pagi itu masih berselimut kabut berembun
saat kau titip salam pepisahan
kutarik nafas perlahan-lahan
huffff... menahan sesak di dada tertahan
ku abaikan burung camar yang menyapa pagi
ku abaikan denyut nadi pagi yang menggeliat lari
terasa gempa guncang tempat berpijak bagai cemeti
serasa guntur menyambar bumi terderai
kutertunduk terhenyak tatapi diri
kudapati sosok pujangga yang terluka
penyair yang terdera selaksa akutnya derita
akulah pujangga yang kehilangan puisi
******tafakuR_ciNta
Oleh: mo' Sang Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar