TEMALIKU

Walau di hatimu yang tersisa hanya benci
Tapi yang pasti engkau masih mengingati
Dan itu sudah cukup buatku sebagai temali
Untuk mengikat dan merajut kembali
Paduan cinta yang hampir layu mati

Mungkin dalam hal lain aku mudah jera
Kan berpaling arah bila dilema melanda
Tepis abaikan gelora yang masih tersisa
Kemudian hilang mengirat tanpa berita
Selamanya....

Tapi dalam hal cinta aku sangat lemah
Berkali-kali aku dikhianati dan difitnah
Berkali-kali jua ku tabah dan mengalah
Redam semua nestapa walau gundah
Diatas puing cinta yang retak terbelah

Sungguh duhai kau yang jauh
di mata dekat di hati
Walau bencimu hadirkan jenuh
di dedanting hari
Aku akan tetap bersabar penuh
harap kau kembali
Moga bencimu menguap luluh
hadirkan cinta lagi


******* Oleh: Jay Sang musafiR_

AKU LANGITMU

Langit mempelangi menaungi
Bumi terhampar menopangi
Jadilah engkau bumi penguat untukku
Aku akan jadi langit pelindung bagimu
Yang selalu ada selalu
Saat engkau butuh atau tidak butuh aku

Dari dahulu hingga kini engkau terus menuntutku
Agar aku selalu ada untukmu
Kenyataannya... dalam sadar ataupun tidak sadarmu
Aku selalu memikirkanmu lebih dari inginmu
Bergelayutan di dedaunan jiwamu saat suka
Bertamu di branda bathinmu saat duka

Berkarat...
Sekarat... dalam penat
Itulah dukaku lalui hari bersamamu
Basah...
Bergemuruh... dalam asmara merekah
Itulah cakrawala kisahku denganmu

Sebagai langitmu...
Kan selalu kuteteskan rintik hujan
Saat engkau dalam lara
Untuk bumiku...
Kan aku buatkan sinaran mentari memeluk hangat pagimu
Dan sebagai langitmu...
Kan kuhadirkan rembulan
Dalam dendang malam bahagiamu

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Jumat, 26 April 2013

SELAMAT JALAN SAHABAT

(sebagai ekspresi wafatnya Ust. Jefri al-Bukhory)

Selamat jalan... Selamat jalan
Selamat jalan... duhai obor agama
Ruhmu terbang ditompangi burung dara
Melambung awan sambangi nirwana

Engkau yang dulu berteriak bagai singa
Kini terbujur tak berdaya
Engkau yang dulu bergerak lincah bak burung onta
Kini berselimut kain kafan dalam cahaya
Smangat dakwahmu smoga jadi teladan
Gelora ghirahmu yang selalu tergairahkan
Buat ummat yang butuh pegangan

Istirahatlah... istilahatlah dalam pelukan Tuhan
Istirahatlah... istirahatlah kami akan teruskan perjuangan
Nantikanlah kami akan menyusulmu keharibaan
Telusuri barzah raih keridhoan

******* Oleh: mo'Sang tafakuR_

Senin, 22 April 2013

APAKAH KALIAN PUNYA HATI

Apakah kalian tuli...
Hingga tak mendengar debaran hati
Apakah kalian buta...
Hingga tidak bisa melihat cinta diantara aku dan dia
Dan apakah kalian bisu...
Karena sebentar lagi kalian takkan biasa berkata-kata
Tuk hancurnya hati yang tersayat tersandera
Melihat dua hati hancur lembur berserakan
Sekarat sukma menyambangi kematian

Kalian tak bisa pisahkan langit dengan awan
Yang selalu rela saling bersentuhan
Kalian tak bisa pisahkan lembayung dengan burung yang pulang ke dahan
Mereka asyik sentiasa berpelukan

Lihatlah keteguhan cinta Adam dan Hawa
Begitulah ketusan hati aku dan dia
Lihatlah indahnya kisah Yusuf dan Zulaikha
Begitulah kisah suci mahligaiku tercipta

Biarkan... biarkanlah cintaku dan dia
Indah di peraduan
Biarkan... boiarkanlah asmaraku dan dia
Merekah di taman
Karena taqdir hidup telah ditetapkan
Agar gita cinta aku dan dia terabadikan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

KETIKA KEMATIAN JADI PILIHAN

Sejujurnya aku tak ingin meminta kematian
Karena meminta itu dilarang oleh Tuhan
Akan tetapi rasanya kematian sangat indah bersentuhan
Bila semua nestara seakan bertumpukan

Lari dari kehidupan memang bukan pilihan
Tetapi terkadang itu jadi rujukan
Ketika pandangan mulai gelap tanpa sinaran
Cahaya pancaran iman yang nyaris padam dan teredupkan

Duhai diri...
Belajarlah tentang kehidupan sebelum datangnya mati
Tentunya selami dulu kematian dalam hidup yang berduri
Ziarahi kematian sebeluim mati itu datang menghampiri
Lewati tabir barzah yang pilu tak mungkin dipungkiri
Menyambangi alam bawah sadar tanpa mimpi-mimpi
Tuk datangi kampung akhirat yang dinanti

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Jumat, 19 April 2013

MAHKOTA YANG TERSISA

Diantara reruntuhan rasa
Kupunguti puing-puing mahkota yang tersisa
Kudamba semangat hidupmu terus bergelora
Teguhkan aku dalam titik nadir keterpurukan asa

Kurindukan sabarmu...
Menyapa lembut amarahku
Kunantikan hadir belaian asmaramu
Tepis gundah yang mencekik leher bathinku

Aku tak pernah mencari gemerlapan harta
Yang kucari hanyalah sayap bidadari pengembang jiwa
Aku tidaklah memburu kenikmatan semata
Yang kuinginkan mahkotamu selalu ada
Walau hanya sisa...
Mahkota itu bernama pengertian yang selalu bercahaya
Mahkota itu bernama kebersahajaan dalam menyapa

Mahkota tidaklah selalu berada di kepala sang puteri
Tapi dia berada di kedalaman hati bidadari
Tersimpan apik tersembunyi
Itulah dawai hati
Mahkota indah yang selalu membelai

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

ISTANA YANG DIJANJIKAN

Di tengah berkejambuknya prahara dunia
Ada masa untuk tuk berkhidmat
Di tengah kegaduhan malapetaka
Ada saat perbaharuhi sujud yang nikmat

Ada banyak sujud yang tidak membawa khusuk
Ada banyak yang tidak merasuk dalam rukuk
Bahkan tidak mau hanyut dalam alunan do'a dan dzikir
Lafaz dan gerakan tanpa ruh yang bergetar

Bila tidak bisa menjamin sujud yang diijabah
Maka perbanyaklah shalat sunnah
Bila tidak bisa yakin dengan rukuk yang makbul
Maka perbanyaklah shalat sunnah sebagai tambal

Nabi yang mulia telah janjikan istana mengkilat
Bagi orang yang rajin sujud sepuluh rakaat
Di huni para bidadari yang memikat
Dengan suara yang merdu dan memelas lembut

Raihlah  segera sepuluh rakaat
Bila ingin terus mengucur nikmat
Raihlah sepuluh rakaat
Niscaya akan dapat balasan pahala yang berlipat

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

TUHAN DAN PUJANGGA

Berawal dari nestapa di belantara jiwa
Resah berkepanjangan hingga terbiasa
Dari situlah lahir kata-kata sang pujangga
Apakah pujangga selalu ditakdirkan terlara???

Bila hidup pujangga selalu tersiksa
Lalu kenapa lahir puisi dan prosa suka cita???
Ataukah pujangga tak berhak dapat kebahagiaan???
Hanya bisa melahirkan sengasara berkepanjangan

Tuhan...
Berikanlah kebahagiaan kepada para pujangga
Agar tidak ada keserakahan dalam kepedihan kata
Yang merintih membuih...
Yang berurai berderai...
Yang tersungkur terkulai...
Yang meredam membasah...

Tuhan tidak pernah menyiksa
Karena Tuhan adalah rasa setiap manusia
Tuhan tidak pernah serakah
Karena Tuhan selalu menebar berkah
Bagi mereka yang selalu mau merekah

******* Oleh; mo' Sang tafakuR_

Rabu, 10 April 2013

SANG AYAH: senja berselimut awan

Angin bisa berlalu seperti serdadu
Musim bisa berganti laksana mentari
Bahkan masa bisa pergi seperti pencuri
Tapi rinduku tak pernah pudar duhai ayah sgalaku

Gurat lelahmu menawanku
Binar biasan pandangmu merajamku selalu
Sapaan lembut tuturmu sering mencuri kesendirianku
Engkau memang sosok ayah idamanku...

Bila aku terpuruk dalam jurang durja
Engkau selalu ada penopang gundah
Bila aku terbakar kobaran amarah
Engkaupun hadir meredam bara

Oh... Duhai Ayah...
Terbuat dari apakah hatimu
Semua jerat masalah engkau telan seperti obat
Walau pahit tapi diwajahmu tak terlihat
Walau sakit tapi air mukamu tak berombak dahsyat

Tubuhmu tegar bak gunung diterpa amukan topan
Sosokmu sangat tenang bak danau tempat angsa bercinta
Jiwamu adalah lautan cinta tiada bertepi menyerla
Suaramu sejukkan kemarau hati yang keronta
Tak habis pikir kenapa butiran doamu lebih indah dari senja berselimut awan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

AYAT-AYAT CINTAMU


Ya Habibii...
Bagaimana mungkin engkau kukhianati
Bila cintamu terus mengalir bagai sungai
... Selalu tercurah tak pernah lelah basahi
Kegersangan dan keringnya taman hati
Hingga berbunga indah mekar berseri

Ya Habibi...
Bagaimana mungkin engkau tak kupercayai
Karena yang kau utarakan bukan hanya janji
Tapi ayat-ayat cinta terbentang sebagai bukti

Birunya langit menjulang tinggi
Putihnya awan berhias pelangi
Serta basah suburnya bumi ini
Lebih dari cukup sebagai bukti

Ya Habibii...
Tidaklah mungkin sayangmu kupungkiri
Bila tutur katamu saja lembut membelai
Melebihi angin sepoi dan sayap bidadari
Bahkan melebihi kelembutan itu sendiri

Terbaiklah...,
Engkau yang pernah kucintai
Tersalahlah..,
Bila suatu saat aku berpaling lari

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Jumat, 29 Maret 2013

BIARLAH HATI INI RETAK

Ku tahu engkau mencintaiku
Kau tahu jua aku mencintaimu
Aku baru memintah
Tapi engkau sudah merindu
Engkau baru resah
Tapi aku sudah meraung pilu
Adakah kedekatan yang melebihi jasad dan ruh?

Namun bila takdir kehidupan telah menggaris bawahi
Bahwa perjalanan hidupku harus melalui jalan-jalan berduri
Dapatkah aku akan bersenang hati bila taqdirmu nanti
Akan dipengaruhi malangnya taqdirku dipenghujung hari?

Tidak kasihku, tidak...
Biarlah hati ini retak
Demi bahagiamu kelak

Karena kini kusadari...
Bagaimana membuatmu bahgia
Sedangkan aku sendiri tidak bahagia..
.
 
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

TAK RELA ENGKAU PERGI

Saat puncak amarah, kita bagai musuh
Saat romantis, kita bagai sepasang rusa di hutan kedalaman jauh
Terkadang aku ingin engkau pergi menjauh
Saat yang sama aku tak siap ditinggal karena hatiku akan renyuh bergemuruh

Kenapa pertengkaran harus selalu ada ???
Para pujangga  menjawab, itu bumbu-bumbu cinta
Oh... tapi terkadang rasa jengkel hampir punahkan cinta
Rasa kecewa sesakkan dada
Tumpah ruah nyeri melanda
Hampir tenggelamkan biduk mahligai cinta

Aku tak rela engkau pergi karena kecewa
Aku ingin engkau tetap tinggal karena asmara
Aku tak rela engkau terluka karena lara
Yakinkan dirimu bahwa itu cuma persimpangan jalan semata
Yang harus dilewati dengan ketangguhan setia

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

USAH KAU KENANG LAGI

Yang lalu adalah kenangan
Sekarang adalah kenyataan
Yang akan datang adalah harapan
Jujur...
Berat rasanya langkah kaki ini
Nyilu sembilu dikedalaman hati
Sendiri kata mereka seolah mati
Semuanya itu telah kurasai kini

Namun walau senyap tanpa suara
Sepi mencekam tanpa canda tawa
Remang membayang tanpa warna
Kuharus pergi tinggalkan masa lalu
Hempas semua asa di dalam qalbu
Nostalgia cinta...
Kenangan indah...
Kan kuhapus dari ingatan jemput masa depanku

Duhai orang yang dulu kucintai
Tapi telah jadi orang asing kini
Berjalanlah di jalanmu
Ku kan berjalan di jalanku
Walau galau membangkai bisu
Namun aku kan tetap berlalu

Usah kau kembali lagi
Biarkanlah aku sendiri
Temukan jati diri...
 
 

BAHAGIAMU DERITAKU

Seharusnya aku berduka dengan kepergianmu
Tapi jujur kepergianmu adalah kebahagiaanku
Betapa tidak...?
Karena awal kepergianmu
Merupakan akhir nestapaku
Seolah tumpuk-tindih batu
Terangkat dari luka diqalbu

Lega...
Dadaku tak lagi kaku
Cair...
Napasku tak lagi beku

Asal kau tau...
Lelah-letih sudah hati ini bersandiwara ria
Tangis terus kututupi diselubung canda-tawa
Sedih harus kusembunyikan di tirai suka-cita
Seolah aku seorang badut di panggung bahagia
Kemudian jadi pesakitan iba di lembah air mata
Engkau tertawa
Aku menderita..

Kini... cukup sekian sudah
Lara-derita berakhir punah
Selamat jalan dan selamat berpisah
Maafkan aku bila selama ini tersalah
Semoga...
Selamanya kita tetap jauh terpisah
Jangan ada lagi jumpa di awal kisah

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

PRAHARA PADANG MASYHAR

Berkerumun penuh sesak di hamparan tak bertuan
Bertebaran manusia-manusia tanpa arah tujuan
Tanpa alas kaki tanpa penutup badan
Itulah prahara Padang Masyar yang tak diragukan

Matahari sejengkal sebagai atap tanpa adab
Miris terdengar meraung dan meratap sembab
Menunggu saat pertanggungjawaban yang belum terjawab
Teromabang-ambing dalam ketidakpastian nasib

Menangislah sepuasnya sebelum masa itu tiba
Meringis dan meradang di sana tiada artinya
Tertawalah sekarang sekedarnya
Karena tawa dan canda di sana sudah sirna

Pengap, sesak, keronta...
Tiada pengobat rasa iba
Resah, gelisah, terbiarkan merana...
Tiada penopang gundah gulana
Kecuali datangnya pembawa cahaya
Sang peredam durja
Dialah Nabi kita yang mulia
Rasulullah Saw peredam bara yang terdera

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

AKU DATANG TUHAN

Walau mata masih mintak untuk dipejamkan
Tubuh berat bangkit dari empuknya peraduan
Namun kuharus beranjak tuk suatu kewajiban
Melangkah gontai menyongsong suara azan
Aku datang memenuhi panggilanmu tuhan...!

Diantara suara azan yang mengema
Dinginnya udara malam yang tersisa
Kupandang sekeliling penuh rasa iba
Iba pada mereka yang masih terlena
Terbujur lelap diatas kasur empuknya

Ketika kusampai di rumah mulia itu
Hati ini semakin iba dan terasa pilu
Penghuninya cuma dua kurang satu
Situa yang ajalnya diambang pintu
Dialah muazzin dari waktu kewaktu

Duhai engkau yang maha kasih
Berilah petunjuk dan hidayah
Biar hambamu tak tersesat jauh

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

PENGEMBARAAN HATI

Entah sampai kapan pengembaraan hati ini
Melayang dan terus melayang tembus mimpi
Membayang dan terus membayang tiada henti
Jangankan malam siangpun tiada bedanya lagi
Ya ilahi...!
Apakah yang ia cari...?

Lelah letih sudah ini langkah kaki
Lemah gundah ayunan tangan ini
Bagai musyafir digurun tak bertepi
Kemana arah tujuan tak tau pasti
Ya ilahi...!
Kenapa hati jadi begini..?

Haus dahaga tak juga reda
Lapar melilit makin menyiksa
Genangan air membayang disana
Tapi nyatanya hanya patamorgana
Ya ilahi...!
Apakah haus membuatnya lupa diri...?

