Engkau berkata supaya aku berhenti dari puisi-puisi duka
Tapi
engkau tak pernah bertanya kenapa aku selalu meriang-merana
Engkau
berkata supaya aku berhenti menyucurkan air mata...
Tapi
engkau tak pernah bertanya kenapa aku selalu gundah-gulana
Mungkinkah jiwa akan meradang kalau tidak karena rasa hampa?
Mungkinkah hati akan meraung kalau tidak karena rasa nestapa?
Jangan
anggap setiap rasa sakit harus dari sayatan luka
Dan jangan pula
menduga kalau kau belum pernah merasa
Bahkan luka yang tak berbekas
lebih menusuk dan meronta
Engkaulah yang mengenalkan cinta
Eangkau pula yang mengenalkan duka
Bahkan karenamu kehidupanku
sampai dikelilingi parit-parit air mata
Karenamu juga syair-syair
nestapa ini menyatu dengan gulma dijiwa
Jadi mungkinkah terhapus
bila aku telah menyatu dengannya
Dan mungkinkah kuhilangkan bila
sudah jadi rasa yang merasa
Biarkanlah...,
Biarkan aku
tetap begini
Sampai maut menjemput dipenghujung hari
Walau pedih
tapi aku tak pernah menyesali
******* Oleh: Jay Sang musafiR_
Engkau berkata supaya aku berhenti dari puisi-puisi duka
Tapi engkau tak pernah bertanya kenapa aku selalu meriang-merana
Engkau berkata supaya aku berhenti menyucurkan air mata...
Tapi engkau tak pernah bertanya kenapa aku selalu meriang-merana
Engkau berkata supaya aku berhenti menyucurkan air mata...
Tapi
engkau tak pernah bertanya kenapa aku selalu gundah-gulana
Mungkinkah jiwa akan meradang kalau tidak karena rasa hampa?
Mungkinkah hati akan meraung kalau tidak karena rasa nestapa?
Jangan anggap setiap rasa sakit harus dari sayatan luka
Dan jangan pula menduga kalau kau belum pernah merasa
Bahkan luka yang tak berbekas lebih menusuk dan meronta
Engkaulah yang mengenalkan cinta
Eangkau pula yang mengenalkan duka
Bahkan karenamu kehidupanku sampai dikelilingi parit-parit air mata
Karenamu juga syair-syair nestapa ini menyatu dengan gulma dijiwa
Jadi mungkinkah terhapus bila aku telah menyatu dengannya
Dan mungkinkah kuhilangkan bila sudah jadi rasa yang merasa
Biarkanlah...,
Biarkan aku tetap begini
Sampai maut menjemput dipenghujung hari
Walau pedih tapi aku tak pernah menyesali
Mungkinkah jiwa akan meradang kalau tidak karena rasa hampa?
Mungkinkah hati akan meraung kalau tidak karena rasa nestapa?
Jangan anggap setiap rasa sakit harus dari sayatan luka
Dan jangan pula menduga kalau kau belum pernah merasa
Bahkan luka yang tak berbekas lebih menusuk dan meronta
Engkaulah yang mengenalkan cinta
Eangkau pula yang mengenalkan duka
Bahkan karenamu kehidupanku sampai dikelilingi parit-parit air mata
Karenamu juga syair-syair nestapa ini menyatu dengan gulma dijiwa
Jadi mungkinkah terhapus bila aku telah menyatu dengannya
Dan mungkinkah kuhilangkan bila sudah jadi rasa yang merasa
Biarkanlah...,
Biarkan aku tetap begini
Sampai maut menjemput dipenghujung hari
Walau pedih tapi aku tak pernah menyesali
******* Oleh: Jay Sang musafiR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar