Jumat, 28 September 2012

PASUNG PETAKA MURKA

Ingin ku putuskan semua ikatan rantai berduri
Kemudian berlari ringkih menapaki jalan-jalan sepi
Menelusuri lorong-lorong gelap meremang sunyi
Biar ada yang tau betapa sakit hujam petaka ini
Terkapar...,
Lunglai ku dalam pedih perih nyeri merobek hati

Semusim kau sekap diriku dalam pasung petaka murka
Bagai orang gila kuterasing senyap dicekal derita cinta
Rintih ratapku menusuk getarkan pelataran langit jingga
Namun ibamu tak terusik biarkanku serak dalam raung iba

Kaukah itu...?
Orang yang dulu berhati sutra berjiwa mulia?
Yang mengulur tangan lembut penuh cinta?
Lalu mengangkatku dari lembah air mata?

Dimana...?
Dimana selimut malam pintalanmu disaat dulu ku kedinginan?
Kemana kau tumpahkan air jernih disaat dulu ku kehausan?
Hilangkah Payung teduhmu disaat dulu ku kepanasan?

Desah....,
Cuma angin yang mendesah resah
Menangis iba air mata dipucuk basah
******* Oleh: Jay Sang musafiR_ciNta

BADAI CINTA DIHEMPAS ANGIN GURUN (DUET PUISI)

******* Duet Puisi Mo' dan Jay
Dahaganya batin membuatku buta warna
Oleh mawar berbunga tangkai berduri
Dikedalaman sana senandung menggema
Didermaga jiwa raungan merobek hati (Jay)

Dermaga jiwa tetap damai kuharap selalu
Tempat berlabuh kapal-kapal pesiar yang berlalu 
Kuharap tak pernah terputus cahaya menuntunku 
Walau aku terbenam dalam lumpur dosa masa lalu (mo')

Sungguh tak pernah kupungkiri
Hati ini selalu mendamba cinta sejati
Namun bila cita berlari hasrat tak sampai
Kemanakah jiwa membuang diri?
Hanya percik air mata jadi saksi
Sebagai tumpahan petaka di dada ini (Jay)

Petaka demi petaka telah bosan menghujam
Bak bom selalu datang berdentum
Aku adalah derita yang nyaris berkekalan laksana malam
Bila siang telah datang, kutakut kan datangnya malam (mo')

Petaka cinta yang kau torehkan tlah menjadi takdir perjalananku di padang-padang kegersangan
Jangankan desah angin gerimis megundang, hujan badaipun tak tak lagi menyuburkan
Kemana lagikah kaki kulangkahkan dan ayunan tangan ini kutujukan?
Sementra putik tak kembang mulai layu dijambangan (Jay)

Padang kegersangan telah membias fatamorgana
Cinta dan harapanku digulung syakwasangka
Tak ada lagi tempat memuja di altar jagad fana
Semua lenyap bak pasir di terpa angin gurun slamanya (mo')


HARAPAN DIBALIK PENGORBANAN

Kututup wajah ku berpaling dari rasa malu..
Kutempuh semua walaupun perih..
Rasa cintaku yang membuncah patutnya kau rasakan
aku Bagaikan musyafir yg tidak tau akhir dr sebuah perjalanan..
Namun...
Hatiku tetap kuyakinkan
kuarungi semua demi kau dan dia..
Semoga ini berakhir bahagia

Telah kucurahkn semua yang kupunya
kuhilangkan asa yg tersisa...
Hanya tuk menunggu waktu yg kau janjikan..
Tuhan...kuatkan hati ini
hanya kepadamu aku berserah diri
Dan...
Semoga jalanku ini engkau Ridhoi...
******* Oleh: Jou Lee aeb dey T.
 

Senin, 24 September 2012

LINTASAN ANGAN

Air mengalir dengan deras megiris pasir yang di tepi pantai
Bebatuan mulai nampak dengan jelas
Ombak menerjang kian keras
Membuat karang semakin mengeras

Elok nampak dedaunan kelapa nan menari-nari di tiup angin
di sinari cahaya bulan nan rindang
Teringat sesosok sang bidadari hati
Wajah nan elok bagaikan rembulan 
dengan body nan ramping bagaikan biaola
Saut angin melintas dengan pelan tak terasa
Agar terasa sejuk di dalam dada
Dan membuat damai alam semesta
Oh.... dunia terasa di dalam sorga
******* Oleh:Rajamin Nst Sang petiR_cinta

DOSA YANG TERINDAH ??? (sebuah renungan)

Berawal dari kepolosan hati....
Dia tak mengerti arti apa yang ia jalani....
Begitu penasaran ia akan isi hati....
Hingga ia lupa itu tak berarti....
Dan Tuhanpun membenci....
Tapi ia tak sadari...
Dia lakukan tiap hari...
Bersama sang kekasih...
Jurang dosapun menanti...
Tapi...
nikmatnya...tek bisa membuat ia berhenti...
Dosanyapun bertambah tiap hari.....
Penyesalpun tiada arti...
Kisanak...apa itu dosa...yang terindah.....
******* Oleh: Salman Sang Munajat ciNta

Minggu, 23 September 2012

BUAH HATI YANG ENGKAU RINDUKAN

Kesabaran adalah permata berkilau disapu sang bayu
Ketabahan adalah keindahan bidadari bermata coklat abu-abu
Kuharap itu adalah engkau direlung kalbu
Dan terus kudendangkan do'a bahwa itu memang engkau

Waktu itu engkau ragukan aku dengan cintaku
Engkaupun bertutur tentang buah hati yang tertunda waktu
Ah... usah engkau katakan aku mengada-ada dengan itu
Tak ada alasan bagimu tuk ragukan nyanyian hatiku

Lihatlah... aku masih rajawali seperti dahulu
Tataplah aku... sayap cintaku masih kibaskan kasih sayang ungu
Dan engkaupun masih merpati yang anggun malu tersipu
Segarmu bak melon terjuntai didaunan kalbu

Duhai kasih seputih merpati...
Hapuslah air mata laramu kini
Aku pasti takkan ingkar janji
Tuk memberimu pelipur lara buah hati

Kini...
Masih terlalu besar ombak yang memecah di pantai mahligai
Masih terlalu kuat topan yang menerjang biduk kecil hingga gontai
Tunggulah kasih... Hingga bahtera ini kuat kembali
Siap arungi lautan walau seribu ombak dan badai menanti

******* Oleh: mo' Sang Rajawali/bagiNda

MEMORI HATI NAN USANG

Jangan...,
Jangan palingkan wajahmu saat melepaskanku pergi
Kalau di hatimu masih tersisa rindu dipenghujung hari
Tersalah..,
Bila air yang ditempayan engkau tumpahkan
Bila air hujan belum tentu engkau dapatkan

Ingatlah...!
Walau dalam kebersamaan kita yang tersisa hanyalah pahit perih
Namun saat wujud perpisahan membias di ujung jalan berliku ini
Bulir-bulir air mata tetap juga merembes, berjatuhan basahi bumi
Membias teroboskan semua rahasia usang dalam memori hati
Hingga bahasa mulut serta syair dan gurindam tiada arti lagi

Tataplah mataku...
Renangi kedalamannya...
Niscaya engkau akan melihat qolbi yang subur basah
Juga benih-benih sehat yang membuncah memerah
Bukankah mata adalah jendela hati...?
******* Oleh: Jay Sang MusafiR_

Jumat, 21 September 2012

LENTERA SEPI MENGUAK KABUT

Aku betul-betul merintis jalan lagi...
Setelah aku tersungkur dari tapal jejak berduri
Aku menyeringai meraung lagi...
Setelah sekian lama aku terlelap tak berdiri

Bagiku tak pernah ada kata mati
Bagiku tak ada istilah kalah dalam hidup menepi
Walau dalam sepi tersiksa tanpa gemerlap sorak sorai
Aku tetap aku sejatinya diriku dalam semedi

Tak kutemui lagi pandangan ramah menyapaku
Seolah aku bukan anak adam yang pernah tertuai dosa
Padahal semulia Nabi saja pernah alpa
Aku hanyalah sebutir pasir di tepi pantai yang menderu

Sisa asa masih bergelora membara api
Mukjizat cahaya kuharap jadi lentera sepi
Tuntun hidupku tak kenal henti
Kan tetap kuraih impianku yang tersita
Kan kuretas semua tudingan menerpa
Jadikan aku tetap dan tetap bercahaya

******* Oleh: mo' Sang TafakuR_

SANG DERITA

Tatkala malam terbentang
Aku jadi pengembala bintang
Dan begitu pagi menjelang
Aku malah jadi sang jalang

Bagiku..,
Tiada lagi malam dan siang
Tawaku adalah tangisku
Tangisku adalah tawaku

Inilah diriku...
Derita yang menderita

****** Oleh: Jay Sang MusafiR_ciNta

PUISI ADALAH DOAKU

berpuisi...
mungkin adalah keinginanku
dan telah menjadi hidupku
meski telah terlalu banyak
kata yang terbuang sia-sia

tapi aku tak mampu menguburnya
karna puisi itu kini telah
menjadi do'a dan harapan-harapanku

******* Oleh: Satria Elang

Jumat, 14 September 2012

CINTAKU DAN KEHADIRAN MU


Angin boleh berhenti bertiup
hujan pun boleh brhnti turun...
Namun...
Alunan cinta ku tidak akan berhenti tertuju padamu..
dan akan selalu menghiburmu...
Dalam setiap butiran cinta ku hanya kupersembahkan untukmu... Sayang...
Kau tlah mencerahkan hidup ku..
dan mlupakn masa lalu ku yanhg kelam.. 
Yg dulunya mtahari pun tdk akan mampu menerangi...
Namun hadirnya dirimu tlah mgubah hidup q..
Maafkan aku yang pernah menyakitimu..
Tuhan memang mengatur sgla'a..
Namun.. Kau tlah MENATA dengan indah..
Kau tlah ciptakn tirai cinta yang menghiasi hidup ini.. 
Sayang aku akan selalu bersamamu..
Tidak akan pernah terbagi pada insan lain..
karena kamu adalah ciptaan smpurna BIDADARI surga ku..
******* oleh: Joe ley Aeb dey T.

SELAMAT TINGGAL DERITA


Saatnya bangkit dari buaian derita
Percuma kuberduka karena hianat cinta
Lebih baik kuberjalan melang-lang buana
Menghibur lara diantara kuntuman bunga

Kan kupetik minor gitar dalam pelukan
Kutiup suara merdu seruling kehidupan
Kugubah syair-syair lagu dalam gairah
Sebagai tanda keringnya luka berdarah

Sang musyafir bukanlah musyafir karatan
Yang bisa saja dihina dan direndahkan
Dulu wajar saja ia tenggelam di daratan
Karna belum tau sakitnya penghianatan

Layar terkembang menyongsong haluan
Bahteraku melaju mengarungi lautan
Badai kuterjang topan kulawan
Atau kuajak berdamai tanpa benci dendam

Senyumku terkulum indah menawan
Mataku bersinar penuh keyakinan
Duhai duka, dan kamu penghianat cinta..!!
Selamat tinggal dan selamat berpisah
Aku akan pergi untuk selamanya...

******* Oleh: Jay al Afghan Sang musafiR_ciNta

DERU CINTA BERSELIMUT DUKA


membungkam sejengkal asa
hasrat kian merana
dalam lamunan ku terpesona
mengitari mimpi mengguyut jiwa

pabila berbuluh pastilah merasa
seolah madu bagai racun yang nyata
merasuk mengalir di kelaun nadi membara
degub jatung menahan perih tiada tara

oohh duhai..permata yang menata..

bayang mu kian menjelma seakan menyayat hati yang tak dapat berdusta
bagai berjalan diatas tajam nya serpihan kaca
perih namun apalah hendak dikata
deru cinta beselimut duka

hati menjerit menahan perih yang tiada akhirnya
berbaring seolah hidup tak bermakna
terpasung didalam gelapnya tak terkata
apakah itu imbalan terhadap yang ikhlas mencinta

namun bila ke ikhlasan berbuah dusta
kemana hidup kan membala
indahnya cinta ternoda dusta
selamat jalan dunia yang fana
 
******* Oleh: hamidy sang pewarna cint@

TAK INGIN DILUPAKAN

Aku tak ingin terhapus dari jenak waktu
Walau tersendat kakiku berjejak ragu
Aku tak rela tergilas suara-suara parau
Walau serak kukan tetap bersuara gagu

Aku tak mau terdakwah kepalsuan cinta
Karena cinta terlalu naif dibumbui noda
Bercak kepura-puraan akan sirna selamanya
Bila dua hati menyatu bagai abu dan bara

Sekali lagi... aku tak ingin pupus dari relungmu
Walau sedetik tak kubiarkan menguap
Melambung anganku tetap kan selalu
Untukmu selamanya sisa hidupku kutitip

Terkadang galau dan perih datang menyapa cinta
Namun dia bagai kuntum layu sementara
Ketika matahari pagi bersorak-sorai menyerla
Kuntum akan mekar embun membelai lara

Aku tak mau dilupakan waktu terburu
Dan waktu takkan rela lupakan kisahku
Bercinta dengan waktu
Bagai bertasbih dengan penciptaku

******* Oleh: Mo' Sang Rajawali


Kamis, 06 September 2012

BINTANGKU BIMBANG


Mencintai tak semudah merawatnya
Membenci tak seindah menyudahinya
Usah engkau tuturkan kesahmu begitu lara
Engkaupun tahu persediaan air mataku nyaris tiada

Aku adalah kubur bagi setiap nestapa
Aku adalah sisksa bagi setiap kesepian
Biarkan aku terpuruk dalam keniscayaan
Hingga azab terangkat dari bara
Mungkinkah...?

Mungkinkah malam bertanya kenapa rembulan tak bertandang
Mungkinkah rembulan juga bertanya kenapa bintang jadi bimbang
Padahal angin tak pernah berhenti nyanyikan tembang
Surutkan awan tak bercayaha kuntum kembang

Walau akhir tak pernah pupus terhapus
Awal juga selalu mendahului baris bergaris
Cobaan kian mendera tak habis-habis
membilas janji yang tak pernah tuntas terkupas

******* Oleh: mo' Sang Rajawali/ Baginda


PANGKAL ATAU UJUNG

Pendar mata ini menerawang kepenghujung jalan
Jalan berliku, bersimpang dan berlain arah tujuan
Dalam diam senyap jiwa ini mencari satu jawaban
Dari berbagai persoalan dan segudang pertanyaan

Terkadang jiwa menyangka itu adalah pangkal
Tapi hati membantah bahwa itu adalah ujung
Bahkan binatang malam ikut jua menyangkal
Hingga jiwa ini pun ternganga dibuat bingung

Diawal kisah dulunya memang sudah meragukan
Tapi rasa nan basah ini menyuburkan kegersangan
Menepiskan semua satwa sangka dan godaan
Hatipun jadi larut dan terbuai dalam pangkuan

Duhai yang menggerakkan jiwa!
Kerlipkanlah secercah cahaya
Terangi kedalaman nan gulita
Walau hanya kunang-kunang
Jalan tak terpincang-pincang
 
******* Oleh; Jay al Afghan
Sang MusafiR_