Rabu, 30 Januari 2013

TAKDIR: ALIRAN SUNGAI

Bila takdir seperti aliran sungai
Jaganlah seperti ikan yang mengikuti aliran sungai
Aliran sungai bisa berakhir mati
Berhati-hatilah dengan hati

Jadilah seperti ikan yang melawan arus
Tanpa terbawa arus
Takdir bukanlah akhir dari segala yang harus 
Tapi dia bagian dari segala yang harus

Luruskan takdir dengan patah-patah do'a
Sebagai senjata seorang hamba
Benahi takdir dengan dzikir
Sebagai benteng manusia yang fakir

Do'a dan dzikir meluncur membelah langit
Takdir melesat ke bumi seperti kilat
Hingga keduanya bertemu di angkasa bertarung siapa yang kuat
Untuk kemudian terpelanting melesat
Jatuh ke bumi jadi goresan takdir yang melekat
Baik dan buruk harus diterima walaupun tak memikat

Terimalah... terimalah... jangan sampai kalah
Terimalah... terimalah... buat hidupmu berkah
Usaha terus berusaha rubah takdir yang buruk
Usaha terus berusaha jangan sampai terpuruk


******* Oleh; mo' Sang tafakuR_

 

RASA YANG TERKUBUR

Sesungguhnya....
Benih-benih rasa yang terus menggelepar ini
Tak kuasa lagi kupendam dalam relung hati... 
Dan jadi rahasia tersembunyi diselubung sepi
Hingga terbawa dalam angan merasuki mimpi

Namun...,
Aku resah
Juga gundah
Bila semuanya terlukis nyata
Bila segalanya terukir di mata
Engkau akan kepakkan sayapmu, terbang
Mengitari awan melayang lalu menghilang
Tinggalkan diriku dalam sepi sunyi meremang
Disiksa gelisah tertawan derita lalu meradang

Maka...,
Dari pada kehilangan pualam
Lebih baik kupendam..,
Rasa ini jadi misteri
Dan akan kutanam...,
Jauh di perut bumi

Aku kan bertahan
Tak akan menyesal
Walau hanya mencintai bayang-bayang
Demi dirimu sijantung hati simbaran tulang
 
 

TINTA DARAHKU

Semburan api itu takkan melelehkan hati bajaku
Hujan peluru fitnah itu takkan bisa tembus dadaku
Beribu bahkan berjuta tudingan datang menghalau
Tuk pisahkan aku dan engkau

Namun...membeku dan membiru
Semua usaha itu  terkapar dengan kekecewaan kaku
Karena aku telah tuliskan namamu dengan tinta darahku
Yang bersenyawa  dengan ruhku
Ditompangi kesadaran akalku

Bila tetesan  darahku telah memangil-manggil namamu
Maka tulangkupun akan renyuh terpengaruh sendu
Kelopakku akan basah mengawan serba salah
Menagih janji yang pernah terucap basah

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_


SEKIRANYA ENGKAU TAHU

Kemarin engkau bertanya
Kenapa aku masih bersunyi-sunyi diruang hampa
Padahal ukiran luka mulai pupus dari bebatuan jiwa

Aku hanya diam
Tak bisa menjawab

Sekarang engkau menyapa... 
Selemah itukah hatiku hingga terpuruk dan merana
Seharusnya masa duka telah punah tepiskan gundah

Aku membungkam
Membatu senyap

Esok lusa...,
Masihkah engkau akan bertanya?
Padahal tanyamu menambah sakit?
Hinggah kepahitan ini semakin pahit?

Sekiranya engkau tahu
Jangankan qalbu...,
Bahkan batu pun akan meleleh
Mendengar kisahku yang menoreh
 
******* Oleh: Jay Sang musafiR_ 

BILA DUKA BERAKHIR DUKA

Takkan pernah duka berakhir dengan duka
Sepanas apapun cemeti nestapa yang terjaga
Ia akan berakhir dengan lirik suka cita
Karena lara adalah puncak ujian bagi seorang hamba
Raihlah keutamaan sabar sebagai perisai utama

Bila air mata masih berakhir dengan rintik sang hujan
Takkan ada gunanya matahari diciptakan Tuhan
Bila  tetesan embun terus membeku jadi bongkahan
Takkan ada gunanya angin menguap awan

Jangan pernah putus asa dengan hantaman
Separah apapun keadaan
Satu kata, bertahan...
Sepahit apapun makar berdatangan
Satu kata, bertahan...
Dengan sabar kita dekat dengan Tuhan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Grand Mutiara 13 Januari 2013

Sabtu, 26 Januari 2013

SEMUDAH ITUKAH... ?

Dalam sekejap mata
Semudah kau membalikkan telapak tangan
Aku telah menjadi orang asing dalam kehidupanmu

Semudah itukah..?
Secepat itukah....?
Padahal...,
Purnama masih merindu
Langit masih membiru
Melodi masih memadu
Ilalang masih berlagu

Semuanya masih sama
Belum ada yang berobah
Tapi rasamu terhapus sudah
Hilang mengirat mengakhiri kisah
******* Oleh: Jay Sang musafiR_
 

BAHASA BUNGA

Bahasa bunga adalah bahasa jiwa
Menguak rasa yang terpendam kedap suara
Bahasabunga dalah bahasa romansa
Sebagai cetusan kata penuh cita

Ungkapkanlah cinta dengan bunga
Mawar putih perlambang cinta yang murni tanpa noda
Mawar merah bahwa cintamu mengahanyutkan rasa
Seperti sekuntum anyelir putih sebagai pertanda cinta mulia

Ungkapkan rasa dengan bunga
Bila cinta selalu menyibukkan itulah mawar kuning berkata
Yasmin putih menganjurkan keinginan untuk selalu bersama
Walau terkadang aku ingin berikan yasmin kuning buat kecemburuanku
Saat engkau dilirik mahkluk lain hingga merajamku

Berikan aku bunga yang kuimpikan
Biarkan aku tenggelam dalam lautan rasa
Karena engkau dan akumengerti dengan ungkapan
Cetusan rasa dengan sekuntum bunga

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Grand Mutiara, 12 Jan 2013

SEKIRANYA MASA MUDA TERULANG KEMBALI

Berawal dengan kepolosan asa
Senada dengan keluguan jiwa
Tanpa warna
Tanpa suara
Tiada kilasan mercu suar biru
Tiada gema yang menderu
Sebagai tanda arah mana yang akan kutuju

Samar...,
Bahkan kelam dalam pandangan
Meraba ku dalam lika-liku perjalanan
Melangkah setapak demi setapak
Melingkari setiap jejak demi jejak
Langkah kaki yang terus beranjak
Menata batu pertama tempat berpijak

Kini...,
Jelas sudah dalam pendar mata
Kesamaran dulu membias nyata
Tapi...,
Terlalu jauh sudah kaki lemah ini melanglang-buana
Seiring dengan mengerut keringnya hitungan usia
Mungkinkah kuraih lagi harapan yang dulu sia-sia?
Karena kini yang tinggal hanya bekas dan sisa-sisa

Ohh...!
Sekiranya usia ini kembali beranjak muda
Tentu akan kugapai semua harap dan cita

Ahh...!
Mungkinkah...?
Semua itu cuma mimpi belaka
Angan-angan berbuah dusta...
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

ENGKAU ALASANKU TETAP HIDUP

Bila engkau tak setia menemaniku lagi
Sungguh aku ingin pergi dari kehidupan ini
Kumasih ingin habiskan sisa umur yang hampir redup
Karena engkaulah alasanku bertahan hidup

Enam bulan kita pernah terpisah meradang
Aku bagaikan laut tak berkarang
Layaknya seperti bintang tak ditemani malam
Melanglang buana jejali rasa yang teredam

Arungi malam terasa sangat lelah
Tanpa tawa candamu rehatkan jiwa
Pelukan mentari pagi terasa perih

Tanpa embun sejukkan mata hati terasa

Buatlah aku betah tinggal di bumi
Janjikan juga bagiku Firdaus yang menanti
Niscaya aku akan datang terusmembelai
Karena engkaulah alasanku untuk berpuisi lagi


******* Oleh: mo Sang tafakuR_

TANPA DIRIMU

Jujur...
Aku memang mencintaimu
Seperti tubuh dengan ruh
Bahkan cinta ini sudah senada
dengan keluar masuknya napasku
Tapi apakah dengan mencintaimu
Engkau juga harus mencintaiku?

Tidak....!
Dalam cinta tiada paksaan
Dan cinta bukanlah seperti jual beli di pasar

Sakit memang sakit
Ketika cinta itu tak bersambut
Tapi apakah karena itu kisah akan berakhir?
Lalu tak henti-hentinya air mata mengalir
Sebagai pelengkap ratap iba dalam pahit getir?

