Sesungguhnya....
Benih-benih rasa yang terus menggelepar ini
Tak kuasa lagi kupendam dalam relung hati...
Dan
jadi rahasia tersembunyi diselubung sepi
Hingga terbawa dalam angan
merasuki mimpi
Namun...,
Aku resah
Juga gundah
Bila semuanya terlukis nyata
Bila segalanya terukir di mata
Engkau akan kepakkan sayapmu, terbang
Mengitari awan melayang lalu
menghilang
Tinggalkan diriku dalam sepi sunyi meremang
Disiksa
gelisah tertawan derita lalu meradang
Maka...,
Dari pada
kehilangan pualam
Lebih baik kupendam..,
Rasa ini jadi misteri
Dan akan kutanam...,
Jauh di perut bumi
Aku kan bertahan
Tak akan menyesal
Walau hanya mencintai bayang-bayang
Demi
dirimu sijantung hati simbaran tulang
Sesungguhnya....
Benih-benih rasa yang terus menggelepar ini
Tak kuasa lagi kupendam dalam relung hati...
Benih-benih rasa yang terus menggelepar ini
Tak kuasa lagi kupendam dalam relung hati...
Dan
jadi rahasia tersembunyi diselubung sepi
Hingga terbawa dalam angan merasuki mimpi
Namun...,
Aku resah
Juga gundah
Bila semuanya terlukis nyata
Bila segalanya terukir di mata
Engkau akan kepakkan sayapmu, terbang
Mengitari awan melayang lalu menghilang
Tinggalkan diriku dalam sepi sunyi meremang
Disiksa gelisah tertawan derita lalu meradang
Maka...,
Dari pada kehilangan pualam
Lebih baik kupendam..,
Rasa ini jadi misteri
Dan akan kutanam...,
Jauh di perut bumi
Aku kan bertahan
Tak akan menyesal
Walau hanya mencintai bayang-bayang
Demi dirimu sijantung hati simbaran tulang
Hingga terbawa dalam angan merasuki mimpi
Namun...,
Aku resah
Juga gundah
Bila semuanya terlukis nyata
Bila segalanya terukir di mata
Engkau akan kepakkan sayapmu, terbang
Mengitari awan melayang lalu menghilang
Tinggalkan diriku dalam sepi sunyi meremang
Disiksa gelisah tertawan derita lalu meradang
Maka...,
Dari pada kehilangan pualam
Lebih baik kupendam..,
Rasa ini jadi misteri
Dan akan kutanam...,
Jauh di perut bumi
Aku kan bertahan
Tak akan menyesal
Walau hanya mencintai bayang-bayang
Demi dirimu sijantung hati simbaran tulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar