Aku tidak mau lagi berpuisi
Karena kata-kata hanyalah ilusi
Aku diam menahan biasan hati
Mulutku kukunci agar tidak mengata-ngatai
Tanganku kuikat agar tidak menari-nari
Aku talak tiga engkau duhai puisi...!
Tapi... Oh Tuhan!
Semakin kuredam biasan hati
Semakin merajam hingga jantung tergerogoti
Bungkamku terasa menusuk-nusuk terburai
Bisuku malah membuat kata-kata membrontak tuk melompati
Hufff...
Akhirnya aku menyerah pada puisi
Karena dia telah menyandera seluruh urat nadi
Rela atau tidak rela terpaksa aku berpuisi lagi
Karena cuma dia kawan sejati dalam sendiri
******* Oleh: mo' Sang tafakuR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar