Tatkala Benyamin saudara Yusuf tertahan di Mesir
Yakub meratap tiada henti dengan getir
Seraya berujar dengan air mata mengalir
Menanggung duka kian parah tiga puluh enam tahun tanpa akhir
Kehilangan Yusuf belum cukup, sekarang jantungku di gerogoti lagi
Anak-anakku, kenapa kalian meninggalkanku sendirian
Bagaimana aku bisa menanggung derita kehilangan kalian
Lihat, kehilangan ini telah menyakitkan dadaku
Mataku kini menangis darah
Siapa yang harus ku tangisi?
Siapa yang harus ku ratapi?
Yusufku... oh Kan'anku...
Dulu tiap kali kau kulihat, kau sinari gubuk gelap hidupku
Dan rumah muram hatiku
Belum cukup aku kehilanganmu
Kini akupun harus menanggung kehilangan bagian dari diriku
Hatiku terbakar karenanya
Hidupku lebih gulita dari sebelumnya
Putraku tersayang, apakah kau juga menderita
Setelah berpisah denganku begitu lama
Apakah tiap malam kau sirami peraduanmu
Dengan air mata perpisahan pilu?
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar