Jumat, 26 April 2013

SELAMAT JALAN SAHABAT

(sebagai ekspresi wafatnya Ust. Jefri al-Bukhory)

Selamat jalan... Selamat jalan
Selamat jalan... duhai obor agama
Ruhmu terbang ditompangi burung dara
Melambung awan sambangi nirwana

Engkau yang dulu berteriak bagai singa
Kini terbujur tak berdaya
Engkau yang dulu bergerak lincah bak burung onta
Kini berselimut kain kafan dalam cahaya
Smangat dakwahmu smoga jadi teladan
Gelora ghirahmu yang selalu tergairahkan
Buat ummat yang butuh pegangan

Istirahatlah... istilahatlah dalam pelukan Tuhan
Istirahatlah... istirahatlah kami akan teruskan perjuangan
Nantikanlah kami akan menyusulmu keharibaan
Telusuri barzah raih keridhoan

******* Oleh: mo'Sang tafakuR_

Senin, 22 April 2013

APAKAH KALIAN PUNYA HATI

Apakah kalian tuli...
Hingga tak mendengar debaran hati
Apakah kalian buta...
Hingga tidak bisa melihat cinta diantara aku dan dia
Dan apakah kalian bisu...
Karena sebentar lagi kalian takkan biasa berkata-kata
Tuk hancurnya hati yang tersayat tersandera
Melihat dua hati hancur lembur berserakan
Sekarat sukma menyambangi kematian

Kalian tak bisa pisahkan langit dengan awan
Yang selalu rela saling bersentuhan
Kalian tak bisa pisahkan lembayung dengan burung yang pulang ke dahan
Mereka asyik sentiasa berpelukan

Lihatlah keteguhan cinta Adam dan Hawa
Begitulah ketusan hati aku dan dia
Lihatlah indahnya kisah Yusuf dan Zulaikha
Begitulah kisah suci mahligaiku tercipta

Biarkan... biarkanlah cintaku dan dia
Indah di peraduan
Biarkan... boiarkanlah asmaraku dan dia
Merekah di taman
Karena taqdir hidup telah ditetapkan
Agar gita cinta aku dan dia terabadikan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

KETIKA KEMATIAN JADI PILIHAN

Sejujurnya aku tak ingin meminta kematian
Karena meminta itu dilarang oleh Tuhan
Akan tetapi rasanya kematian sangat indah bersentuhan
Bila semua nestara seakan bertumpukan

Lari dari kehidupan memang bukan pilihan
Tetapi terkadang itu jadi rujukan
Ketika pandangan mulai gelap tanpa sinaran
Cahaya pancaran iman yang nyaris padam dan teredupkan

Duhai diri...
Belajarlah tentang kehidupan sebelum datangnya mati
Tentunya selami dulu kematian dalam hidup yang berduri
Ziarahi kematian sebeluim mati itu datang menghampiri
Lewati tabir barzah yang pilu tak mungkin dipungkiri
Menyambangi alam bawah sadar tanpa mimpi-mimpi
Tuk datangi kampung akhirat yang dinanti

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

Jumat, 19 April 2013

MAHKOTA YANG TERSISA

Diantara reruntuhan rasa
Kupunguti puing-puing mahkota yang tersisa
Kudamba semangat hidupmu terus bergelora
Teguhkan aku dalam titik nadir keterpurukan asa

Kurindukan sabarmu...
Menyapa lembut amarahku
Kunantikan hadir belaian asmaramu
Tepis gundah yang mencekik leher bathinku

Aku tak pernah mencari gemerlapan harta
Yang kucari hanyalah sayap bidadari pengembang jiwa
Aku tidaklah memburu kenikmatan semata
Yang kuinginkan mahkotamu selalu ada
Walau hanya sisa...
Mahkota itu bernama pengertian yang selalu bercahaya
Mahkota itu bernama kebersahajaan dalam menyapa

Mahkota tidaklah selalu berada di kepala sang puteri
Tapi dia berada di kedalaman hati bidadari
Tersimpan apik tersembunyi
Itulah dawai hati
Mahkota indah yang selalu membelai

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

ISTANA YANG DIJANJIKAN

Di tengah berkejambuknya prahara dunia
Ada masa untuk tuk berkhidmat
Di tengah kegaduhan malapetaka
Ada saat perbaharuhi sujud yang nikmat

Ada banyak sujud yang tidak membawa khusuk
Ada banyak yang tidak merasuk dalam rukuk
Bahkan tidak mau hanyut dalam alunan do'a dan dzikir
Lafaz dan gerakan tanpa ruh yang bergetar

Bila tidak bisa menjamin sujud yang diijabah
Maka perbanyaklah shalat sunnah
Bila tidak bisa yakin dengan rukuk yang makbul
Maka perbanyaklah shalat sunnah sebagai tambal

Nabi yang mulia telah janjikan istana mengkilat
Bagi orang yang rajin sujud sepuluh rakaat
Di huni para bidadari yang memikat
Dengan suara yang merdu dan memelas lembut

Raihlah  segera sepuluh rakaat
Bila ingin terus mengucur nikmat
Raihlah sepuluh rakaat
Niscaya akan dapat balasan pahala yang berlipat

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

TUHAN DAN PUJANGGA

Berawal dari nestapa di belantara jiwa
Resah berkepanjangan hingga terbiasa
Dari situlah lahir kata-kata sang pujangga
Apakah pujangga selalu ditakdirkan terlara???

Bila hidup pujangga selalu tersiksa
Lalu kenapa lahir puisi dan prosa suka cita???
Ataukah pujangga tak berhak dapat kebahagiaan???
Hanya bisa melahirkan sengasara berkepanjangan

Tuhan...
Berikanlah kebahagiaan kepada para pujangga
Agar tidak ada keserakahan dalam kepedihan kata
Yang merintih membuih...
Yang berurai berderai...
Yang tersungkur terkulai...
Yang meredam membasah...

Tuhan tidak pernah menyiksa
Karena Tuhan adalah rasa setiap manusia
Tuhan tidak pernah serakah
Karena Tuhan selalu menebar berkah
Bagi mereka yang selalu mau merekah

******* Oleh; mo' Sang tafakuR_

Rabu, 10 April 2013

SANG AYAH: senja berselimut awan

Angin bisa berlalu seperti serdadu
Musim bisa berganti laksana mentari
Bahkan masa bisa pergi seperti pencuri
Tapi rinduku tak pernah pudar duhai ayah sgalaku

Gurat lelahmu menawanku
Binar biasan pandangmu merajamku selalu
Sapaan lembut tuturmu sering mencuri kesendirianku
Engkau memang sosok ayah idamanku...

Bila aku terpuruk dalam jurang durja
Engkau selalu ada penopang gundah
Bila aku terbakar kobaran amarah
Engkaupun hadir meredam bara

Oh... Duhai Ayah...
Terbuat dari apakah hatimu
Semua jerat masalah engkau telan seperti obat
Walau pahit tapi diwajahmu tak terlihat
Walau sakit tapi air mukamu tak berombak dahsyat

Tubuhmu tegar bak gunung diterpa amukan topan
Sosokmu sangat tenang bak danau tempat angsa bercinta
Jiwamu adalah lautan cinta tiada bertepi menyerla
Suaramu sejukkan kemarau hati yang keronta
Tak habis pikir kenapa butiran doamu lebih indah dari senja berselimut awan

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

AYAT-AYAT CINTAMU


Ya Habibii...
Bagaimana mungkin engkau kukhianati
Bila cintamu terus mengalir bagai sungai
... Selalu tercurah tak pernah lelah basahi
Kegersangan dan keringnya taman hati
Hingga berbunga indah mekar berseri

Ya Habibi...
Bagaimana mungkin engkau tak kupercayai
Karena yang kau utarakan bukan hanya janji
Tapi ayat-ayat cinta terbentang sebagai bukti

Birunya langit menjulang tinggi
Putihnya awan berhias pelangi
Serta basah suburnya bumi ini
Lebih dari cukup sebagai bukti

Ya Habibii...
Tidaklah mungkin sayangmu kupungkiri
Bila tutur katamu saja lembut membelai
Melebihi angin sepoi dan sayap bidadari
Bahkan melebihi kelembutan itu sendiri

Terbaiklah...,
Engkau yang pernah kucintai
Tersalahlah..,
Bila suatu saat aku berpaling lari

******* Oleh: Jay Sang musafiR_