Ingin ku putuskan semua ikatan rantai berduri
Kemudian berlari ringkih menapaki jalan-jalan sepi
Menelusuri lorong-lorong gelap meremang sunyi
Biar ada yang tau betapa sakit hujam petaka ini
Terkapar...,
Lunglai ku dalam pedih perih nyeri merobek hati
Semusim kau sekap diriku dalam pasung petaka murka
Kemudian berlari ringkih menapaki jalan-jalan sepi
Menelusuri lorong-lorong gelap meremang sunyi
Biar ada yang tau betapa sakit hujam petaka ini
Terkapar...,
Lunglai ku dalam pedih perih nyeri merobek hati
Semusim kau sekap diriku dalam pasung petaka murka
Bagai orang gila kuterasing senyap dicekal derita cinta
Rintih ratapku menusuk getarkan pelataran langit jingga
Namun ibamu tak terusik biarkanku serak dalam raung iba
Kaukah itu...?
Orang yang dulu berhati sutra berjiwa mulia?
Yang mengulur tangan lembut penuh cinta?
Lalu mengangkatku dari lembah air mata?
Dimana...?
Dimana selimut malam pintalanmu disaat dulu ku kedinginan?
Kemana kau tumpahkan air jernih disaat dulu ku kehausan?
Hilangkah Payung teduhmu disaat dulu ku kepanasan?
Desah....,
Cuma angin yang mendesah resah
Menangis iba air mata dipucuk basah
Rintih ratapku menusuk getarkan pelataran langit jingga
Namun ibamu tak terusik biarkanku serak dalam raung iba
Kaukah itu...?
Orang yang dulu berhati sutra berjiwa mulia?
Yang mengulur tangan lembut penuh cinta?
Lalu mengangkatku dari lembah air mata?
Dimana...?
Dimana selimut malam pintalanmu disaat dulu ku kedinginan?
Kemana kau tumpahkan air jernih disaat dulu ku kehausan?
Hilangkah Payung teduhmu disaat dulu ku kepanasan?
Desah....,
Cuma angin yang mendesah resah
Menangis iba air mata dipucuk basah
******* Oleh: Jay Sang musafiR_ciNta