Tidak...!
Kisah akan tetap berlanjut
Walau mentari terhalang kabut
Seperti belalunya malam kelam
Walau tanpa sinar rembulan

Biarlah dirimu seperti sepoi
Sekilas syahdu membelai
Kemudian berlalu pergi
Tanpa kabar berita lagi
Tertanam...,
Dalam perut bumi
Selamanya.....
******* Jay Sang musafiR_

SAAT KUMENANGKAN HATIMU

Aku tak perduli dengan suara-suara sumbang tentangmu
Memvonis, merajam nama dan kehormatanmu
Biarkan tudingan itu masih bersuara gagu
Aku akan tetap pertahankan cintaku tanpa ragu
Karena engkau telah menangkan hatiku

D
iseparuh musim telah terlewati
Engkau telah mengisi hari-hari
namun singgasana mahligaiku kadang terantuk duri
Dengan berbagai cerita yang merajami
Aku takkan perduli lagi
Karena engkau telah jadi separoh hati

Kesabaranmu itu adalah untaian mutiara baja
Walau kadang engkau berakhir dengan durja
Engkau tetap tak mau berselingkuh dengan kecewa
Karena aku telah menangkan hatimu

Hembuskan segala sesak di dada
Usah lagi kelopakmu berawan
Karena setelah hujan pastikan tumbuh cendawan
Sebagai penyubur bumi yang tandus setelah membara
Berjamjilah selalu di sampingku
Ku ingin selamanya menyayangimu
Karena engkaupun telah menangkan hatiku

*******Oleh: mo' Sang TafakuR_

SEMBUNYI DIBALIK KACA

Mulut boleh saja berkilah dengan kelihaiannya
Lidah bisa saja berdusta dengan kelenturannya
Tapi apa yang tersimpan didalam jiwa
Akan membias dalam cahaya mata
Walau hanya sekilas membayang
Seperti kerlap-kerlip kunang-kunang
Di malam nan remang dan rambang

Bukankah mata adalah jendela jiwa?
Jadi percuma saja sembunyi dibalik kaca
Karena itu akan lebih memperjelas semuanya

Oleh karena itu...,
Duhai pelipur laraku!
Berterus teranglah
Jangan gundah
Dan jangan resah
Derai air mata cukup sudah
Musim duka berakhir punah

Akan ku obati kalau itu luka
Akan ku hibur kalau itu lara
Akan ku ayomi kalau itu nestapa
Apapun namanya...,
Aku rela berkorban untukmu juwita
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Minggu, 20 Januari 2013

JAWABLAH BANGSAKU

Air mata itu terjatuh dan terjauh lagi
Banjiri ibu kota negara hingga berderai
Ribuan rumah terendam luapan amarah sungai
Ratusan ribu jiwa terancam evakuasi

Adakah dosa tlah menumpuk disana?
Ataukah rasa syukur telah hilang ke ruang hampa
Bertanyalah pada anak negeriku
Dan jawablah bangsaku!

Pasukan katak dikerahkan
Perahu karet bertebaran
Siaga satu telah diserukan
Oh... bertanyalah pada anak negeriku
Dan jawablah bangsaku!

Air bah mengamuk basahi ruas-ruas kota
Seakan mensucikan noda korupsi kotori bangsa
Mandikan kota-kota yang berlumur dosa
Bertanyalah pada anak negeriku
Dan jawablah bangsaku!

Apakah langit sedang meraung iba
Ataukah sedang enggan menyapa
Bila keserakahan dan maksiat diperebutkan bak permata
Bertanyalah pada anak negeriku
Jawablah wahai bangsaku!

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Senin, 14 Januari 2013

KETIKA HATI MERAUNG IBA

Serak parau sudah kujerit raungkan rasa
Bagaikan malam kelam tanpa purnama
Bintang-gemintang redup tanpa cahaya
... Sementara ruang hanya sejengkal asa
Waktu senyap merambah tanpa suara
Seperti siput berjalan disunyi hampa

Kosong......
Melenggang...
Angan melayang
Tiada lagi canda tawa
Lebih-lebih bisikan mesra
Yang terdengar hanyalah desah
Lelah dalam keluh kesah
Berbulir air mata nestapa
Menggenangi kolam lara
Dilembah jiwa yang gulana

Ooh....
Tiada lagi yang tersisa
Semuanya telah sirna
Jadi lumpur hitam tiada guna
Jangankan ikan...,
Katak buruk saja enggan hidup disana

Nanti bila tiba masanya...
Ketika hati ini meratap iba
Kemanakah jiwa kan bermuara?
Sementara samudera jiwa telah gersang dahaga?
Kering retak luluh-lantakkan semua angan dan cita?
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

RASA YANG TERKUBUR

Sesungguhnya....
Benih-benih rasa yang terus menggelepar ini
Tak kuasa lagi kupendam dalam relung hati... 
Dan jadi rahasia tersembunyi diselubung sepi
Hingga terbawa dalam angan merasuki mimpi

Namun...,
Aku resah
Juga gundah
Bila semuanya terlukis nyata
Bila segalanya terukir di mata
Engkau akan kepakkan sayapmu, terbang
Mengitari awan melayang lalu menghilang
Tinggalkan diriku dalam sepi sunyi meremang
Disiksa gelisah tertawan derita lalu meradang

Maka...,
Dari pada kehilangan pualam
Lebih baik kupendam..,
Rasa ini jadi misteri
Dan akan kutanam...,
Jauh di perut bumi

Aku kan bertahan
Tak akan menyesal
Walau hanya mencintai bayang-bayang
Demi dirimu sijantung hati simbaran tulang
******* Jay Sang musafiR_

Kamis, 10 Januari 2013

PUISI ANAK NEGERI

Indonesiaku adalah jamrud khatulistiwa
Untaian mutu manikam indah tertata
Indonesiaku bak bongkahan syurga
Yang terjatuh ke bumi Sabang sampai Merauke bercahaya
Sungai-sungai bersih dan manis bak kolam susu
Bumi yang subur menghijau ranau

Duhai bangsaku...
Hentikan langit dukamu
Hentikan air mata laramu
Jangan engkau banjiri lagi penjuru kota-kotamu

Duhai Ibu Pertiwi...
Peluklah anak negeri yang kedinginan
Kenyangkan anak-anak bangsa yang kelaparan
Santuni para jompo, janda serta pengangguran

Wahai anak negeri...
Jaga harga diri bangsamu di mata dunia
Janganlah selalu terhina karena korupsi yang meraja lela
Selalulah berkarya ciptakan wibawa
Indonesiaku dan Indonesiamu kan berjaya slamanya

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Minggu, 06 Januari 2013

KUPUISIKAN NAMAMU

Kembali...,
Angan ini melayang tembus ruang waktu
Kepakkan sayap rindu walau mulai rapuh
Mengitari lembah asmara rumpun berbau
Bagai angin semilir yang berbisik merayu
Membelai mesra...
Penuh getar-getar cinta...

Angan terus melayang...
Melanglang-buana ke dunia maya...
Menyambangi lembah tak bernama
Mencipta syair-syair penuh gairah
Sebuah nama jadi puisi terindah
Tercipta dari bongkahan hati yang memerah

Nanti...,
Pada suatu hari
Ketika masa bertanya tentang puisi indahku
Cukup kujawab dengan menyebut namamu

*******Oleh: Jay Sang musafiR_

Jumat, 04 Januari 2013

ISTERI DUNIA AKHIRATKU

Bila engkau di sampingku
Aku ingin engkau jadi wanita dunia yang memikat
Untuk segalaku...
Dan bila aku jauh darimu
Aku ingin engkau jadi wanita akhirat yang khidmat
Untuk segalaku ...
Dan kebahagianmu

Engkau akan jadi syurga dunia bagiku
Bila engkau ridho dengan segala kekuarangku
Syurga yang sesungguhnya adalah bila engkau,
Tetap jadi istriku di dunia dan akhiratku 

Duhai istriku ...
Engkau kelihatan sangat anggun bila sedang menari di dapur
Persiapkan santapan siang dengan ramuan qonaah
Sempurnalah kecantikanmu dengan manik-manik air mata yang enggan jatuh
Basahi sajadah cinta yang tergetar
Karena teharu sendu
Ditelan sang malam bisu

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_


TIADA PERTEMUAN TANPA PERPISAHAN

Bertemu dan berpisah bagaikan ombak
dalam samudera kehidupan
Susul-menyusul...
dan datang silih berganti
Timbul tenggelam...
dan muncul tiada henti

Terkadang...,
Selagi kita terbuai dalam manisnya kebersamaan
Perpisahan sudah diambang pintu menunggu giliran
Menggantikan kebersamaan yang penuh kebahagiaan
Dengan perpisahan yang tidak bisa lagi dihindarkan

Hati pun merintih...,
Naluri meraungi.....,
Raga tersiksa........,
Jiwa pun merana..,
Dan yang tersisa hanyalah lelehan air mata

Benarlah kata pujangga...
"Tiada pertemuan yang tak diakhiri dengan perpisahan
Dan setiap perpisahan selalu mengalirkan air mata"
******* Oleh: Jay Sang musafiR_
 

