Jumat, 30 November 2012

TERMINAL CINTAKU

Dulu engkau rebut perhatianku
Indah bestari bersemi di taman kalbu
Sekarangpun engkau tlah jadi milikku
Yang aku persunting bersama mukjizat diluar jangkauan kemanusiaanku

Pernah kita terpisah sama-sama tersiksa
Terhalang pulau dan ombak tak bisa bersua
Hanya kekuatan cintalah yang bisa satukan nafas kita
Bertasbih merdu dalam mahligai "bismillah" terhela

Dalam keterasingan diri engkau meradang dalam penantian
Saat yang sama aku juga basah dalam gelisah tak karuan
Sibuk selalu memintamu pada penciptamu
Mencari saat yang tepat tuk menculikmu keparaduan suciku

Sungguh... Tuhan telah jawab patah-patah doa'mu kasih...!
Juga telah restui munajatku dipenghujung malam jemput subuh merintih
Tuk pertemukan kita dalam keindahan perjamuan malam
Seindah rintihan manja para penghuni negeri seribu satu malam

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

CINTA ADALAH URUSAN HATI

Percuma...,
Percuma kau jerit raungkan cinta
Karena itu terlalu halus oleh pendengaran telinga
Bahkan terlalu indah dalam khayal maupun nyata
Hanya hatilah satu-satunya tempat barlabuhnya

Percuma...,
Percuma kau bertanya masalah cinta
...

Karena itu terlalu sulit menjabarkannya
Bahkan terlalu abstrak dalam pendar mata
Hatilah satu-satunya yang bisa memaknainya

Cinta...,
Cinta adalah urusan hati
Biarkan hati memaknai sendiri
Dangarkanlah suara hati!

Cinta...,
Cinta bukan milik peribadi
Ada kekasih untuk berkongsi
Itulah jodoh dari ilahi
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

MATA AIR CINTA

Walau engkau tak pernah uraikan dengan kata-kata
Tapi pandang matamu telah mengatakan segalanya
Bahkan...,
Senyum simpulmu tak mampu menyembunyikannya
Juga.......,
Dekapan dan belaian sayangmu jadi bukti nyata
Akan cinta kasih tulusmu yang tiada bandingnya
Dan sekalipun umpama nyawa sudah diujung tanduk...

Tapi kutau cintamu akan tetap mekar tak akan lapuk
Merekah..., seperti kembang berbunga diujung pucuk
Mata air cintamu akan terus mengaliri hati nan lubuk

Duhai bunda...
Engkau menyayangi dan terus menyayangi
Tapi..., tak pernah menuntut untuk disayangi

Duhai bunda...
Engkau mengasihi dan terus mengasihi
Tapi..., tak pernah menuntut untuk dikasihi

Duhai bunda...
Engkau memberi dan terus memberi
Tapi..., tak pernah merasa rugi

Oh bunda...!
Selama engkau masih didepan mata
Biarkan aku bersimpuh dipangkuanmu
Dan kalau memang sorga dibawah kakimu
Biarlah kusirami dengan air mata cintaku
Agar selalu bersemi dalam ridho dan rindu

Robby gofirli wali-wali dayya warhamhuma kama robbayani shogiro
Allohumma amin...
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

GORESAN CINTA PERTAMAKU

Awalnya kusangka itu hanya cerita singkat
Sebagai panorama indah menghiasi hayat
Yang membias bagai senja di upuk barat...
Kemudian iapun sirna dan hilang mengirat
Dalam dekapan malam-malam sunyi pekat

Namun...,
Walau cuma seperti pata morgana di ujung jalan
Ia menjelma juga dalam mimpi dan angan-angan
Dan terus mengikuti jejak langkah yang terpincang-pincang
Sampai malam menepi diawal subuh tetap terngiang-ngiang

Duhai biasan cinta yang usang...!
Sirnakanlah asa yang membayang
Dai lubuk hati yang kian meradang
Agar jiwa hampa ini kembali tenang
Seperti dulu sebelum cinta kembang

Cukup...,
Cukuplah itu sebagai kenangan
Keremajaan berbunga kedewasaan
Kedewasaan berbuah kematangan
Kematangan mengerut kerentaan
Kemudian terkubur...,
Terkubur dibawah perut bumi keabadian
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Selasa, 27 November 2012

KURINDU TERBEBAS ASAP ROKOK

Engkau memelas tuk kesekian kalinya
Berharap aku tinggalkan benda berasap segera
Walau tidak mutlak haram* tetapi tetap mudharatnya asyik menyapa
Itulah sebatang rokok putih yang nyaris ada dimana-mana

Sejujurnya... sangat berat berpisah dengan asap yang tak bermakna
Asapnya terbang seiring angan pelepas semu belaka
Aduh... beratnya menyiksa sukma
 Mau marah tak berarah... hampa rasa

Oh... pahitnya terasa juada
Getir air liurku tak tertahankan
Hidup tanpa asap rokok bagai neraka
Berat... pekat... mendera hari menyesatkan

Terbebas penjara asap adalah impianku yang tertunda waktu
Aku takjub atas ketulusan pintamu 
Sesanggupku walau sangat berat kusahuti tekat membatu
Semua kulakukan hanya karena putihnya kasih perhatianmu

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
* Masih ada pereselisihan ulama tentang haramnya rokok

MUSIM SEMI YANG DIJANJIKAN

Biarlah mata ini yang bicara
Tatkala lidah kehidupan membungkam
Biarlah hati ini yang merasa
Tatkala telinga kehidupan mengabaikan
 
Karna...,
Bila tiba musim semi yang dijanjikan
Syair dan gurindam yang kugoreskan
Bukan saja sebagai bacaan usang
Namun...,
Sebagai obat dalam kesakitan
Sebagai tongkat dalam kepincangan
Sebagai lentera dalam kegelapan
Dan sebagai selimut dalam kedinginan

Harapan itu masih ada dan selalu terngiang
Bahkan semakin berurat daging menulang
Sekalipun...,
Hari berlalu
Minggu memacu
Bulan memadu
Dan tahun menunggu

Gilasan kecewa tak akan pudarkan asa
Cabikan cemooh tak akan lunturkan rasa
Disini...,
Bila sore diambang senja
Syair dan gurindam tetap bersahaja
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Sabtu, 24 November 2012

SAAT AJAL MEREGANG NYAWA

Kidung ratapmu terlalu menyiksa telinga
Merobek kalbu setiap pelayat tiba
Getarkan setiap langit ketakutan murka terhiba
Renyuh terkubur laksana di alam baka

Lepaskankan semua angan dan hayalmu
Relakanlah semua mimpi syurga duniamu
Lafadzkan segera asma pemilik jiwamu
Tataplah sang tamu penjemput ruhmu

Usah engkau sesalkan perpisahan tiba-tiba
Sesalkanlah diri yang tak tahu makna membaca
Berpetualang di rimba dunia yang fana
Kini usai sudah semua karena waktu telah tiba

Tetesan air mata merembes menyiksa
Tak tahu mau berkata apa-apa
Lupa mengucapkan aksara pencipta
Itulah azab bagi sang durjana

Duhai diri yang malang...
Bersiaplah dengan petaka yang meregang
Ratapmu kan membelah tujuh petaka langit membayang
Saat malaikat renggut nyawa dengan garang

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

SANG PERINDU KEMATIAN

Kematian adalah air laut yang menguap jadi awan
Menggumpal ditompangi kemesraan angin
Kehidupan seperti curahan kilatan permata hujan
Mengisi rongga pori-pori bumi yang tandus dan tertanduskan

Kematian bukan akhir dari sebuah perjalanan
Dia seperti biasan pelangi atas pertukaran terik setelah hujan
Sunnatullah yang harus terjadi walau penuh misteri
Percikan taqdir bagi semua makhluk yang harus terjadi

Kematian itu kemesran terindah bagi perindu kematian
Pengejawantahan cinta kepada Sang Pemilik cinta
Kematian juga bisa jadi monster yang menakutkan bagi penikmat dunia
Menjadi perpisahan seorang kekasih dengan hati yang tertambatkan

Tapi... kesengsaraan terburuk adalah kematian datang sebelum mati
Tak ada getaran mendengar sentuhan firman
Anggap dunia laksana kepingan syurga yang menawan
Tersingkir dari kehidupan para penikmat dzikir yang ternaungi

Bila kematian datang kuharap itulah kemesraan Tuhan
Suguhkan aku secawan madu keridhoan
Peluk ruhku dalam keharibaan penuh ketentraman
Diiringi sendu tangisan pilu yang ditinggalkan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

SANG JENAZAH

Seonggok tanah merah tertimbun rapi
Bertahtakan batu-batu kali
Jadi tumpuan pandangan para pelayat yang meratapi
Pohon kamboja jadi saksi atas akhir tragedi

Hening sepi disapu angin kuburan terdera
Sang jenazah ditinggal dicekam kesendirian yang menyiksa
Berhadapan dengan kata-kata sang penanya*
Hanya amalan penopang berselimut api atau mutiara

Bila pandangan tertuju pada kuburan yang tertata
Terselipmisteri bertanya di kedalaman syakwasangka
Akankah penghuni celakaberkabung sengsara
Ataukah bertabur mutiara di taman firdaus terlena

Sungguh malang si fakir yang papa amalan
Tiada bekalan peredam palu godam
Bahagialah si 'abid** berselimut malam
Selalu bersimpuh tunduk dalam keridhoan
Menjadi tamu Tuhan di dalam kuburan
Berkacalah wahai diri yang bernafas
Jagalah hidupmu dengan penuh awas
Jangan terlena dengan angin yang berhembus membius
Jerumuskan diri dalam bara dunia yang membrangus
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

*   Malaikat Nungkar dan Nakir
** Ahli ibadah

BAGAI API DALAM SEKAM

Kucoba berlari dari bakaran api duka
Lalu bernyanyi menghibur gulana
Menari berlenggang mengkuti irama
Dalam paduan sayatan melodi tua

Sungguh...,
Nyanyianku memang meredam nestapa
Namun itu berlangsung sejenak saja
Tarianku memang membangkitkan asa
Tapi iapun menguap sekejap mata
Bagai purnama dimalam gulita...,
Terang sekilas..,
Kelam membias.

Saat nyanyian sudah mereda
Api duka pun kembali menyala
Ketika tarian berakhir nyata
Bara api menghanguskan asa

Seperti api dalam sekam...,
Api duka itu masih belum padam
Hanya tertutup, membara di dalam...
******* Oleh: Jay Sang musafiR_cinta

TAK SELAMANYA MENDUNG ITU KELABU

Tiada hujan yang tak mereda
Tiada tangis yang tak berhenti
Semusim sudah duka merongrong hati
Topan dan badai pun berakhir sendiri

Air mata terkuras sudah
Musim duka hampir punah
Kalau awan kelabu sudah mencair jadi rintik hujan
Cuacapun akan terang benderang penuh keceriaan

Demikian pula kiranya dengan duka nestapa
Kalau sudah mencair jadi genangan air mata
Duka pun akan hanyut meninggalkan bekasnya
Mentari hati akan bersinar lagi
Indah..., segar berseri...
******* Oleh: Jay Sang musafiR_cinta

Selasa, 20 November 2012

NAFAS PUISIKU

Betapa lara nasib sang pujangga
Ia hanya bisa bertahta di istana hampa
Yang ia bangun dari puing-puing asa yang berserakan laksana kaca
Akhirnya tenggelam dalam mimpi tiada bermata

Desah nafasku ada pada hembusan bait-bait puisi
Cobalah bernafas dengan rasaku
Engkau akan temukan bahwa bilik-bilik jiwa ini hanya kata-kata ilusi
Disepanjang hembusan nafasmu masihkah ada aku?

Sobat... bila engkau rindu ingin lihat aku
Bacalah puisi hatiku
Engkau akan lihat aku terpampang walau tak berwujud
Tenggelam dalam aliran bait dalam sejuta khitmad 

Robbi ...
Kurindukan bisikanMu ilhami kata-kataku
Kuinginkan cahayaMu sinari bait-baitku
Kuharap ruhMu gerakkan goresanku
Hingga kata-kataku hanya bermuara pada kudusMu
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_ 

JANGAN PERNAH LETIH MENDAMPINGIKU

Bergerak diluar batas tenaga
Menyelusuri jalan tak kenal patah asa
Walau jauh tak terhitung jarak biasa
Menggelandang jenuh meradang tubuh tak terasa

Oh... betapa ragaku rasanya tak sanggup
Tuk lalui jalan aral melintang dengan pandangan redup sayup
Namun engkau dampingi aku hingga jalan usai
Kuharap itu sekelumit bukti kesetiaan yang tak pernah kering kusai

Aku merenung di ujung remang malam
Sambil bercanda dengan rasa penat yang terhujam
Semakin kuyakin atas keperkasaan cinta
Dan ketangguhan dua hati bila terpaut asmara yang membara

Kasih... jangan pernah letih dampingi aku selalu
Walau mahligai kita pasti takkan sepi benturan yang menghantam
Biarkan raga kita letih terkapar membisu
Tapi sukma kita selalu tangguh walau tak harus bergumam

******* mo' Sang tafakuR_

Senin, 12 November 2012

NYANYIAN GUNDAH

Saat kabar tersiar di malam bungkam
Sebagai manusia biasa aku lunglai dalam muram
Kombinasi harap dan cemas jadi melodi tak beraturan
Tanpa nada dan oktaf yang pasti tak transparan

Bisikan dari kiri selalu vonis aku
Hingga aku seperti tak mau hidup lagi
Bisikan dari kanan terus motivasi aku
Berikan sejuta asa tuk terusbertahan walau menepi terkulai

Bila energi potensial dan kinetik telah maksimal
Kuharap energi mekanikku menggaris taqdir
Bila ikhtiar dan pikir terangkai nilai desimal
Kuharap dzikir jadi penyempurna bilangan konstan yang terbujur

Bernyanyilah hati...
Wakau kabut menyelimuti
Berbenahlah hati...
Sekarat apapun pasti terobati
Bersuaralah hati...
Walau serak pasti kan tersahuti
Damailah hati....
Bersimpuh merayu dalam nur Ilahi

******* Oleh: Mo' Sang tafakuR_

KEMBALIKAN RUH YANG HILANG

(PUISI : Sambut Tahun Baru 1434 H)

Telah lama namamu terpuruk di hati ummat
Hanya tinggal nama dari puing-puing kebesaranmu
Telah lama ummatmu tersesat
Terjerembab dalam kehidupan yang menipu

Islam... itulah nasibmu kini
Kehilangan ruh tanpa daya berarti
Islam... itulah kenyataan pahit menimpamu
Engkau redup bagai lentera tanpa sumbu

Duhai Islam.... engkau seperti pohon yang tak berbuah
Meranggas layu diterpa kemarau musim
Dihempas badai gurun keserakahan tanpa kasih
Dihanyutkan banjir kekufuran siang dan malam

Wahai ummat Islam...
Bangkitlah teriakkan asma agamamu penuh keyakinan mendalam
Rebut kembali kejayaan dengan semangat
Peluk kembali ajaran agar tidak tersesat

Wahai para pengikut...
Kembalilah... berkhidmat
Kembalilah... bermunajat
Kembalilah... berjihat 
Hembuskan kembali ruh Islam tanpa tersekat

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

TETAP MENCARI

Pagi muram........,
Suasana suram...,
Kehidupan membungkam

Jejak langkahku membekas dipantai ini
Ombak-ombak kecil menjilati kaki
Lelah sudah ku mencari-cari
Namun hilangmu bagai ditelan bumi


Sekiranya jejak engkau tinggalkan
Akan kukejar sampai ke seberang
Namun...,
Jangankan jejak bekaspun tak membayang

Pahit memang pahit
Sedih menghujam hati
Tapi pencarian bukan sampai disini
Kan kujejaki...,
Sampai ke ujung bumi
Tetap mencari...........
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Senin, 05 November 2012

SENDIRI

Sendiri lagi...
Tanpa canda tawa dan bisikan mesra
Kosong melenggang dalam kedap kata
Hanya desah-desah ringkih yang tersisa

Jalan masih panjang
Tapi jiwa sudah meradang
Didera waktu yang kian mengambang
Dihimpit hayal yang kian melayang

Oh...,
Dimanakah dirimu duhai Sahabat ???

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

SAAT KUBUNUH CINTA

Aku pernah merasa jumawa
Smua bisa kudapatkan atas nama cinta?!
Sgalanya bertekuklutut di kakiku atas nama kesuksesan
Kesombongan diri kusemai dengan kesadaran

Aku pernah merasa perkasa
Tiap rintangan kulalui tanpa menyerah asa
Musuh-musuhku terkapar menengadah mata
Aku bagai tanggul, bendung air tanpa kenal lelah
Tak pernah patah...

