Sabtu, 29 Desember 2012

LANGIT TERBAKAR

Menabung azab tlah berkali-kali kulakoni
Mengundang murka langit terjadi acap kali
Mau kemana lagi diri ini kan kubawa?
Langit terbakar angkara murka dengan tingkah pongahku
Bumi muak dan sesak telanjangi aku
Benarkah ini adalah aku... ???
Ataukah itu adalah dirimu...!!!

Tapi....
Siapapun itu seharusnya harus tersadar
Jangan biarkan diri merana terbakar
Meregang nyawa yang terkapar
Dalam timbunan tanah jasad rebah tersungkur

Dari asa yang tersisa basah meluncur
Tetesan air mataku padamkan langit terbakar
Rintih redamku siram atmosfir yang dendam
Hibur diriku walau dengan harapan yang teredam 

Manik-manik air mataku terus mengalir
Menganak sungai banjiri altar barzah
Menghiba dalam munajat teggelam renyuh
Mengadu pada sang penghapus getir

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_


NASIB SANG PENYAIR

Kucoba kembali merangkai untaian syair
Walau muara jiwa telah kering tak lagi mengalir
Dalam perjalanan hidup yang kian getir... 
Berdebu buram bagai kehidupan sang musyapir
Gerah...
Tanpa tetesan embun dipucuk basah.....
Resah...
Kaki terpincang berat melangkah..........

Sesungguhnyalah...!
Kata-kataku telah rapuh tak lagi indah merayu
Senandung laguku tak lagi mengalun syahdu
Serulingku tak lagi merindui rumpun bambu
Sumbang..., bagai terompet tak memadu

Namun sekalipun begitu...
Tuntutan jiwa yang kian meronta tak bisa kujinakkan
Berdentam-dentam bagai suara dentuman tetabuhan
Menuntun hatiku yang kian lemah dalam kelelahan
Walau suara serak tapi syair ini terpaksa kujeritkan

Itulah nasib sang penyair...
Sama halnya dengan sang musyafir...

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

MUHASABAH AKHIR TAHUN

Menghitung hari
Menepi di hati
Menghela nafas dan menakari diri
Di penghujung tahun mengakhiri

Siapakah engkau...???
Dan siapa aku...!!!
Jawaban sunyi dari balik awan
Hanyalah kebisuan yang enggan

Diriku hanyalah seonggok daging membungkus tulang
Dirimu hanyalah tengkorak yang dihias
Kita hanyalah debu-debu tak berarti di ruang
Bagai angin kemana dia dihembus

Hinggaplah debu di air, niscaya akan suci
Hinggaplah debu di awan, niscaya akan merona bestari
Hinggaplah debu di padang pasir, niscaya akan digapai
Para musafir-musafir Ilahi....

******* Oleh: mo' Sang musafiR_

MALANG TAK BERBAU

Semusim berlalu dalam buaian asmara
Penuh gelora memabukkan jiwa
Saling menyayang menuai bahagia... 
Mengukir janji manis seia sekata
Setia...!
Sebuah kata terukir dihati kita

Kunyanyikan lagu disaat purnama
Kau berdendang ria pelengkap irama
Senyum simpulku menahan tawa
Merekah senyummu pipi merah merona
Bahagia...!
Walau tak terucap tapi jelas di mata

Hari demi hari pun berlari bagai bayang-bayang
Hingga setahun sudah kita larut dalam kepayang
Namun kenapa sayang...?
Tiba-tiba engkau berobah dipenghujung siang?
Curiga dan ragu...,
Menggelepar dihatiku tapi ku membisu

Bagaikan malang tak berbau
Hati ini resah gelisah penuh ragu
Tersibaklah tabir dimendung kelabu
Kau berpaling tangan tanpa setahuku
Hancur...!
Gambaran dari keping-keping qalbuku

Ohh...!
Kini semuanya hanya tinggal kenangan
Nostalgia hancur penuh kepahitan
Sepi mengiba tanpa senda gurauan
Dan yang terdengar hanya ratap igauan
Perih...!
Tumpahan dari rasaku yang terhujam

******* Oleh: Jay Sang musafiR_

PELANGI DI AMBANG SORE


Debat hati mulai menjutai membuah seribu kata yang tak pasti
linglung kemana arah kan melangkah kan kaki
sedangkan ilusi tlah mengitari indah nya sebuah mimpi
jiwa resah menggetir menjerit menjerit tanpa kusadari air mata tlh membasahi pipi
Besar pasak daripada tiang
mimpi mimpi membayang seoalah tak pernah menghilang
merangkul jiwa membakar hati yang kian menjulang
akan kah swma itu tersiar hanya untuk membuat ku terngiang

kelam...
kan kucoba tuk sllu menyungsung mu
tuk menghiasi hidup walaw tak seindah pelangi di penghujung sore nan lalu
kan ku helai hingga kan menjadi morgana terindah dalam sejarah hidup ku
menuai janji dan mimipi2 layaknya batu yang tlh membeku dalam Qolbu ku

kan kudayung SAMPAN ku hingga kelabuhan yg ku tuju
meski badai dan ombak berusaha tuk menerpaku
daripada keterapung di atas luas nya laut biru
yang kerak menghilang tertelan tanpa seorang pun yg tahu
ya robb...
kuhanya hamba mu yang sllu berharap
berharapa akan keindahan mu datang walaw hanya sekejap
kukan berjanji tuk tak pernah lari dari jalur mu meski itu terasa berat
karna tanpa kebahagiaan dan keindahan mu hidup ini tiada artinya dan tak obah nya bagai pemandu yg tersesat...

******* Oleh: Hamdiy Sang pewarna cint@.

KEMUNAFIKAN

Janganlah engkau bersendawa dalam lapar
Dan jangan pula berdendang lara dalam tawa
Buang jauh-jauh air mata yang terbakar
Takkan pernah kain kasar jadi sutra

Bersendawalah bila perut dirundung lapar
Ciptakan ritme sendu bila hati terpaut lara
Basahi embun hidupmu hingga sejuk merasuk sukma
Hingga tiada lagi kemunafikan yang mencabar

Kemunafikan warnai zaman edan
Terajut indah kasat mata
Hingga laris bagai tak ber-Tuhan
Menyembah berhala baru yang slalu dipuja-puja
Itulah kemunafikan berselimut kebaikan
Yang tak pernah kekal bertahta hampa

Duhai malangnya engkau manusia
Sia-sialah hidupmu bertabur gemeriap rasa dan hawa
Padahal takkan bisa semua engkau bawa
Dalam nestapa yang engkau bangun di alam baka

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

MENYENDIRI DI TEPIAN

‎Saat itu...
Dikala duka masih merajam
Disaat hati masih remuk-redam... 
Kalian cemooh daku
Kalian mencibir kaku
Jangankan menghibur...,
Malah makian yang menabur

Aku hanya tersenyum...,
Walau sakit tak berujung
Kemudian...,
Ku berlari jauh
Terseok-seok
Ku bersunyi-sunyi...
Tersisih sendiri
Tak seorang pun yang mengerti
Luka di hati bernanah tak terobati

Menyendiriku di tepian
Agar tangisku terbungkam
Dan riap oleh riak gelombang
Air mata yang menggenang
Hanyut bersama arus bandang
Timbul tenggelam...,
Menyembunyikan sisi laraku nan malang
******* Oleh: Jay Sang musafiR_

Jumat, 07 Desember 2012

SEPERTIGA MALAM AKHIR

Sepertiga malam itu saat khusuk yang meredam dendam
Duapertiga malam adalah manik-manik indah mutu manikam
Malam merambat sepi bagai makam
Membisu suara-suara bumi yang terbungkam

Di sepertiga malam akhir itu aku terlena bermuram
Mengelus-elus rasa menata malam
Tak sepatah kata berucap lirih bersahutan
Hanya air mata bertasbih bagai rintik hujan

Di duapertiga malam jelang subuh buta
Langit ampunan diketuk istighfar menjelma
Dua rakaat disujud fajar bagai cahaya
Biasan Rahman dan Rahim-Nya melebur dosa

Patah-patah do'a di sujud terkahir jelang fajar
Memelas rintih akan dahsyatnya sakratul maut terbakar
Allohumma barikli fil maut...*
Allohumma barikli fil maut...
Berkati aku saat sakratul maut tiba
Mudahkan saat tamu datang tanpa hiba
Amin ... 

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_

*  Do'a yg dianjurkan Nabi Saw disetiap sujud terakhir terutama di shalat sunat fajar

RINDU AMPUNAN

Dalam sangkar kehidupan ini aku ingin terlepas
dan bebas....
Membuka gerbang pertama kemuliaan hidup
Membentangkan sayap-sayap kejujuran diri

Tapi belenggu ini terlalu erat mengikatku
Menjeratku dalam bayang-bayang hitamnya
Sungguh ingin aku membukanya dan terbebas
lepas... selepas lepasnya

Mungkin terlalu sombong sujudku dalam perih
rintih air mata,
Hingga aku alfa akan kehidupan yang fana ini
Aku bukanlah orang yg sempurna untuk bisa
menjadi mulia di hadapan Mu

Tapi aku ingin menjadi hamba yang mendapat
ampunan Mu
******* Oleh: Satria Elang

NAMAMU JADI SOAL DAN JAWABKU

Namamu telah lama tersiar
Jadi sebutan dalam gemeriapnya pertemuan
Jadi ucapan disunyi-senyapnya perpisahan
Jangankan diawal pagi yang indah gemilang
Bahkan...,
Disudut-sudut malam yang sepi meremang
Namamu tetap jadi pujaan para peradang
Jujur....
Awalnya aku heran dan tercengang
Akan namamu yang selalu terngiang
Terdengar indah merdu berdendang
Membuat kuncup hati kian berkembang
Dan ruh kesadaran pun terbang melayang

Oh...,
Sebelum kita bersua dan bertemu
Keindahan namamu telah menjatuhkan hatiku
Menguasai dan bertahta dalam keseburan qalbu
Yang kusebut-sebut sampai rambut memutih salju
Dan sampai tubuh ini tertanam dibawah tumpukan batu

Cukuplah namamu sebagai soal dan jawabku
Dalam zikir dikeheningan malam dingin beku
Ya Allah....!


******* Oleh: Jay Sang musafiR_