BINTANGPUN ENGGAN PEJAMKAN MATA

Andaikata kita tak berjodoh...
Bunga-bunga akan enggan mekar di bumi
Andaikan kita menyatu dalam mahligai
Niscaya awan takkan mau menangis berhenti
Bila saja kita tak jadi bersumpah setia sampai mati
Takkan pernah rembulan tersenyum menyapa altar yang bergetar indah
Dan bila kita tidak pernah terikat kata jiwa
Bahkan bintangpun takkan penah mau memejamkan mata

Hampir disemua waktu kita habiskan bersama
Ciptakan beribu bahkan berjuta kamus cinta
Mulai dari pertengkaran cinta sampai menangis tanpa air mata
Semua itu terangkai sebagai jelmaan rasa
Dari keping-keping jiwa yang nyaris tak bernyawa

Perjodohan adalah kamus terindah dalam literatur cinta
Menyuburkan jiwa yang tandus dan tertanduskan
Musnahkan perih yang sekarat menahun
Hingga bisa ciptakan syair tak pernah pupus oleh zaman
Kekal bertahta... untuk selamanya

******* Oleh: mo' sang TafakuR_

SEJARAH TERULANG KEMBALI

Waktu itu...
Disaat senjakala memerah
Burung-burung pulang bersama
Berarak awan berkicau mesra
Angin berbisik...
Merayu di jendela

Aku berkata...
Lupakan ia
Yang menancapkan duri berbisa
Mungkin ia memang cinta pertama
Tapi bukanlah yang teristemewa
Mendampingi hari-hari sepimu
sampai usia senja

Engkau diam
Membungkam
Bisu terpendam

Kini diwaktu yang sama...
Dikala mentari mulai baring
Diperaduan malam
Jangkrik bertasbih beriring
Disudut kelam
Engkau tiba-tiba berkeluh kesah
Cintamu kembali retak terbelah

Oh...
Sejarah terulang kembali
Tapi hatimu tak jera dikhianati
Engkau telah mabuk
Kecanduan derita membusuk
Gulma-gulma jiwa pun remuk
Remuk redam dan hancur luluh
Kolam air matamu hampir penuh
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Selasa, 01 Januari 2013

PERTENGKARAN CINTA

Kilas balik cintaku pernag tertoreh hitam
Gita kisah cintamu juga tidaklah putih tanpa noda
Lalu engkau curigai cintaku dengan prematur kelam
Hingga buat aku hampir putus asa

Sejujurnya awalnya aku resah
Aku merasa terluka berdarah
Terkadang wajahku memerah tahan amarah
Bila engkau  mulai lempar cemburu berlebih tuduh

Lama aku belajar dari marahmu dan juga amarahku
Hampir aku terperangkap dalam jeratan swaksasangka
Pasrah menyerah asa
Tenggelam dalam drama permainanmu

Namun...
Tiap pertengkaran engkau katakan atas nama cinta
Bisikan cinta terdalam tuturmu menggoda

Duhai para pecinta...
Apakah ada dalam refrensi tentang pertengkaran cinta???
Ataukah itu berselimut dendam kusumat tanpa arah???

Biarlah... biarlah...
Biarlah waktu yang akan menjawabnya
Biarlah... biarlah...
Biarlah musim berganti sebagai penentunya
Walau dengan getir aku berbisik tanpa suara:
"Bahwa pertengkaran atas nama cinta" ada dalam kamus cinta
Paling tidak, itu tersimpan dalam butiran embun jiwa
Yang menetes diam-diam tak bercahaya

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

SERULING MERINDUI RUMPUN BAMBU

Kapal berlayar dari labuhan cinta
Yang mengarumi lautan asmara
Dengan peliut nahkodanya... 
Iapun berkata...
Aku datang membawa berita

Aduhai.....
Dirimu yang telah menguasai ini qalbu
Sejak kamu masuk dalam daftar hayatku
Syair laguku tak pernah lagi berjibaku
Lirik laguku hanya menceritakan keindahanmu
Bait-bair syairku tergubah seindah pesonamu

Ohh....
Sekiranya engkau tak menyentuh bumi
Tentu engkaulah bidadari sorgawi...

Kini serulingku telah merindui rumpun bambu
Mengalun syahdu walau malam hampir berlalu
Menelanjangi semua rahasia dalam selimut salju
Menggauli bayang yang kian membeku terpaku
Tetaplah disini sayangku...
Jangan biarkanku menyendiri dalam kedap bisu
Walau hanya bayangmu...
Cukuplah itu sebagai penawar dendam rinduku
 
******* Oleh; Jay sang musafiR_