Jangan...,
Jangan palingkan wajahmu saat melepaskanku pergi
Kalau di hatimu masih tersisa rindu dipenghujung hari
Tersalah..,
Bila air yang ditempayan engkau tumpahkan
Bila air hujan belum tentu engkau dapatkan
Ingatlah...!
Jangan palingkan wajahmu saat melepaskanku pergi
Kalau di hatimu masih tersisa rindu dipenghujung hari
Tersalah..,
Bila air yang ditempayan engkau tumpahkan
Bila air hujan belum tentu engkau dapatkan
Ingatlah...!
Walau dalam kebersamaan kita yang tersisa hanyalah pahit perih
Namun saat wujud perpisahan membias di ujung jalan berliku ini
Bulir-bulir air mata tetap juga merembes, berjatuhan basahi bumi
Membias teroboskan semua rahasia usang dalam memori hati
Hingga bahasa mulut serta syair dan gurindam tiada arti lagi
Tataplah mataku...
Renangi kedalamannya...
Niscaya engkau akan melihat qolbi yang subur basah
Juga benih-benih sehat yang membuncah memerah
Bukankah mata adalah jendela hati...?
Namun saat wujud perpisahan membias di ujung jalan berliku ini
Bulir-bulir air mata tetap juga merembes, berjatuhan basahi bumi
Membias teroboskan semua rahasia usang dalam memori hati
Hingga bahasa mulut serta syair dan gurindam tiada arti lagi
Tataplah mataku...
Renangi kedalamannya...
Niscaya engkau akan melihat qolbi yang subur basah
Juga benih-benih sehat yang membuncah memerah
Bukankah mata adalah jendela hati...?
******* Oleh: Jay Sang MusafiR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar