Kamis, 30 Mei 2013

BAHASA KESUNYIAN

Tiada salahnya kau maknai bahasa kesunyian
Disaat senja jemput malam menuju peraduan
Lenakan hati serta lelahnya beban pikiran
Kemudian larut dibuai tembang kenangan

Karena...
Kesunyian bukanlah cakar-cakar dari kematian
Bukan pula wajah bengis dari cercah cemoohan
Namun ia merupakan wajah lain dari belaian malam
Yang berdiam kalam di sudut remang nan temaram

Banyak yang mendambakan keramaian
Tapi mereka lupa akan makna ketenangan
Bukankah keramaian teman dari kebisingan
Sementara sunyi slalu hadirkan kedamaian



******* Oleh: Jay Sang musafiR_

PENANTIAN DI SENJA TEMARAM


Aku serasa menghitung bintang-gemintang
Sejak kau berlalu pergi tak kunjung pulang
Menghitung hari demi hari bagai mentari dan bulan
Mengeja malam demi malam bagai angin dan awan

Ohh...
Entah sampai kapankah ku harus kesepian
Takut, cemas dan gelisah dalam keresahan
Selalu menjajah hati tiada batas kesudahan

Sungguh...
Aku bagaikan dermaga tua yang membosankan
Selalu bertanya-tanya pada perahu dan sampan
Yang simpang siur didepanku tak mengacuhkan

"Disebrang sana...,
Pernahkah kau melihat orang yang kunantikan?
Yang telah membiarkanku disini tanpa kasihan?"

"Lihatlah...!
Aku seumpama pohon ara ditengah padang
Berbatang kurus tangkainya berdaun jarang"

"Rindu...
Rindu ini sudah berkeping-keping tajam
Jadi serpihan menusuk hati yang dalam
Inilah kisah penantian disenja temaram"
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

BIDADARI PINGITAN

Kusembunyikan engkau dalam rumah cintaku
Pertanda kuatnya gelora asmaraku
Kupendam engkau dari pandangan orang lain yang tak pantas melihatmu
Itu semua karena rasa cemburu suciku

Andai saja aku bisa membawamu kemana aku pergi
Pasti engkau akan kubawa untuk menyertai
Namun keadaan terlalu egois tuk membiarkan itu terjadi
Akhirnya engkau terpaksa kutinggal pergi
Walau kutahankan perih tersisa di hati

Ketahuilah isteriku...
Saat jasadmu kutinggal pergi berlalu
Sebenarnya bayangmu hibur penat perjalananku
Jujur saja... Aku tak rela lihat rerumputan halaman rumah kita jadi layu
Hanya karena lihat engkau sedih dirundung rindu
Karena menunggu hadirku

Tidakkah engkau sadari...
Saat berpamitan kulihat langit-langit rumah berderai
Seakan akan runtuh bila keningmu kuciumi
Isyarat mereka tidak rela engkau kutinggal sendiri 

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Minggu, 12 Mei 2013

CINTA BUKANLAH SEGALANYA

Awalnya...,
Engkau berkata bahwa cintalah segalanya
Tapi toh nyatanya itu hanya di mulut belaka
Ketika gulma jiwamu tertusuk duri-durinya 
Engkau pun berkata cinta bayangan petaka

Sungguh...!
Engkaulah pendusta
Terburu menilai rasa sebalum kau merasa
Berlalu pergilah elok kau bersemedi di goa
Dan jangan kembali sebelum kau dewasa

Dengarlah...!
Cinta memang awal segalanya
Tapi cinta bukanlah segalanya


******* Oleh: Jay Sang musafiR_

BENCIMU TEMALIKU

Walau di hatimu yang tersisa hanya benci
Tapi yang pasti engkau masih mengingati
Dan itu sudah cukup buatku sebagai temali
Untuk mengikat dan merajut kembali
Paduan cinta yang hampir layu mati

Mungkin dalam hal lain aku mudah jera
Kan berpaling arah bila dilema melanda
Tepis abaikan gelora yang masih tersisa
Kemudian hilang mengirat tanpa berita
Selamanya....

Tapi dalam hal cinta aku sangat lemah
Berkali-kali aku dikhianati dan difitnah
Berkali-kali jua ku tabah dan mengalah
Redam semua nestapa walau gundah
Diatas puing cinta yang retak terbelah

Sungguh duhai kau yang jauh
di mata dekat di hati
Walau bencimu hadirkan jenuh
di dedanting hari
Aku akan tetap bersabar penuh
harap kau kembali
Moga bencimu menguap luluh
hadirkan cinta lagi


******* Oleh: Jay Sang musafiR_

AKU LANGITMU

Langit mempelangi menaungi
Bumi terhampar menopangi
Jadilah engkau bumi penguat untukku
Aku akan jadi langit pelindung bagimu
Yang selalu ada selalu
Saat engkau butuh atau tidak butuh aku

Dari dahulu hingga kini engkau terus menuntutku
Agar aku selalu ada untukmu
Kenyataannya... dalam sadar ataupun tidak sadarmu
Aku selalu memikirkanmu lebih dari inginmu
Bergelayutan di dedaunan jiwamu saat suka
Bertamu di branda bathinmu saat duka

Berkarat...
Sekarat... dalam penat
Itulah dukaku lalui hari bersamamu
Basah...
Bergemuruh... dalam asmara merekah
Itulah cakrawala kisahku denganmu

Sebagai langitmu...
Kan selalu kuteteskan rintik hujan
Saat engkau dalam lara
Untuk bumiku...
Kan aku buatkan sinaran mentari memeluk hangat pagimu
Dan sebagai langitmu...
Kan kuhadirkan rembulan
Dalam dendang malam bahagiamu

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_