Namun....
Setiap kugantungkan harapku pada cinta
Aku merana kecewa...
Tiap kusemai kasih pada kembang bunga
Aku terus kecewa dan lagi-lagi kecewa

Ilahi... kepadaMu rintihku
Aku tak apa-apa tanpa sentuhMu
Aku rapuh tanpa belaianMu
Aku tak berdaya tanpa hadirMu selalu

Saatnya kusadari hanya cintaMulah yang abadi
MendambaMu tak pernah kecewa mati
Kan kubunuh cinta ini pada siapapun di hati
Karena ku tak mau sampai terluka lagi

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

HIDUPKU

Hari Itu....

Hari dimana Aku akadkan azamku
Hari itulah Nyanyian Surga menembus Iffahku
Hari dimana aq akan mempersunting mu...

Hari itulah hidupmu menjadi hidupku
Hari dimana Cinta Sejati ku di kukuhkan
Hari itulah Cinta Cinta Semuku luluh Lantah karenamu
Hari dimana Kau Halal untukku
Hari itulah para Iblis murka atas kita
Hari dimana kusempurnakan Sunnah Rasulku
Hari itulah Hari yang paling sempurna dalam hidupku
Hari dimana kau Ikrarkan aku sebagai Imammu
Hari itulah Hidupku dan Hidupmu menjadi Hidup Kita





*******Oleh: Umar Kholil

Jumat, 02 November 2012

MAAFKAN AKU BUNDA

Duhai Ibunda…
Maafkan jika mata ini pernah sinis
memandang, dan lidah yang
pernah mengucap makian
sehingga membuat luka hatimu….
 
Maafkan pula jika kesibukanku
menghalangi doa terhatur
untukmu…
Ampuni ananda yang tak pernah
bisa membahagiakanmu ,
 
Ibunda….
Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin
terbang ke angkasa lalu luruh di
pangkuan, mendekap tubuh
sepuh, serta menangis di pangkuanmu…
Hingga terhapuskan kerinduan
dalam riak riak anak sungai di ujung mata…
Rengkuhlah ananda dengan belai
kasih sayangmu bagai masa kecil dulu…
Menyenangkan indahnya setiap
detik dirahimmu dan hangatnya
dekapanmu…
Buailah dengan doa doa hingga
ananda pun lelap tertidur di
sampingmu..
 
Duhai Ibunda…
Keindahan dunia tak akan
tergantikan oleh keindahan dirimu…
Sorak sorai pesona duniapun tak
akan menggantikan gemuruh haru
detak jantung saat Engkau memelukku…
Indah….semua begitu indah dalam
alunan cintamu, menelisik lembut,
membasahi lorong hati dan jiwa
yang rindu kasih sayangmu….
 
Duhai Ibunda..
Bukalah pintu ridhomu, hingga
Maha Cinta pun meridhoiku..
Inilah rintihan Rindu,air mata jiwa
yang takkan henti muliakan
sentuhmu.. 

******* Oleh: Chika Sang Perindu_

CINTA BERSELIMUT SUNYI

Purnama tidak brsinar lagi...
Matahari tadak brcahaya lagi...
Bahkan bumi pun seakan tak berputar lagi setelah kulalui jalan yg penuh liku-liku ini..
Entah knapa....
Kehadiranmu memang mewarnai hidupku..
Namun...

Lukaku tetap terasa
Suaramu memang menenangkanku
Namun sakitku bertambah parah
Cintamu memang meyakinkanku
Namun hatiku tak tahu arah
Sayangmu memang luar biasa tapi rasaku entah ke mana..

Sunyi...sepi...selalu menghampiriku...
Hanya satu yang kupastikan
Aku akan tetap bertahan dengan RASA ini..
Tuhan...aku insan lemah..
Tuntun aku hingga aku sampai pada mimpi indahku yang menjadi kenyataan dalam hidup ku
*******Oleh: Jou Lee Aeb Dee T.
 

RODA KEHIDUPAN

Hari demi hari berlari bagai angin
Minggu demi minggu berlalu bagai awan
Bulan demi bulan silih berganti bagai mentari dan rembulan
Tahun demi tahun timbul tengglam bagai ombak di lautan
Tanpa terasa...,
Usia semakin usang
Umur semakin berkurang
Digilas roda kehidupan yang terus berputar

Kemarin masih begini
Sekarang masih begitu
Esok lusa masih semu
Yang pasti...,
Pahit getirnya empedu masih terasa
Manis nikmatnya madu tiada sisa
Cuma desah cinta yang menuai asa
Walau telah layu di pangkuan masa
*******Oleh: Jay Sang musafiR_