Rabu, 23 April 2014

TAMASYA CINTA

Engkau menggebu merayu aku tiba-tiba
Mengajak mengitari pernak-pernik cinta
Yang tersebar disepanjang Samosir dan danau Toba
Disetiap inci danau dan tapak jejak udara

Aku terhenyak sesaat, ragu menggangguk mau
Merajuk engkau terus menatapku berharap
Hingga kuberi isyarat pertanda hijau
Jiwamupun bersenandung melompat-lompat tanpa berucap

Aku tahu engkau butuh tamasya cinta
Merekam kembali indahnya butir-butir cinta
Yang menetes di setiap dedauanan jiwa
Merembes meresap penuhi sukma

Aku juga ingin kisah ini tetap abadi
Menjadi manuskrip romansa sepanjang hari
Di ujung usia kita tetap membangun mimpi
Saling melengkapi dan menggenapi
Sampai penghujung sore senja setia menemani

******* Oleh: mo Sang tafakuR_ & bunda Melon

TAMASYA CINTA

Selasa, 15 April 2014

PESONA CINTAMU...IBU

Rindu teramat mendalam mencercah jiwa
Untuk sekedar lihat wajahmu sekejap pengobat hati
Suara marahmu tetap saja kurindui
Menimpali kasih sayangmu yang tiada habis kupunguti

Suara serakmu selalu bisa merobek sukmaku
Walau sebenarnya tak terlalu berharap menemuimu
Namun perihku tetap tersisa menjadi puing-puing sembilu
Waktu engkau belai rambutku di kakimu
Kutertidur seolah enggan berlalu
Sekejap memang tapi sangat berarti buatku
Sedikit memang namun membekas ke akar kalbu

Bila malam bertasbih jangkrik bersuara
Rinduku makin puas tuk lelehkan air mata
Bila malam makin larut membius manusia
Mataku masih terjaga terkenang engkau...Ibu
Sering kubasuh wajahku dengan airmata rindu
Semoga engkaupun sama merinduiku
Hingga palung-palung rindu ini bisa menggetarkan langit sendu
Dan bumipun menyahut kesucian perasaan antara aku dan engkau.... Ibu

******* Oleh: mo Sang tafakuR_

MENCURI PERHATIAN-MU

Menyadari kebodohan yang sangat awam
Membatasi diri dengan renungan mendalam
Kudapati bahwa tiada lagi pesonaku untuk-Mu
Terlanjur kunodai kesucian diriku
Dengan dosa yang membandung rahmat-Mu

Masihkah layak wajah-Mu menolehku
Masihkah ada lirikan-Mu terhadapku
Aku selalu mencari jawaban lewat ayat-ayat Mu
Kutelusuri lewat panggilan-panggilan asma-Mu

Ayat-ayatMu selalu berbicara ramah memberi harapan ada
Tapi aku minder seolah tak percaya
Termasukkah diriku yang mendapat kesempatan kedua???
Atau tak ada lagi kesempatan buat bersahaja

Sejujurnya...
Tak pernah bosan aku ingin mencuri perhatian-Mu
Tapi nyaris aku tak punya keindahan untuk itu
Mungkinkah tak ada lagi yang tersisa dariku???
Untuk sekedar Engkau bisa menatapku

Aku nyaris seperti gubuk reot yang hampir roboh
Tetapi ternyata tiang penyanggahku bantu aku tetap kokoh
Itulah suara-suara lugu anak-anakku yang berkah
Ilahi Robbi...
Aku tahu Engkau masih berikan rahmat-Mu
Karena ada peyanggah cinta-Mu kepadaku
Aku percaya jiwa suci mereka telah menggoda-Mu
Untuk tetap berkenan menerimaku
Suara-suara lugu mungil mereka telah merobek hati-Mu

******* Oleh: mo Sang tafakuR_

Minggu, 13 April 2014

AIR MATA ANAK-ANAKKU AKAN MENGGUNCANG ARSY-MU

Aku tak sanggup rasanya menatap mata mereka
Duhai Yang Maha Menatap...
Aku tak kuasa membuat miris hati mereka
Wahai Yang Maha Merasa
Mereka terlalu dini untuk kehilangan kehangatan cinta
Mereka adalah buah hati pelipur lara

Sajadah munajatku seakan tak kuasa
Membendung lara tiada terhiba sukma
Bila keputusanMu akan membuat luka
Parut lukaku pasti semakin menganga

Perihku dan anak-anakku kan tertoreh pada perut bumi terdalam
Jeritan histeris kami akan tembus langit teratas
Hingga akan terus mengguncang arsy-Mu
Dalam keterhibaan sepanjang masa

Untuk...
Menuntut kehebatan cinta-Mu yang selalu Engkau tabur
Menuntut lembut belas kasih-Mu yang selalu Engkau sebar
Menohok jantung kekuasaan-Mu yang tiada batas
Memohon keadilan pengharapan dari seorang pendosa dan tanpa dosa

Saat ini...cukuplah jeritan pilu anak-anakku mengguncang arsy-Mu
Ya Robbi... bila Engkau tak berkenan dengan ratapanku
Tak cukupkah kebisingan suara anak-anakku untuk mengusik tata surya kebesaran arsy-Mu???
Tak cukupkah air mata yang meleleh dari anak-anakku
Membanjiri tahta kebesaran-Mu???

******* Oleh: mo' Sang tafakuR_