Sabtu, 30 November 2013

BIDADARI KECILKU

Engkau tetap seperti sekuntum bunga tanpa debu
Juga seperti mata air terus mengalir jernih di sela kerikil batu
Aku sadar engkau tumbuh tanpa belaianku
Engkau juga melangkah tanpa tuntunan tanganku

Aku sadar tangan mungilmu butuh kehangatan
Tubuh kecilmu butuh dekapan 
Tabah tetap sabar itulah kata terindahku buatmu
Dengarlah bidadari kecilku...

Belain mana lagi yang lebih indah dari belaian Tuhanku dan Tuhanmu
Tuntunan mana lagi yang lebih kokoh dari tutunan Ilahi robbi
Walau kecupanku sering absen menyelimuti
Percayalah cinta dan kasih sayangku masih perduli

Dengarkan aku bidadari kecilku...
Jangan salahkan siapa-siapa
Tidak ada yang perlu disalahkan
Hanya waktu yang bisa disalahkan
Dan waktu yng bisa memperbaiki kesalahan

Sayang... tetaplah bertahan
Jangan biarkan air mata melemahkan
Kecupan hangat selalu untukmu di setiap jelang tidurmu
Aku selalu ada untukmu dari jauh bidadari kecilku

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Dari Abi yang selalu merindukan SARAH...




BIDADARI DUNIAKU

Aku pernah melihat matahari tenggelam temaram bersama lembayung
Aku juga sering menikmati ayunya senyum malam di langit berbintang
Biasan indahnya hilangkan resah dan bimbang
Cakrawala romansahnya buat hati mabuk kepayang

Begitulah engkau bersemayam di akal sadar dan tak sadarku

Bingkisan jamuanmu legakan dahaga siang dan malam
Walau kadang engkau galak seperti singa gurun
Namun sentuhan gairahmu redam syahwatku jadi ridho
Belai asmaramu bisa membuat guntur reda jadi hening bertasbih awan

Sungguh engkaulah bidadari yang tertawan
Dalam kerajaan merahku memancar telaga begawan
Bak bidadari yang selalu perawan

Buatlah aku selau melayang...
Buatlah aku selalu ridho...
Karena bidadari dunia akan selalu ada
Aku nobatkan engkau seperti itu adanya

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

TERPAKSA BERPUISI

Aku tidak mau lagi berpuisi
Karena kata-kata hanyalah ilusi
Aku diam menahan biasan hati
Mulutku kukunci agar tidak mengata-ngatai
Tanganku kuikat agar tidak menari-nari
Aku talak tiga engkau duhai puisi...!

Tapi... Oh Tuhan!
Semakin kuredam biasan hati
Semakin merajam hingga jantung tergerogoti
Bungkamku terasa menusuk-nusuk terburai
Bisuku malah membuat kata-kata membrontak tuk melompati

Hufff...
Akhirnya aku menyerah pada puisi
Karena dia telah menyandera seluruh urat nadi
Rela atau tidak rela terpaksa aku berpuisi lagi
Karena cuma dia kawan sejati dalam sendiri

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_



Rabu, 27 November 2013

KEKEJAMAN MELIBIHI SYETAN

Perlakuan itu lebih sakit dari sebuah tamparan
Dari luar kelihatannya seperti tiada biasan
Tapi sebenarnya di dalam hati bergemuruh bagai petir menyambar awan
Diam terpendam mapan
Kedap suara tapi mematikan

Tidak pernah terpikir begitu tangguh kalian berencana
Bagai bara api yang tak pernah padam merajam udara
Terbuat dari apakah hati kalian tak kenal putus asa
Memperlakukan kami bak hewan tersakiti tanpa iba

Syetan saja masih punya belas kasih
Bila yang digoda tak tergoyahkan karena terlatih
Syetan bahkan pernah membangunkan orang untuk sujud di malam tertatih
Lalu bagaimana mungkin kalian tak ada secercah kasih???
Atau mungkin kebencian kalian telah melebihi syetan yang terpilih

Astaghfirullohal adziim...
Astaghfirullohal adziim...
Astaghfirullohal adziim...

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Diabadikan 02 November 2013

BATAS KEBENCIAN

Kebencian adalah angin yang berhembus pilu merayu
Terkadang ia adalah anugerah karena terbius sendu
Kebencian adalah angin yang berhembus penuh debu
Bila ia menghancurkan  menyerbu menggebu

Kurangi kilometer bila ingin selamat ke tujuan
Kurangi kebencian bila tak ingin murka Tuhan
Tuhan mencintai orang yang tak keterlaluan
Tuhan membenci orang diluar batas kewajaran

Batas kesucian itu membaca diri
Batas kebencian itu membatasi diri
Bila kebencian terus engkau akrabi
Kebencian akan tanduskan jiwa yang suci

Masih pantaskah engkau membenci
Bila orang sudah tak bernyawa benci
Masih pantaskah engkau disebut suci
Kalu hatimu selalu dipenuhi duri

Insyaflah wahai orang yang terlalu membenci
Kembalilah wahai diri yang tak tahu diri
Jangan sampai Tuhan membuatmu tersakiti
Kembalilah... kembalilah sebelum lupa diri

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Akhir Oktober kelabu 31

Sabtu, 23 November 2013

TERBUANG

Kurasakan kini luka teriris lagi
Perih setelah satu tahun bernanah kembali
Apakah salah kalau orang ternoda berusaha suci
Mengobati kudis-kudis dosa dengan sepenuh hati
Menyeka keringat-keringat hitam dengan kain putih menaungi

Bila kalian masih mempunyai hati
Coba kalian raba apakah orang tidak tersakiti
Bila kalian masih mempunyai rasa
Coba kalian rasakan luka orang yang merasa
Merasa tak dibutuhkan kehadiran
Merasa tak dihiraukan keberadaannya
Merasa tak ada walau dibutuhkan
Merasa kaku saat berdiri dihadapan
Merasa dan merasa tak punya perasaan

Tuhan Yang Maha Merasa...
Akan selalu menampung air mata
Tuhan Yang Maha Iba...
Akan selalu membasuh luka hambanya
Air mata karena terbuang dari keluarga
Luka karena tak diperhitungkan walau ada raga

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
31 Oktober 2013