Sabtu, 28 Juli 2012

BERTAHTA DI KERAJAAN MERAH

Mereka masih tetap berbantahan tentang Kerajaan Merah
Aku katakan coba lihat fakta sejarah yang tak terbantahkan
Lihat Prabu Siliwangi telah bertahta di Pajajaran
Sultan Agung dengan perkasa di Kerajaan Mataram bertahta gagah
Juga Sultan Malikus Soleh membangun istana di Samudera Pasai Aceh
Lalu Sang Baginda wajar bertahta di Kerajaan Merah

Kerajaan Merah adalah sebuah istana yang dihuni hati yang memerah merekah indah
Memancarkan cinta dan sayang berselimut kasih salju memutih
Saling menghargai adalah kasturi kerajaan mewangi
Kejujuran merupakan taman bunga berpagarkan pohon keterbukaan mandiri

Kerajaan Merah itu akan tetap memerah tanpa amarah
Sejuk teduh dan rebah dalam pelukan mawaddah
Sang permaisuri selalu tersenyum menari-nari di hati Sang Baginda
Membuat Istana Merah selalu terpana dalam romansa tiada tara

Istana Merah bukan tanpa pembrontakan rasa dan masalah
Walau pemnghuni kerajaan damai dan rukun sentiasa
Hantaman dan benturan pasti kan datang membelah
Namun para punggawa selalu setia turut amankan penghuni istana walaupun terluka

Tahta kerajaan harusnya bukan di istana megah bebatuan
Akan tetapi ia bertahta di istana  hati kebesaran
Mengakar rumput berserabut kokoh tak tergoyahkan
Sebarkan salam kebahagiaan ke seantero jagad damai jadi panutan

Mahligai merah itu akan selalu memerah mekar berseri
Laksana kuntum yang segar menari pagi
Walau musim berganti hari selalu
Merahnya cintaku kan berbalas dengan merahnya rindumu
Di Kerajaan Merah itu kuputuskan membangun mahligaiku

******* Oleh: mo' Sang Rajawali/ Sang Baginda


MEMINTAH PELANGI

Minggu, 22 Juli 2012

RAMADHAN DI PULAU SAMOSIR

Aku lewati malam berkah ramadhan dalam pelukan Samosir
Malam terus merangkak lewati waktu bergulir
Samar azan terdengar perih karena tak banyak disahuti
Perasaanku tercabik sambil tafakur sedih bernyanyi

Demi Allah... begitu indah danau itu terhampar bak lautan
Seperti sajadah alam yang tunduk keharibaan
Tetapi ku tak habis pikir kenapa banyak manusia penghuni yang berantakan
Mereka datang ke pulau bukan untuk tujuan taat akan sembahan pada Tuhan

Walau Ramadhan tlah datang bertandang
Namun geliat Samosir tetap tak berubah pandang
Hanya sedikit terlihat anak manusia yang insaf meradang
Sahuti ajaran Kitab Suci yang tak pernah usang

Duhai Samosir, Tuk-tuk dan Danau Toba
Betapa indah pesonamu bak rangkaian belahan syurga
Engkau tunduk dan bertasbih pada Sang Pencipta
Lantas... kenapa penghunimu banyak yang tidak berpuasa???

Duhai kalian anak manusia....
Tak adakah getaran fitrah berdetak di jantung kalian semua???
Langit dan bumi serta sgala penghuni keduanya adalah maha karya-Nya
Samosir, Tuk-tuk dan Danau Toba tidak luput dari sentuhan-Nya

Ayolah rukuk patahkan pinggang dan sujud cium kaki langit segera
Kembalilah...
Kembalilah
Dan kembalilah ke fitrah

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_



BUNGA HARUM BERPAGAR DURI

Pandanganku jauh tertuju ke seberang sana
Terkenang merindu pujaan nan jauh di mata
Gemeriap meronta hasrat untuk berjumpa
Menyemai kasih dibawah indahnya purnama
Membayang...,
Nostalgia itu tak akan lapuk dimakan masa
Dan tak akan terbungkam oleh kedap kata
Walau telah hancur meninggalkan gema

Terkadang aku berbisik-bisik sendiri dalam ruang hampa
Seperti pujangga yang mengalami maha duka tiada tara
Hingga terciptalah bait-bait syair luahan hati yang merana
Berurai air mata lalu bermuara dikolam pilu penuh lara
Berlinang...,
Air mata itu menggenang panas membakar relung jiwa

Masih adakah yang bisa mengobati?
Sementara derita sudah menggerogoti?

Oh, benar. cuma dia, dia sendiri
Bagai bunga harum berpagar duri
Dari sana penyakitnya
Dari sana pula obatnya



******* Oleh: Jay al-Afghan
Sang musafiR_


Sabtu, 21 Juli 2012

PUASA DAN PUISI

Puasa dan puisi adalah dua kosa kata serasi
Maknailah puasa dengan menahan diri
Sementara puisi untuk meselaraskan diri
Maka perpaduan puasa dan puisi suatu proses pendewasaan diri

Bila puasa telah terpuisikan hati
Maka raga akan terperangah tunduk mengabdi
Bila puisi telah menyatu dengan ruh puasa
Maka ruh kata-kata akan obati setiap jiwa yang gundah merana

Senandungkanlah puasamu dengan khusuk
Puisi hatimu akan berasyik masygul merasuk
Syairkanlah ayat-ayat cinta di malam ramadhan walau terkantuk
Kan terpastikan hidangan dzikir tembus relung jiwa menyeruak

Puasa adalah puisi anak manusia yang lunglai terhiba
Seteguk cinta Ilahi bisa redam gundah dalam pelukan durja
Lantunan azan isyarat senyum bahagia anak manusia
Tenggelam dalam syukur demi setitik nikmat yang tiada habisnya

Puisikanlah puasamu kepada Dzat yang kekal abadi
Niscaya Ramadhanmu akan indah merangklai mimpi
Bukankah pintu syurga "roihan" telah melambai-lambai laksana bidadari
Sambut para perindu nabi yang selalu tahan lapar dan dahaga terberkati

******* Oleh: mo' Sang TafakuR_

Sabtu, 14 Juli 2012

SANG BAGINDA

Sang Baginda... begitulah gelarku di kerajaan antah brantah
Lalu aku diperolok-olokkan mereka yang tak percaya membantah
Seketika aku sirnakan keraguan kalian dengan fakta yang memerah tanpa amarah
Walau tetap sebagian masih saja ada yang tak percaya dengan gundah

Sang Baginda... memang itulah gelar kebangsawananku
Saat pakaian biasaku diganti dalam upacara penobatanku
Berganti dengan pakaian kebesaran layaknya seorang raja ketika itu
Darahku memuncak penuhi ubun-ubun seolah tak percaya segera kupastikan hatiku
Dan seketika itu perlahan kutatap para punggawa dengan kaku membiru

Sang Baginda... begitulah aku dipanggil di negeri orang
Penobatan itu bermula dari pencopotan baju kemanusiaan biasaku yang terpampang
Lalu rambutku dicukur tuk persiapan tuk naik tahta tanpa bimbang
Kemudian dipakailah baju kebesaran itu dengan gema salawat tiada berbilang

Rasa haru bersatu dengan bangga tiada kata terucap dengan gempita
Dadaku tegak percaya diri memandang para rakyatku dan pengetua adat dengan bangga
Aku tak percaya... berulang kali kugigit bibirku ternyata perih sebagai pertanda
Aku sadar aku telah jadi raja sehari yang dipanggil dengan "Baginda"

Masihkah kalian ragukan bahwa aku telah bertahta di kerajaan merah dengan permaisuriku?
Masihkah kalian ragu bahwa akulah Sang Baginda Rahmat Setiawan panggilan kebesaranku?
Aku harus pertahankan kerajaan ini hingga nafas yang terakhir sampai aku tertimbun membatu
Kerajaan merah tetap bertahta di hatiku walau kini tanpa pakaian kebesaranku
Ratu dan kerajaanku akan selalu memerah di hatiku
Seiring dengan merahnya cintaku padamu selalu 

******* Oleh: Sang Rajawali


 




KEMUNAFIKAN

KEMUNAFIKAN itu...
Dilema pelik yang tersusun apik,
Wajah yang tenang tapi mematikan,
Air ludah yang dibuang lalu dijilat kembali,
Merangkul musuh dan menikam teman dalam pelukan, 
air mata lebay, penampilan alay, orator maksi, sedikit Aksi,
 
Sungguh...,
Lebih Baik DIASINGKAN 
dari pada harus Menyerah pada KEMUNAFIKAN

******* Oleh: Umar Kholil Sang Kelana_haTi

Rabu, 04 Juli 2012

KUNANG-KUNANG CINTA

Dirimu seperti kunang-kunang, berterbangan dikala hujan..
Melirik dengan senyuman, membuat aku tak berdaya...
Di ujung jalan, di senja hari, kamu duduk dan diam tak berkata
Kuhampiri dengan penuh rasa,
Hatiku berdebar seakan hidupku akan sirna.....
Senyummu, raut wajahmu, pipimu yang memerah...
Menyambutku dengan hati yang tak berdaya....
 
Oohh...kunang-kunang hatiku.....
Apa gerangan akan dirimu...yang diam tak berkata...
Yang ada hanya kelam yang ada hanya diam...

Kunang-kunang hatiku....
lepaskan semua beban hidupmu...
Sambutlah asa ku......
Bersatulah dengan cintaku......
Biarlah..Ujung jalan ini menjadi saksi bisu.....
Betapa aku cinta Kamu.....
Selamanya.........

******* Salman Sang munajaT_ciNta

SANG PECINTA: Duet Puisi

**Duet Puisi**
******* Oleh: Jay dan mo' (musafiR_Rajawali)

Cinta sempurna hanya ada dijawa sang pecinta
Asal hati dan jiwa bisa menyatu dalam rasa
Tentu dunia akan serasa milik berdua
Sirami ia dengar embun suci
Peluk erat dkedalaman hati
Agar cinta tak berpaling lari
Dan hanya berbuahkan ilusi (Jay)

Pecinta sejati tak pernah bermuram bila terbentur
Tak pernah surut menerjang batu karang bongkahan altar
Dia menyirami bukan meracuni
Dia menumbuhkan bukan membasmi (mo')

Walau hati gersang seperti bumi tandus retak terbelah
Tapi jiwa tetap tegar bagai ksatria tak mau mengalah
Sehingga angin saja mundur air surut fatah ditengah
Akui sang pecinta memang tangguh tak terbantah (Jay)

Sang Pecinta memang ditaqdirkan tuk sibakkan tirai kasih tanpa noda
Tanpa noda bukan berarti tak pernah kalah dan terkalahkan bara
Namun ia bangkit sebagai seorang petarung trobos penghalang
Bukan hadir sebagai seorang pecundang yang tertendang bayang-bayang (mo')

Lika-liku cinta memang kadang penuh rahasia tak tejabar
Tapi bukannya tak dimengerti oleh rasa jiwa diambang sadar
Kesetiaan adalah modal utama dalam jalinan tak terbayar
Sekalipun muslihat angkara murka bermain gelap dibalik layar (Jay)

Di balik layar terkembang aku cumbu bayangmu
Deru ombak smakin getarkn hasratku membiru
Ikan-ikan terpana jadi terpengaruh suasana terpacu
Hiasi kisah asmara terdayung ke pulau berbatu (mo')

Mendayung terus mendayung dan berlaluh dipantai impian
Kupunguti mutiara jadi hiasanmu tanpa pamrih balasan
Jangankan mutiara dan indahnya permata di dasar lautan
Bintang gemintang pun kan kupetik walau nyawa jadi taruhan
Demimu, apapun akan kulakukan (Jay)

Nyawaku tersedot ragamu berpelukan
Ragamu tertohok palu godam asmaraku berbisikan
Berpacu dalam blantara rindu yang menggema
Berlabuh dalam dermaga mahligai bertahta
(mo')