Bila hati ini semakin terasing disunyi hampa
Hanya belai kasihmu sebagai pengobat lara
Walau terkadang ku berpaling dari fitrah jiwa
Namun sesaat terkenang kala gundah-gulana
Ya ilahi...!
Adakah hati ini telah jauh berpaling lari..?

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

TANYA TAK TERJAWAB

Diambang sore nan rambang
Diruang sunyi nan sepi remang
Kurangkai untaian kata luahan rasa
Mewakili kelunya mulut untuk bicara
Adakah kau masih ingat semuanya..?

Selama aku masih bisa menjawab kawan
Tanyalah apa yang ingin kamu tanyakan
Karena bila mulut ini telah kelu dalam jawaban
Terlalu halus suara hati ini untuk kau dengarkan
Kata ini masih menggelepar...
Dalam memori ingatan

Kau pun bertanya
Awalnya biasa saja
Tapi begitu kau tanya tentang rahasia
Cintaku yang kuredam di relung dada
Dan telah ku anggap mati tanpa pusara
Aku pun jadi terbungkam seribu bahasa

Bukannya ku tak bisa jawab
Bukan pula ku mau berkilah
Tapi bila rahasia itu jadi nyata
Mungkin aku bisa binasa
Haruskah kujawab juga?

Tidak...
Maaf kalau ku ingkar janji
Terjebak omongan sendiri
Bukankah tuhan juga sama
Tak membongkar rahasianya?

Rahasia tetaplah rahasia
Bila sudah jelas di pelupuk mata
Tentu bukan rahasia lagi namanya

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

KENAPA

Walau diri ini belum bisa jauh berlari
Tapi seharusnya sudah kuat berdiri
Lebarkan dada hadapi badai kehidupan ini...                                                                                Bak batu karang bertahan di tepian pantai
Bersabar...
Walau terasing dan tersakiti
Bertahan...
Walau hempas ombak tiada henti
Tabah...
Walau hujam petaka silih berganti

Tapi kenapa...
Kenapa sampai kini jiwa masih lunglai?
Diam tak terarah berjalan tiada pasti?
Bahkan...
Air mata ikut berderai
Tak henti aliri pipi
Basahi retak bumi
Kering...
Tiada sisa lagi
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Jumat, 08 Maret 2013

KETIKA CINTA TIDAK HARUS MEMBELAI

Kita sepakat dalam satu kata cinta
Namun terkadang engkau maknai cinta terlalu lebai
Cinta tidak harus setiap saat membelai
Cinta tidak harus selalu memperturutkan keinginan seketika

Kasih...aku sadar bahwa engkau sangat manja
Bisikanmu menghentakkan sukma
Tapi terlalu manja itu adalah egois semu
Yang akan melemahkan benteng positif aku dan engkau

Dewasalah dalam merawat cinta
Itulah yang harus diterjemahkan dalam realita
Merawat cinta butuh pengertian menjaga
Merawat cinta butuh kesejukan menyapa
Merawat cinta butuh keberanian menyela
Bahkan merawat cinta kadang harus dengan amarah yang bijaksana

Cintailah aku tanpa beban meminta
Sayangilah aku tanpa unsur paksa
Aku akan membawamu pada syurga yang sebenarnya
Syurga itu adalah kebersamaan kita sampai tua

******* mo' Sang tafakuR_

Jumat, 22 Februari 2013

TEMANI AKU MENGHADAP TUHAN

Saat engkau memintaku untuk memberi sekuntum bunga
Aku katakan bahwa cinta tidak selalu harus dengan bunga
Aku memang bukan orang romantis yang bisa merangkai kata
Seperti layaknya para Pujangga
Tapi aku ingin engkau tahu...
Bahwa disetiap sujudku 
Aku memohon pada Allah agar bisa bersimpuh bersamamu
Hingga akhir hayatku...

Bila engkau bertanya kenapa aku selalu setia
Aku berat untuk menjawab karena dadaku penuh bergelora
Tapi lihat bebatuan kali yang selalu temani kemana aliran sungai
Lihatlah rerumputan yang selalu ada dimanapun tanah kosong terhampari
Begitulah aku kepadamu
Dan kuharap begitu jugalah engkau kepadaku
Selalu ingin bersama saling memangku
Bersama yang tidak dibatasi waktu
Walau ruh berpisah dengan jasadku
Dihamparan akhirat aku masih menunggumu
Tuk temui sang kholik memintamu
Tuk izinkan engkau terus temani aku

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_


SYAIR TETAPLAH SYAIR

Andaikan saja syair-syair ini bisa menghibur duka
Kan kugubah ia sebanyak syair-syair Buya Hamka
Biar asa kembang berbunga tepiskan petaka
Hingga tiada lagi dilema menggores luka

Namun syair tetaplah syair
Tak mungkin bisa mengembalikan air
mataku yang telah mengalir
Seperti alur ceritanya air
Mengalirnya tetaplah ke hilir

Tapi apakah aku bisa hidup tanpa syair?
Ku terdiam kejut bagai disambar petir
Bukankah semua laraku yang pahit getir
Telah kusulam indah dalam bait-bait syair?

Jumat, 01 Februari 2013

BERSUMPAH ATAS NAMA CINTA

Jangan engkau bersumpah atas nama cinta
Bila itu hanya biasan rasa belaka
Tapi bersungguh-sungguhlah dalam setia
Karena setia tak memerlukan sumpah sehidup semati
Karena setia adalah ruh sekaligus jasadnya cinta sejati

Bersumpah terlalu mengobral kata
Hingga kata-kata berhamburan tanpa makna
Bersumpah atas nama cinta
Terlalu lebay untuk ungkapan rasa

Pecinta sejati takkan mengobral janji
Rasa sayang tidak bisa dijual murah dengan abjad yang tersaji
Cinta butuh ketulusan tak sekedar kata
Rasa sayang memelukan pengorbanan tiada tara

Bersumpahlah atas nama saksi sumpah itu sendiri
Dialah Ilahi Robbi...
Bersumpahlah atas kesetiaan pada Pencipta
Hingga tiada rasa mendua untuk-Nya

Bersumpahlah untuk tidak mengulang dosa masa silam
Hingga pupus semua ditelan malam
Terbebas dari hidup yang kelam
Sirnakan kegetiran suram yang mencekam

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Gran Mutiara, Januari 2013

MANUSIA TERPIDANA

Apakah manusia berhak terdera hukuman?
Jawablah sebatas kemampuan kemanusiaan
Tapi bila hukuman telah lampaui batas tamparan 
Itu akan merampas hak dan keadilan Tuhan

Sungguh hukuman terberat itu adalah jadi terpidana 
Tertuduh di kursi pesakitan terpenjara rasa
Didera suara-suara merajami terpidana
Itulah nestapa berat yang sangat menyiksa

Duhai jiwa-jiwa yang bebas...
Pernahkah menakar diri terlepas terkelupas
Apakah hukuman dosa kita telas terbalas
Ataukah kita hanya pura-pura bebas puas
Seakan tak mau memelas pada yang di atas

Duhai jiwa-jiwa yang terpidana
Pernahkah menghitung hari membias bara
Apakah deraan itu telah bisa menghapus noda
Hingga dosa-dosa terbasuh sucikan alfa beta

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Kampus Biru, 31 Jan 2013

TENTANG KETULUSAN

Menulis di atas kolam jambangan
Berteriak dalam deburan ombak yang bersahutan
Keduanya adalah simbol kerapuhan
Fatamorgana yang kesiangan

Ukirlah sejarah di atas bebatuan
Berteriaklah dalam ruangan yang bertuan
Itu adalah simbol kesabaran 
Dan ketangguhan...
Bukan menentang matahari kesiangan

Bila kesabaran adalah kesianmbungan
Lihatlah tetesan air yang jatuh di bebatuan
Bila keteguhan adalah aliran air
Lihatlah gerakan air tak pernah berhenti mengalir
Bersih tanpa tumpukan kotoran
Yang berserakan disepanjang aliran

Belajarlah tentang ketulusan pada hutan
Dia sabar tumbuh sebagai sanggahan
Untuk menahan angin dari hantaman
Hingga bumi stabil dan air laut dan danau tak larut goncangan

Belajarlah tentang ketulusan pada kincir angin
Tak pernah lelah berputar walau jadi bulan-bulanan
Gerakkan kincir alirkan air kebutuhan
Hingga manusia dan tumbuhan bisa bergandengan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_ 

Kampus Biru, 31 Jan 2013